Membenarkan Perasaan

17 2 0
                                    

Tertulis kala itu, janjiku padamu dengan lafadz yang tidak main-main dan dengan tanda tanganku sebagai bukti kebenarannya,

Aku berjanji akan menunggumu mau bagaimanapun keadaanmu, aku akan selalu menunggumu.

Meski pada saat itu aku paham hatimu masih untuknya, aku sadar akan perasaanku yang tak dapat ku bendung lagi, aku mencintaimu benar-benar mencintaimu.

Tak banyak kata yang terucap, hanya dalam tatapan mata harusnya kau paham betapa dalamnya perasaanku, mulai hari itu kuputuskan hatiku untukmu.

Banyak yang telah kupertimbangkan tentang perasaan ini mulai dari ketenangan dan keyakinan hati, meski nanti ada dua keadaan, tentang siksaan serta kerinduan, tentang pertemuan dan perpisahan, tentang kepercayaan serta pengkhianatan.

Membenarkan perasaan bukanlah hal yang mudah, terlebih lagi saat kau tahu dia memiliki seseorang yang dicinta.

Berkali-kali ku yakinkan hati ini yang tidak seharusnya terjatuh, tetapi mau bagaimana lagi cinta tak bisa memilih pada siapa ia terjatuh dan berlabuh.

Saat itu aku harus belajar melengkungkan bibir ketika mata mulai berkaca-kaca, membiasakan rindu yang tak ada balasan darimu, membenamkan diri dalam kecemburuan yang tak seharusnya, serta menyakiti hati yang terus menerus berharap.

Yang aku tahu hanya satu, aku tak bisa jauh darimu, segalaku ada padamu namun semuanya semu, aku hanya diberi kesempatan membenarkan perasaan tapi tak diberi kesempatan untuk memperjuangkan perasaan, apalagi menerima balasan perasaan.

Hujan, lekas kembali sebagai teman meski cintaku tersamarkan oleh tali persahabatan tak apa yang terpenting kau tetap berada dalam dekapan.

Kembalilah meski hanya ketika kamu susah, aku slalu ada waktu.

Daily FeelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang