-Chapter 6-
----------------Dreamer------------------
"I never know about him, would you tell me?."
Justin Kidrauhl's POV.
Aku tengah mengemasi bukuku, setelah bel tanda jam pelajaran berakhir berdering. Hari ini aku sama sekali belum bertemu dengan Justmine, aku rasa aku harus menemuinya, mengingat bahwa aku akan mengikuti jadwal pelajaran tambahan bersamanya hari ini. Yeah...aku harus menemuinya sekarang juga.
Aku berjalan menuju ruang kelas Justmine, dan sebelum sampai di kelasnya aku sudah bertemu dengan gadis itu di koridor sekolah. Gadis itu melambaikan tangannya dan berjalan mendekatiku sambil menggandeng sahabatnya yang bernama Sheryl.
"Hey Justin, maaf karena tidak menemuimu tadi pagi, aku terburu-buru." ucapnya dengan penuh penyesalan.
"Tidak apa-apa, aku baru saja ingin menemuimu di kelas, tapi kau sudah ada disini. Aku hanya takut jika saja kau lupa dengan jadwal hari ini."
"Jadwal hari ini?!" ucap Sheryl dengan nada heran. "Jadwal apa?!"
"Jadwal kelas tambahanku bersama Justin Sheryl, kau ini lupa atau memang tidak tahu??." Justmine menjawab sambil menatap Sheryl.
"Jadi kau tidak pulang bersamaku hari ini??" Ya Tuhan, mereka malah berdebat di sini, mengacuhkanku sendirian.
"Tentu tidak Sheryl!, aku harus mengikuti kelas itu, bukankah kau sudah melihat jadwalku?"
"Tidak."
"Seingatku kau meminjamnya tadi!."
"Yeah, memang. Tapi aku hanya meminjamnya untuk melihat bingkai mata pelajaran tersebut, aku rasa itu bagus. Mungkin aku bisa menjiplaknya untuk tugas seni minggu depan."
Justmine mendengus, kemudian menolehkan kepalanya kepadaku. Akhirnya!!.. Mereka kembali menganggap keberadaanku.
"Kau benar-benar tidak pulang bersamaku?!" Sheryl kembali bergumam, yang menyebabkan Justmine kembali menolehkan kepala padanya. Oh.. Baiklah, dia mulai lagi...
Justmine menarik napas panjang. "Aku ada kelas tambahan siang ini Sheryl." ucap Justmine dengan nada lelah.
"Brrrr... Sayang sekali padahal aku ingin mengajakmu."
"Kemana?!" Justmine menaikkan kedua alisnya saat bertanya pada Sheryl. Aku menangkap setiap gerak-gerik gadis itu, yeah...dia memang cantik.
"Seperti kemarin!!."
"Kemana, aku benar-benar tidak mengerti!!." ucap Justmine yang tampaknya benar-benar tidak mengerti, begitu juga denganku.
Sheryl mendekatkan bibirnya ke telinga Justmine, dan berbisik kepadanya. Oh ayolahh... Mereka malah berbisikan sekarang, memangnya apa yang tengah mereka bicarakan. Justmine mengerutkan keningnya setelah mendengarkan bisikan Sheryl, yang membuatku turut serta mengangkat kedua alisku. Apa yang tengah mereka bicarakan?
"Kau akan melakukannya lagi?!." tanya Justmine sambil mengangkat kedua alisnya tinggi-tinggi. Dan hanya dibalas oleh Sheryl dengan sebuah anggukan. Justmine mendengus, "Baiklah, terserah kau saja. Tapi jangan bertindak bodoh seperti kemarin."
"Okay Justmine, wish me Luck!!. Bye Justmine. Bye Justin..." gadis itu segera pergi dari tempat itu setelah mengucapkannya. Aku mengerutkan keningku saat menatap Justmine. Dan gadis itu hanya mengangkat kedua bahunya untuk menjawab pertanyaanku. "Ayo..."ucapnya sambil berjalan mendahuluiku.
Tidak ada hal lain yang bisa kulakukan kecuali mengikuti langkahnya. Aku berbicara kepadanya setelah mensejajarkan langkahku dengannya. "Apa yang baru saja kalian bicarakan?."