Sebenarnya, kedelapan orang itu hanya merupakan kelompok biasa. Namun, bagi seluruh murid sekolah, mereka dianggap sebagai geng paling terkenal, terdiri dari orang-orang populer dengan segala kelebihan.
Pertama, ada Giselle Sekar Ayana. Murid teraktif yang menjabat sebagai ketua OSIS. Di kelas 10, ia berhasil menduduki peringkat paralel pertama di sekolahnya. Namun, semenjak disibukkan oleh seluruh kegiatan organisasi yang dipimpinnya, peringkat itu berhasil digeser oleh sahabatnya sendiri—Bobby.
Kedua, Bobby Bagastira. Dia cenderung tertutup dan lebih menarik diri dari keramaian. Jika saat itu Jean tak mengajaknya berkenalan, mungkin Bobby tetap menjadi si lelaki kutu buku yang suka berbicara sendiri. Meskipun begitu, ia berhasil menjuarai olimpiade pada beberapa bulan yang lalu. Kecerdasannya hampir seimbang dengan Giselle.
Ketiga, Jean Melviano. Siapa yang tidak kenal lelaki satu ini? Bahkan, sebagian kaum hawa sepertinya menyukai dia. Visual Jean itu seakan mampu menyihir orang-orang di sekitarnya, semua akan jatuh cinta ketika mereka bertemu pandang dengan kedua netranya yang tak kalah indah.
Keempat, Mario Dewa Kenandia. Kapten tim basket andalan sekolah. Selain Jean, Mario juga punya wajah yang tampan. Namun, keduanya sudah memiliki gadis pujaannya masing-masing, sehingga berapa banyak pun wanita yang terang-terangan mendekati mereka, pasti akan dianggap angin lalu semata.
Kelima, Alexa Putri Gardenia. Si cantik yang sangat jutek itu adalah gadis yang disukai Mario. Semua murid hanya sebatas mengetahui fakta kedekatan mereka, padahal nyatanya, ada perbedaan besar yang membuat mereka tidak bisa mengikat sebuah hubungan. Alexa dikenal layaknya preman, karena ia sering kali terlibat masalah dengan murid-murid pembuat onar.
Keenam, Naya Clarisie. Dia sempat mengikuti organisasi yang sama dengan Giselle, tetapi karena ia tidak bisa menghabiskan lebih banyak waktunya di luar rumah, maka Naya lebih memilih untuk berhenti. Jika Giselle sengaja mencari kesibukan untuk menghindari rumah, maka Naya justru kebalikannya. Dia sangat jarang ikut berkumpul dengan yang lain karena terlalu mengkhawatirkan ibunya yang sedang sakit-sakitan.
Ketujuh, Danu Sagara Fauzian. Lelaki itu dikenal sebagai pentolan anak IPS. Kepintarannya juga tak perlu diragukan. Banyak bakat terpendam dari dirinya. Hanya saja, Danu tidak mau repot untuk mengasah itu semua, ia sering kali menolak ketika pihak sekolah memintanya untuk mewakili perlombaan di berbagai bidang. Banyak juga yang menyimpan rasa kepada Danu, tetapi sampai saat ini, ia sama sekali tak tertarik untuk lekas membuka hatinya.
Terakhir, Aksara Devan Adhitya. Dia merupakan anak dari salah satu donatur sekolah itu. Orang tuanya mempunyai pengaruh yang besar di ibu kota. Semuanya akan segan terhadap Aksara dan begitulah murid-murid lain menyebut dia sebagai ketua geng. Aksara tidak pernah menganggap serius, tetapi rupanya Danu justru memberikan tantangan atas dasar hal itu.
"Jadi, apa yang harus gue lakuin?"
Aksara dan lainnya sudah sampai di sekolah. Tidak sulit untuk memasuki gerbang, tinggal manjat dan loncat, begitu pula dengan para gadis.
"Gampang, lo cukup masuk ke toilet, terus berdiri depan cermin tanpa pencahayaan apa pun sampe ada interupsi buat keluar," jelas Danu. "Kita bakal tunggu di aula, nggak jauh dari situ."
"Kenapa harus lantai tiga sih? Lantai satu 'kan bisa!" Naya melihat-lihat sekitar sambil mengusap lengan, merasa dingin sekaligus merinding.
Danu tidak menjawab, langkah kakinya terus mengarah pada tangga menuju tempat yang dimaksud. Sesampainya di sana, ia baru menatap Naya. "Lo mau tau kenapa harus lantai tiga?" tanyanya, Naya malah diam. "Karena menurut mitos yang gue denger, penghuni di sini biasanya kumpul di toilet cowok lantai tiga, apalagi kalau udah tengah malam."
KAMU SEDANG MEMBACA
DEATH GAME ; Mirror Myth (00 LINE)
FanfictionStatus : END [040419-101020] Revisi : [050723-280723] Di satu sisi, Danu berniat memberi tahu tentang Jean yang tak sengaja membunuh Viola---sahabat mereka sekaligus orang yang dicintai Aksara---dan di sisi lain, Danu juga ingin membongkar apa yang...