cw // violence
•
•"Lo gila, ya, Gis? Gara-gara ulah lo sama temen-temen lo itu pasti bakal ngaruh ke kita semua! Nama baik OSIS jelas akan tercoreng dan lo bisa apa buat selesain ini?!"
Giselle memejamkan kedua mata ketika makian itu terlontar dari mulut Nadine, partnernya yang menjabat sebagai wakil ketua, begitu mereka baru menginjakkan kaki di atap sekolah. "Gue tau gue salah, tapi gue yakin rekaman itu juga nggak akan tersebar luas gitu aja, Nad. Pihak sekolah nggak mungkin sebodoh itu."
"Lo bisa jamin apa?"
"Jabatan gue."
Nadine tersenyum sinis. "Jabatan? Lo ngorbanin jabatan kita hanya karena kecerobohan lo itu?"
"Enggak," sanggah Giselle. "Jabatan itu bakal dicabut buat gue dan kemungkinan besar, lo yang bakal naik nantinya."
"Lo anggap masalah ini enteng apa gimana sih, Gis? Kok lo setenang itu walaupun ancamannya berlaku?"
Giselle mengusap wajahnya frustrasi. Ia menghadap tepat ke arah Nadine. "Lo nggak tau se-stress apa gue hadapin masalah ini. Mending lo diem sebelum organisasi ini hancur karena perdebatan kita."
Bukannya diam seperti peringatan dari sang ketua, Nadine justru semakin menyudutkan Giselle. "Gue tau dari awal, lo emang nggak sebaik itu, 'kan? Semua sifat lo selama ini cuma topeng," tukasnya. "Gue yakin, murid-murid yang milih lo sebagai ketua, hanya karena lo cantik dan terlihat ramah. Padahal, nyatanya ...?"
"Apa maksud lo?" Giselle menatap dengan pandangan nyalang.
"Lo pikir gue nggak tau, kalau lo memanfaatkan Jean buat numpang terkenal? Lo nggak bakal sepopuler ini kalau bukan karena Jean, Gis. Harusnya, Jean jadi milik gue kalau lo nggak segatel itu buat cari sensasi. Dideketin Jean, tapi malah sok-sokan nolak. Emangnya lo semahal apa?"
Wajah Giselle memerah padam, terlihat sekeras mungkin dalam menahan amarah. Namun, seiring dengan kalimat terakhir itu, kesabarannya pun perlahan habis. Ia maju satu langkah, kemudian menarik rambut Nadine dalam satu hentakan.
"Jaga mulut lo," desisnya. "Jangan pernah bawa-bawa Jean dalam masalah kita."
"Nyatanya emang gitu, 'kan? Lo nggak lebih dari cewek cengeng yang nyari perhatian Jean-akh!" Ucapan Nadine terputus ketika Giselle semakin menguatkan tarikannya. Gadis itu tidak terima, ia kemudian membalas jambakan Giselle dengan penuh kebencian.
Keduanya masih tak terkalahkan, hingga tanpa sadar, langkah mereka semakin ke belakang. Tepat pada pinggiran rooftop, Nadine tiba-tiba menggigit lengan Giselle, membuat Giselle spontan mendorong gadis itu secara tak sengaja, menyebabkan Nadine terjatuh dari ketinggian empat lantai.
***
Jean dan Bobby sedang duduk santai di taman sekolah ketika teriakan yang memekik dari salah satu anak perempuan mengagetkan keduanya, bahkan mungkin seantero sekolah.
Kacau.
Murid-murid mendadak berlarian menuju suatu tempat, mengakibatkan kericuhan tidak dapat terbendung. Karena penasaran, baik Jean maupun Bobby juga ikut pergi untuk mengecek sesuatu yang menjadi penyebab kekacauan di jam istirahat begini.
Rupanya, sumber itu semua berasal dari lapangan. Banyak yang histeris di sana, melihat seonggok manusia tergeletak di tengah dengan kubangan darah.
Bobby terpaku di tempat kala melihat jelas siapa orang tersebut, sedangkan Jean menepuk-nepuk bahu Bobby dengan gerakan asal seiring tubuhnya yang bergetar.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEATH GAME ; Mirror Myth (00 LINE)
FanficStatus : END [040419-101020] Revisi : [050723-280723] Di satu sisi, Danu berniat memberi tahu tentang Jean yang tak sengaja membunuh Viola---sahabat mereka sekaligus orang yang dicintai Aksara---dan di sisi lain, Danu juga ingin membongkar apa yang...