Aksara melajukan mobil dengan kecepatan normal. Sore hari ini, ia hendak mengunjungi suatu tempat. Sudah lama rasanya tak pergi ke sana. Dengan ditemani musik bergenre favoritnya, Aksara tampak menikmati perjalanan. Sesekali ia melihat kiri kanan jalan yang kebetulan sedang lengang, membuatnya lebih cepat sampai di tempat tujuan.
Setelah mencari tempat untuk parkir, Aksara segera keluar mobil dan berjalan masuk dengan tangan yang menenteng sesuatu.
"Kak Aksa!"
Aksara tersenyum melihat bagaimana beberapa anak datang menyambutnya dengan riang. Ada pula satu anak yang berlari untuk lekas memeluknya.
"Ey, kangen nih, ya?" goda Aksara seraya menyamakan tubuhnya dengan tinggi anak tersebut.
"Iya, kangen banget. Kak Aksa udah jarang ke sini soalnya."
"Maaf, ya, Kakak baru sempet ke sini lagi. Nanti kapan-kapan pokoknya kita main seharian, oke?" Aksara mengusak gemas kepala anak itu. Lalu, ia beralih pada plastik di genggamannya. "Kakak bawain makanan nih buat dimakan bareng-bareng."
"Wah, makasih, Kak!" seru sang anak kegirangan sembari mengambil buah tangan yang diberikan Aksara
"Sama-sama," balasnya senang. "Oh, ya, bunda mana?"
"Itu bunda!"
Mengikuti arah yang ditunjuk, Aksara menoleh, kemudian mendapati seseorang yang barusan ia cari. Lelaki itu segera berdiri dan lantas menghampirinya.
"Aksara." Rupanya, wanita paruh baya itu langsung menyadari keberadaan Aksara sebelum sempat Aksara menyapa. "Tumben kamu ke panti sore-sore gini."
Aksara mencium punggung tangan wanita itu dengan sopan. "Iya, Bun. Nggak tau kenapa tadi tiba-tiba kepikiran buat ke sini."
"Kirain karena memang ada perlu," kata bunda. "Kamu baik-baik aja, 'kan? Lagi nggak ada masalah apa-apa?"
"Masalah? Enggak, kok."
"Syukur deh kalau gitu."
"Kak Aksa, minggu lalu ada perempuan ke sini, pakai seragam sekolah sama kayak Kakak."
"Masa sih?" Aksara mengarahkan badannya tepat menghadap pada anak tadi. "Kamu yakin seragamnya sama?"
"Iya, Kak. Livi yakin banget. Bahkan dia datang dua kali."
"Livi, bagiin makanan itu sama temen-temen yang lain, gih," timpal bunda yang lantas segera diangguki. Ia kemudian menaruh atensi sepenuhnya pada Aksara. "Ikut Bunda sebentar, yuk? Ada yang mau Bunda omongin."
Aksara menurut tanpa banyak bertanya. Keduanya melangkah lebih jauh dari anak-anak yang lain. Begitu dirasa tidak ada yang akan mengganggu mereka, bunda kemudian mulai berbicara.
"Apa yang Livi bilang itu memang benar, Aksa. Ada seorang perempuan seusia kamu datang ke sini, mencari anak yang bernama Raki Erlangga."
Kalimat tersebut sontak membuat Aksara bungkam. Dadanya tiba-tiba bergemuruh, ada perasaan tak nyaman yang membuat Aksara harus kembali pada ingatan masa lalu.
"Raki Erlangga ... itu kamu, Aksa. Dia nyari kamu."
Otaknya mendadak kosong, Aksara sampai tidak tahu harus bereaksi seperti apa ketika nama itu disebutkan.
![](https://img.wattpad.com/cover/183474376-288-k691006.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DEATH GAME ; Mirror Myth (00 LINE)
FanfictionStatus : END [040419-101020] Revisi : [050723-280723] Di satu sisi, Danu berniat memberi tahu tentang Jean yang tak sengaja membunuh Viola---sahabat mereka sekaligus orang yang dicintai Aksara---dan di sisi lain, Danu juga ingin membongkar apa yang...