Kini keluarga Arya sudah berada di rumah Ressa, mereka sedang menunggu Ressa diruang tamu.
"Zidan.... kamu sudah telfon Ressa?" Pak Afkar.
"Udah ko, paling lagi dijalan" Zidan.
"Lo, beneran yakin cara ini berhasil?" Ziva berbisik pada Zidan.
"Iya.. udah tenang aja" Zidan.
Namun ternyata semua tak sesuai rencana, Pak Afkar langsung memulai acara, dan akan mengambil keputusan tanpa persetujuan Ressa.
"Lebih baik acaranya kita mulai saja, dan keputusannya akan saya ambil"Pak Afkar.
"Oh iya, silahkan toh keputusan bapak juga mewakili keputusan Ressa" Ayah Arya.
"Nah, Arya kamu ngasih cincin nya nanti kalau nak Ressa sudah datang" Ibu Arya.
"Iya bu.." Arya.
Mendengar itu Ziva menginjak kaki Zidan.
"Awww!!" Zidan."Kamu kenapa Zidan?!!" Pak Afkar.
"Enggak ko pa" Zidan.
"Jangan buat kacau acara ini ya Zidan" bu Wina.
"Iya ma, Zidan sama Ziva izin permisi keluar dulu ya" Zidan menarik Ziva keluar.
"Lo kenapa sih nginjek kaki gue?!" Zidan.
"Ya itu!! Kenapa acaranya malah dimulai sekarang?!!" Ziva.
"Ya gue juga gak tau" Zidan.
"Ini mereka berdua kemana lagi??" Ziva, tak berselang lama satu mobil masuk ke halaman rumah.
"Akhirnya.. mereka dateng juga" Ressa dan Fian keluar dari mobil lalu berpegangan tangan, mereka juga memakai hoodie yang sama.
Mereka melewati Zidan dan Ziva begitu saja dan langsung memasuki rumah.
"Loh... nak Ressa?? Ini siapa?" Tunjuk ibu Arya pada Fian."Oh iya.... kenalin tante ini pacar saya" Ressa.
"Pacar??" Ayah Arya.
"Mohon maaf Pak, Bu... ini bisa kita bicarakan, lagipula saya sudah mengambil keputusan untuk menerima lamaran nak Arya" Pak Afkar.
"Emm.... tapi maaf ya Pak, Bu.. tapi keputusan yang diambil ayah saya itu tanpa ada persetujuan saya, jadi saya rasa itu tidak bisa" Ressa.
"Res... kamu ko gitu sih? Ini kita lagi lamaran loh" Arya.
"Emm... maaf ya Kak, tapi dengan tegas saya tolak lamaran Kakak, jadi mohon Kakak dan keluarga bisa paham" Ressa.
"Tidak Ressa!!" Pak Afkar.
"Jadi dimohon untuk meninggalkan rumah saya Pak, Bu, dan juga Kak Arya" Ressa.
"Yasudah saya dan keluarga permisi" ayah Arya kecewa.
Disaat keluarga Arya sudah pergi, kini tersisa Fian, Ressa, Zidan dan Ziva, yang sudah siap mendapat berbagai cecaran dari kedua orang tua Ressa dan Zidan.
"Kamu ini apa apaan Ressa" bu Wina.
"Ma.. Ressa kan udah pernah bilang, Ressa sama sekali gak ada rasa sama Kak Arya, yaudah Ressa tolak, dan kalo mama tetep maksa, kenapa gak mama aja yang nikah sama Kak Arya" ucapan itu sukses membuat Zidan dan Ziva tertawa.
"Sudah puas tertawanya?" Pak Afkar.
"Kamu ini gak mikirin perasaan mereka??" Pak Afkar.
"Perasaan ya?? Harusnya aku yang tanya sama papa, mama. Apa kalian gak mikirin perasaan Ressa?? Kenapa setiap Ressa suka sama seseorang selalu kalian halangin?? Kenapa??" Mata Ressa mulai berkaca kaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
My boyfriend is a gamers [completed ✔️]
Novela JuvenilCerita tentang Ressa cewe unik dan cerewet dengan berbagai kekuranganya namun satu kelebihanya yaitu sabar menghadapi sikap Fian. Fian cowo gamers yang dianugrahi ketampanan dan kepintaran namun cueknya melebihi doi yang gak peka peka. "Res!! Kena...