(REPOST)
Happy Reading!
-----
Dua hari setelah dinner yang dilakukan Violet dan Reo. Dua hari pula Violet merubah sikapnya. Biasanya Violet akan sering berceloteh ketika bersama kedua temannnya bahkan bersama Agam sekalipun tiada hari tanpa mengoceh.
Namun setelah matanya melihat foto itu, membuat Violet malas berbicara bahkan makan saja hanya satu hari sekali.
"Vio, lo mau makan apa? Biar gue sama Gabriel yang beliin." Tanya Nadine ketika dirinya dan Gabriel hendak ke kantin.
Violet hanya menggeleng lemah sebagai respon. "Nggak usah. Gue gak lapar. Kalian kalo lapar makan duluan aja."
Gabriel berdecak kesal. "Lo itu, tadi pagi gak sarapan, sekarang lo juga gak mau makan? Mau mag lo kambuh lagi?" Omelan dari Gabriel tak diindahkan sama sekali oleh Violet. Bahkan sekarang Violet menelungkupkan kepalanya di atas meja.
"Udah gue bilang. Kalo kalian lapar pergi duluan aja. Gue gak lapar sama sekali. Udah sana, nanti kantin keburu penuh." Usir Violet kepada Nadine dan Gabriel.
Gabriel yang mendengar hal itu, hendak membalas ucapan Violet. Namun, Nadine terlebih dahulu berkata. "Ya udah, Vio. Kalo lo lapar, lo bisa chat gue atau Gabriel. Biar nanti pas kita balik ke kelas kita bawain lo makanan." Selanjutnya Nadine segera membawa Gabriel keluar. Jika tidak, sudah pasti Gabriel akan melanjutkan sesi mengomeli Violet.
Setelah kedua sahabatnya pergi, Violet mengambil bantal leher di dalam tasnya yang dia gunakan sebagai bantal, selanjutnya ia mengambil satu kursi milik Gabriel untuk dijadikannya sebagai kasur dadakan. Violet melentangkan tubuhnya lalu mengambil jaket yang tadi pagi ia kenakan sebagai selimut menutupi bagian bawahnya. Dan ya, Violet berusaha tertidur dengan posisi seperti ini. Sebenarnya bisa saja Violet pergi ke UKS dan numpang tidur di sana. Namun, saat ini kelasnya tengah kosong dikarenakan jam kosong ditambah saat ini sedang berlangsung pertandingan futsal di sekolahnya -membuat sebagaian besar teman kelas Violet pergi menyaksikan pertandingan tersebut - dan hanya beberapa orang saja yang berada di kelas. Karena menurutnya aman untuk tidur dengan posisi seperti itu.
Jika membicarakan kejadian dua hari lalu, Violet enggan membuka suara. Pasca ia bertanya siapa cewek tersebut Reo langsung merebut benda tersebut dan berkata bahwa cewek tersebut bukanlah siapa-siapanya.
Tentu saja bukan hal itu yang diinginkan oleh Violet. Bukan, ia menginginkan sebuah penjelasan yang jelas-sejelasnya.
Sekarang Violet merasa tubuh tak enak untuk diajak jalan. Maka dari itu Violet menolak ajakan Gabriel dan Nadine ke kantin. Rasanya tubuh Violet seperti terpotong menjadi beberapa bagian. Itu semua karena Violet yang terus saja menangis ketika malam tiba. Terlebih Reo yang tak pernah absen menelponnya setiap saat.
Dingin bercampur panas. Itulah yang dirasakan oleh Violet beberapa menit kemudian setelah ia berusaha tertidur. Dengan berat hati, Violet membuka matanya melihat siapa yang telah jail melakukan hal iseng tersebut.
Agam. Itulah yang Violet lihat ketika pertama kali ia membuka mata. "Abang? Ngapain?" Tanya Violet. Sangat kentara bahwa dirinya sedang tidak sehat.
Agam mengisyaratkan lewat tatapan matanya agar Violet kembali ke posisi duduk. Dengan sedikit kesusahan akhirnya Violet dapat duduk dengan benar. Kemudian Agam duduk di sampingnya sembari meletakkan kantong plastik yang sedari tadi ia bawa.
"Abang mau ngapain ke kelas gue?" Tanya Violet, lagi.
"Menurut lo, gue mau ngapain? Lo tadi pagi gak mau sarapan di rumah. Bilangnya mau sarapan di sekolah. Sampai di sekolah bukannya sarapan malah murung, tidur-tiduran. Diajak sama dua temen lo malah nolak. Mau mag lo kambuh lagi?" Sembur Agam yang kelewat kesal melihat tingkah sang adik yang mogok makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Violet : Ketika si Angkuh Datang
Teen FictionDia Violet, 16 tahun. Terpaksa mengikuti olimpiade Kimia tingkat Nasional bersama seorang kakak kelas yang ia hindari. Sekuat apapun Violet menghindar dari dia, namun siapa yang bisa mengelak dari rencana Tuhan, bukan? Kisah kehidupan Violet yang mu...