Chapter- 8 Puisi untuk tuhan

15 5 0
                                    

'Ingatkan aku untuk tetap bisa bersyukur karna masih ada keluarga ku yang menyayangiku'

.
.
.

Saat mentari hendak menyebrang langit nan biru , namun dia berhenti pada atap rumahku , entah dia ragu atau hanya ingin menatap ku , tapi sungguh hari ini sangat panas dan cerah sekali .
Aku bergegas keluar rumah dengan senyum yg mulai mengembang , menatap langit dan melihat burung yg sedang terbang membuat ku ingin tetap menatap nya .

Hari ini aku berjalan menyusuri taman yg hijau , disana jalan nya masih dengan setapak batu , dipinggir setapak masih ada rumput hijau yg rapih. Aku melihat sebuah bangku taman dengan seseorang yg sedang menunggu , dia seorang bocah laki-laki yg mungkin berusia 9 tahun , dia membawa sebuah kertas dengan tangannya yg gemetar , lalu entah dari mana angin yang menghembus sekejap membawa awan hitam yg membawa butiran air yang hendak turun.

"Dekk?? Kok sendiri aja ??? Engga main sama temen kamu ??" Sapaku pada bocah itu , lalu dengan perlahan dia menatapku sayu , entah mengapa seperti nya anak ini muka nya pucat .

". . . (Gelengan Kepala)" Dia hanya menggeleng saja

"Orang tua kamu kemana dekk??" Tanyaku lagi dengan lembut

". . "Tidak ada jawaban , namun dia menatap seseorang yg sedang duduk di pinggir trotoar tempat bermain anak , orang itu terdiri dari seorang perempuan dan laki-laki yg paruh baya , mereka tampak menangis , memeluk dan saling menguatkan . Entah berapa lama aku menatapnya tanpa sadar aku menoleh ke arah kiri ku dan bocah tadi sudah tiada .

Hari semakin gelap , bukan karna sudah sore namun sepertinya hujan sudah tidak sabar ingin jatuh padaku . Aku bergegas mencari tempat teduh , namun sebelum pergi aku melihat kertas yg bocah tadi pegang , aku lalu membawa nya .
.
.
.

Hujan dengan derasnya terus mengguyur atap halte bus , ahh untung nya sebelum hujan aku sudah sampai di halte bus . Aku membuka dompet yg basah luarnya saja karna tempat ku duduk sedikit berair , lalu aku tersadar untuk membuka kertas anak tadi . Aku melihat dan isinya . . .

Deras hujan memanggil
Tuhan menyuruhku bergegas Kembali
Untuk tak temui mereka yang ku cintai
Singkat waktu begitu tajam
Mamahku , rindu tak kunjung hilang
Papahku , menantiku hingga menua

Maaf , tuhan telah menjagaku
Dia berterima kasih , padamu yang telah menyayangi dan merawat ku

Mamah , Papah 'Aku Pergi'

.
.

Begitu lah isi puisi nya , sampai pada saat ingin bergegas berdiri lalu di depan halte bus terdapat kubangan air yg cukup luas dan sebuah mobil melaju cepat ,, Lalu . . .

Ting Tong . . Ting Tong . . Ting Tong

'Faajjaarrr . . . bukain pintunya , kakak di luarrr ???' Seorang wanita memanggil , lahh seperti nya aku kenal suara itu .

"Haaahhhh . . . kok aku di kamar sihh ??" Tanyaku pada diri sendiri , yg masih bingung tadi seperti nyata .

'Cepetaan FAJARRR' Tersadar akan lamunan ku dengan teriakan ka Nadia .

.
.
.

"Kok Kamu lama banget sihh bukain pintunya ?? Katanya mau pergi ?? Tapi malah Tidur" Tanya Kak Nadia padaku yg sedang memikirkan mimpi tadi

'Kok bisa yaa ?? Siapa bocah itu??' ' Sudahlah' Kataku dalam hati .

.
.
.

Menurut kalian siapa Bocah itu??? Bisa beri jawaban d komentar yaa ! Jangan Lupa tekanyaa!! MAAF Jika ada typo dan pendek , itu emang rencana pada awal untuk melanjutkan tapi tidak lebih dari 500 Kata

Galeri Sastra FajarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang