Chapter 2 - Apa yang Aku rasakan?

33 5 0
                                    

"Hahh??" Ucap gue kaget , kenapa gue kaget sebab laras begitu lugas dan betapa jujurnya dia bahwa kita ingin lebih dekat . Dan seberapa pun gue bilang TIDAK dia pasti bilang gue akan berusaha buat gue jatuh pada pelukan laras .
.
.
.
Baiklah , laras sudah mulai mengakui perasaan nya . Oke gue akui laras emang cantik , bahkan lebih dari cantik , tapi dia gak pantes buat gue yang orang biasa , hanya bergelut dengan buku apalagi yang sering merenung saat pulang sekolah di galeri seni .

Saat ini gue berada di galeri seni , melihat para lukisan yang di buat oleh para seniman dengan tulusnya dia mencurahkan rasanya pada lukisan tersebut .

Ahh udah hampir gelap , gue harus cepat pulang , tapi mana ada angkutan umum jam segini .

Ttiiiiinnnn tttiiinnnnn

"Mau bareng gak jar?? Gue sekalian ke rumah lo mau ke kak nadia nih??" Ujar putra yang memberikan tumpangan

"Ohh !! Iyaa boleh , BTW lo ngapain mau ke kakak gue?? gue curiga , lo kan raja playboy di waktu smp??" Jelas gue sambil memasang wajah mengintrogasi putra
"Gue cuma mau kembaliin buku yang gue pinjem sama kak nadia , dia kan sama kaya lu , suka baca buku tapi kak nadia gak suka buat karya" Jelas putra dengan lugasnya .
.
.
.
Terasa sekali dinginnya malam ini , gue sedang duduk di meja belajar dengan pikiran yang entah kemana , dan gue mulai memikirkan sebuah puisi .

Belum Ada Cinta Diantara kita

Hamparan tanah kering
Menyambut hujan jatuh di atasnya
Sebab dia telah merisaukan tak akan ada cinta yang bersemi

Kita berusaha menjaga nya
Menemukan mata air untuk kau kembali bersemi
Kita harus merawatnya
Menghijaukan cinta yang telah berguguran di padang savana

Dan , sekarang
Kita merasa risau , sebab masih belum ada cinta diantara kita

Tertulis : Fajar Dwi Azhmawi
.
.
.
"Pagi kak Nadia??" Ucap gue dengan wajah menyeringai

Galeri Sastra FajarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang