"Ini desain yang kubuat untuk dekorasi nanti." kataku sambil menyerahkan konsep ke salah satu temannya Bakti.
"Wow... Kamu bikin bagus sekali. Aku simpan ya." balasnya.
Hari ini, seperti biasa aku ikut kegiatan rapat. Tidak lupa kuajak Aisha. Rapat tersebut tentang rancangan dekorasi untuk pesta kelulusan nanti. Maka tak heran, Bakti menunjukkan aku sebagai anggota tim dekorasi karena menurut info, aku orangnya dibilang sangat kreatif.
"Hari ini cukup sekian ya. Besok kita akan lanjut rapatnya." kata Bakti.
Usai rapat berakhir, kami langsung segera berkemas peralatan rapat kami. Ketika kami sedang berkemas, aku mendengar suara petir yang sangat keras. Tak lama, hujan langsung turun dan deras.
"Waduh.... kalau begini, kita tidak akan bisa pulang. Hujannya deras nih...." kata Aisha yang langsung panik.
"Ehmmm.... Daripada panik mending kita belajar bersama-sama di kelas selagi menunggu hujan reda." kata salah satu anggota tim dekorasi.
"Ide bagus...." balas Aisha yang langsung mengeluarkan bukunya.
Belajar.....
Oh belajar....
Entah sampai kapan bisa berakhir....
Kuharap secepatnya bisa selesai..."Jadi, ini rumus aljabar jadi X-Y sama dengan bla...bla...bla..." kata Aisha sambil mengajari kami matematika yang pada dasarnya tidak tahu apa-apa.
"Wah bingung sekali ya rumusnya. Jadi malas mau belajar nih..." kataku sambil menulis rumus yang dia diktekan.
"Aku ijin ke toilet dulu ya." kata Bakti sambil berjalan keluar.
Satu jam kemudian....
"Koq, Bakti lama banget ya.... di toilet?" tanya salah satu temannya yang curiga.
"Pasti.... Boker kali nih dia." jawab salah satu temannya juga.
Entah kenapa, aku merasakan firasat tidak beres tentang Bakti ya?
Tanpa berpikir panjang, aku langsung pergi mencari Bakti di toilet. Tetapi, entah kenapa aku tidak dapat menemukannya. Aku mencari seluruh toilet tetap tidak ada.
Zappp.....Zappp.....Zappp
Mati lampu. Oh tidak! aku tidak bisa melihat apa-apa. Entah kenapa, aku merasa panik dan ingin berteriak.
Kuambil handphoneku, lalu menyalakan sinarnya dan berusaha kembali mencari Bakti. Ketika aku menuju pintu keluar toilet, aku merasakan ada yang mengikutiku dari belakang.
Aku mencoba mengarahkan senternya ke belakang, tetapi tidak ada. Karena takut, maka aku lari. Lari sekencang mungkin. Tetapi, ketika aku berhasil keluar aku terpeleset karena lantainya licin.
Diriku rasanya, terbang dan membentuk diriku hampir terpental ke belakang. Aku langsung menutup mataku dan berpikir tidak ada yang menyelamatkanku.
Aku harap seseorang datang menyelamatkanku
"Dapat...."
Mataku langsung terbuka dan melihat ada seorang yang benar-benar menyelamatkanku. Dia adalah Bakti.
Sudah kuduga, dia pasti menyelamatkanku....
Entah kenapa, diriku langsung berdetak kencang ketika berlama-lama melihat wajahnya.
Aku ingin sekali seperti ini.... didepan matanya yang sangat indah....
"Melanie, apakah kamu baik-baik saja?" tanya Bakti yang langsung membuyarkan lamunanku.
"Oh iya, aku baik-baik saja. Bakti, kamu tadi itu dari kemana saja. Soalnya, aku mencarimu tahu..." kataku dengan perasaan khawatir terhadapnya.
"Sebenarnya, saat aku baru keluar dari toilet, aku menerima panggilan masuk dari temanku. Jadi, aku keluar dari pagar sekolah. Memang lama percakapan lewat telepon memakan waktu sampai satu jam. Saat udah selesai, aku kembali ke kelas dan mengetahui kalau kamu mencariku makanya aku datang mencarimu."
"Oh begitu.... Aku kira kamu kenapa-kenapa loh..."
"Ehmm.... yuk masuk kelas, semuanya sudah menunggu kita loh..."
Kejadian itu membuatku seperti...
Bagaikan mangga yang jatuh dari pohonnya dan seseorang yang datang menangkapnya.***
Malam itu, aku bermimpi kalau aku adalah seorang putri. Aku diculik oleh sekelompok penjahat dan berteriak minta tolong agar ada yang bisa menyelamatlanku.Untungnya, ada seseorang yang datang menyelamatkanku dan dia adalah pangeran yang kusukai, Bakti. Dia menumpas penjahat hingga terkapar.
Hatiku langsung berbunga ketika melihatnya.
Tetapi, tiba-tiba ada suara teriakan yang berasal dari seseorang tidak asing tak lain adalah ibuku.
"Melanie, waktunya makan malam. Jangan tidur melulu....!"
Kadang, ibuku suka teriak jika aku tidak disuruh. Makanya, kadang aku harus tutup telingaku jika suara beliau terdengar sangat nyaring.
***
"Melanie, ada sesuatu yang penting, yang harus ibu sampaikan kepadamu. Nanti, saat kamu sudah lulus sekolah, kamu langsung harus kuliah di kota. Semua biaya sudah ditanggung oleh pamanmu, jadi kamu tidak usah khawatir ya...." kata ibuku sambil makan.
"Apa?! Ini kan sangat mendadak bu?!"
Tidak tahu harus berkata apa, percuma saja jika aku membantah karena apapun keputusan yang dibuat oleh ibuku adalah tidak bisa diganggu gugat.
Oh.... Pangeran....
Oh.... Pangeran....Aku ingin sekali dekat denganmu dan bersamamu dimanapun kamu berada....
Tetapi kenapa harus ada rintangan yang menghalangi kita....
Oh betapa malangnya diri aku...
Entah kapan, kenapa diriku merasa panik ketika mengetahui sesuatu yang mendadak. Maka dari itu, aku memutuskan keesokan paginya bertemu dengan Bakti.
***
Paginya, aku pergi mencarinya di kelas. Ketika diriku mulai masuk ke dalam kelasnya, tanpa sengaja aku mendengar suara percakapan Bakti dengan seorang cewek di kelasnya."Bakti.... Nanti malam, kamu ada waktu gak? Soalnya, aku ingin ajak kamu makan malam di luar."
"Wah... Kebetulan tuh, aku juga ingin ajak kamu makan malam juga..."
Entah kenapa, mendengar percakapan antara mereka berdua sangat membuatku sakit hati.
Diriku seperti kehilangan harapan atau pasrah.
Bimbang....
Tidak tahu harus berbuat apa....
Haruskah aku menyerah?
KAMU SEDANG MEMBACA
Dirimu
RomanceEntah kenapa aku selalu memikirkanmu tanpa berhenti, ingin sekali bersamamu walaupun banyak rintangan....