15 : Sunflower (Revisi)

12.5K 1.2K 179
                                    

Disclaimer : Naruto bukan milik saya

Don't like don't read

Warning : Bahasa tidak baku, EYD tidak sempurna, karakter OOC

.

.

15 : Sunflower

.

.

Sasuke melipat tangannya di dada. "Saat kau mengatakan hendak pergi camping bersama Sarada aku tidak membayangkan... ini."

Hinata dan Sarada hanya tertawa kecil sambil melanjutkan kegiatannya memanggang marshmallow di dekat api unggun yang mereka buat.

"Papa, berkemah di halaman belakang rumah lebih baik daripada berkemah di gunung."

"Dan juga lebih murah." Bisik Hinata perlahan.

"Kalian berdua mendirikan tenda dan menyalakan api unggun di atas rerumputan. Apakah kalian tahu perbuatan kalian ini telah merusak rumput dan taman yang dirawat dengan susah payah?"

"Emm...." Hinata dan Sarada saling bertukar pandang.

"Sudahlah, lupakan saja." Sasuke tidak ingin menjadi pria jahat yang merusak kesenangan anak dan istrinya.

"Mau ini?" Hinata mengulurkan marshmallow ke arah Sasuke.

"Tidak. Untuk kalian saja." Pada akhirnya Sasuke turut bergabung bersama kedua orang itu yang duduk mengelilingi api unggun. Untung saja saat ini musim semi. Sasuke tidak bisa membayangkan Sarada dan Hinata tidur di dalam tenda sambil menggigil karena dingin.

"Apakah papa juga ingin tidur di tenda?"

"Tentu saja!" Jawab Hinata dengan penuh antusias. "Kita bertiga akan tidur bersama malam ini. Tenda ini cukup besar untuk kita bertiga!"

"Aku lebih suka tidur di kamar." Tolak Sasuke. Lebih nyaman tidur di atas kasur yang empuk daripada tidur di halaman seperti ini.

"Papa... ayolah... tidak setiap hari kita bisa tidur di tenda." Bujuk Sarada sambil memasang ekspresi memelas. Bocah itu tahu betul jika papanya tidak kebal ketika melihat ekspresi ini.

"Uhh... baiklah."

"Hore!"

Ternyata berkemah di halaman belakang bisa sangat menyenangkan. Mereka bertiga saling bercanda dan bertukar cerita sambil sesekali menyantap cemilan yang telah disiapkan sebelumnya.

Acara api unggun mereka selesai ketika Sarada menguap lebar. Bocah itu sudah mulai mengantuk saat malam semakin larut. Ini adalah kali pertama mereka bertiga tidur bersama dalam satu selimut. Nampaknya Sarada sangat senang bisa tidur di tengah. Bocah manis itu tertawa kecil saat kaki mungilnya tanpa sengaja menendang Hinata dan Sasuke.

Sasuke mengetuk kepala anaknya. "Sarada, tidurlah. Ini sudah malam. Besok pagi kita akan pergi mengunjungi nenek."

"Kapan-kapan kita berkemah lagi ya?" Sarada berusaha menahan kantuknya.

"Mm."

"Papamu akan mengajak kita berkemah di gunung sehingga kita bisa menikmati pemandangan matahari terbit. Iya kan Sasuke?" Tujuan Hinata mengatakan ini agar mereka bertiga bisa pergi piknik.

"Benarkah itu, papa?" Tanya Sarada dengan penuh harap.

Memangnya Sasuke bisa menjawab apa selain menyetujuinya?

"Aku merasa senang karena Hinata-san hadir dalam kehidupanku dan papa... karena Hinata-san membuat aku dan papa menjadi bahagia setiap hari..."

"Aku juga merasa senang bisa menjadi bagian dari hidup kalian." Hinata bisa merasakan kedua matanya menjadi basah. Samar-samar Hinata bisa merasakan tatapan Sasuke yang ditujukan padanya.

Diamond (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang