Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Hahaha sini kejar Kakak"
"Ih Kakak kembaliin boneka aku huaaaa"
Seorang gadis kecil merengek ketika boneka kesayangannya direbut oleh Kakaknya. Mereka berlarian disebuah halaman rumah yang terlihat megah dengan pagar rumah yang menjulang tinggi ke atas. Sang Kakak yang senang mengerjai adiknya itu terus berlari sambil membawa boneka kesayangan adiknya.
"Sini ambil kalo mau bonekanya haha"
"Kakak!!! Jiheon aduin nih ke mamah!" Jiheon kecil merenggut kesal dengan mengerucutkan bibirnya lucu.
"Ah ga seru mainnya ngadu mulu" Sang Kakak berhenti berlari lalu mengahampiri adiknya.
Jiheon pura-pura kesal dan memalingkan wajahnya dari sang Kakak, melipat kedua tangannya didepan dada tanda ia sedang marah.
"Yah.. jangan marah dong"
Jiheon tetap memalingkan wajahnya dari sang Kakak.
"Yaudah deh nih bonekanya Kakak kembaliin" Ucapnya sambil menyodorkan boneka ke Jiheon.
Jiheon melirik dengan sudut matanya, bersiap akan membawa boneka little pony nya itu tapi sang Kakak menarik kembali bonekanya dan berlari dengan Jiheon yang mengerjarnya.
"Ihhh Kakak!!"
"Hahaha Kakak tau kamu pura-pura ngambek, sini kejar lagi haha"
Tiba-tiba Jiheon terjatuh karena tersandung akar pohon yang merambat ke permukaan tanah. Sang Kakak berhenti berlari dan menghampiri Jiheon yang menangis.
"Huaaaaaa"
"Eh, Jiheon ga papa kan?" Ucapnya berlari menghampiri Jiheon dengan khawatir.
"Lutut Jiheon sakit huaaaa" Jiheon menangis sambil memegang lututnya yang sedikit berdarah karena tergores.
"Maafin Kakak ya udah bikin Jiheon luka" Ia menyesal karena telah membuat adiknya terluka, lalu meniup-niup lukanya agar tidak terasa perih meskipun itu tidak membantu.
"Nih bonekanya Kakak kembaliin, jangan marah ya Kakak minta maaf udah bikin Jiheon luka"
Jiheon masih sesenggukan, menerima bonekanya dan mengangguk lucu "Iya Jiheon maafin"
"Kakang sayang Jiheon.."
"Jiheon juga sayang Kakak.."
'Tes'
"Kakak.."
Jiheon terbangun dari tidurnya dengan mata yang sedikit basah, ia baru saja bermimpi masa kecilnya dengan sang Kakak. Entah mengapa setiap ia bermimpi dengan Kakaknya selalu mengeluarkan air mata.
