“Sahabat akan selalu ada di saat kamu bahkan tak memanggil namanya.”
~~~~
Seperti hari-hari biasanya, Tiara bangun dari tidurnya. Dengan pakaian yang sama terlihat setelah ia menyibakkan selimut yang menutupi tubuhnya, membuatnya sedikit malu, bagaimana bisa ia tidak terbangun di saat ada seseorang yang dengan susah payah menggendongnya sampai ke lantai 2.
Saraf di otaknya mulai berpikir, siapa yang memindahkan atau menggendongnya sampai ia tidur di ranjang? Apa mungkin itu ayahnya atau orang lain? Kalau itu Ozy, ia tak harus menahan malu karena harus melihat kamarnya yang masih berantakan.
Tiara mengibaskan tangannya di depan wajahnya, berhenti memikirkan hal yang sudah pasti. Tiara mendongakkan kepalanya untuk melihat jam dinding di kamarnya, dan betapa terkejutnya ia saat jam menunjuk antara angka 5 dan 6. Bisa-bisa ia telat datang ke sekolah kalau setiap hari ia bangun melebihi waktu subuh.
Setelah mengambil barang yang diperlukan untuk mandi, wanita itu segera turun dan membersihkan diri. Ketika sampai di anak tangga terakhir ia disapa seseorang yang selalu ada di dapur setiap pagi menyiapkan sarapan.
“Ana sayang mandinya jangan lama-lama ya,” ucap Rania mencondongkan badan melihat anaknya yang baru saja turun lalu masuk ke kamar mandi.
“Iya bun. Bentar doang kok nggak lama,” jawab Tiara di dalam kamar mandi.
•~•
Seorang lelaki masih berada di alam mimpinya. Suara alarm pun tak bisa mengganggu tidur nyenyak-nya. Tak berapa lama lelaki itu merubah posisinya namun matanya masih menutup rapat.Yah setidaknya manusia yang satu ini telah menunjukkan tanda kehidupannya.
Suara derap langkah kaki yang cepat mendekati kamar tidur milik lelaki ini, dengan tak sabaran dan deru napas yang memburu dibukanya pintu kamar tersebut.
Kalau kalian ingin tahu, orang ini adalah alarm yang sesungguhnya.
BRAK!
“KAK OZYYY!! CEPAT BANGUN INI SUDAH JAM BERAPA, PEMALAS SEKALI,” teriak seorang gadis dengan lantang tanpa memedulikan jika suaranya itu bisa didengar tetangga.
Dengan energi yang belum sepenuhnya terkumpul, Ozy mendudukkan tubuhnya, ia mengucek sebelah matanya. “El, suara kamu itu dikecilin, bisa? Ganggu tetangga.” tuturnya melihat rupa sang adik samar.
“Suruh siapa susah dibangunin,” balasnya ketus.
“Oke-oke, kakak minta maaf, ya," ucapnya dibalas anggukan kecil adiknya.
“Cepatlah mandi, aku lapar, kak,” rengek si gadis memanyunkan bibirnya.
Ozy tersenyum paham. Adiknya itu sudah menunggunya. “Siap tuan putri,” jawab Ozy dengan posisi hormat bak seorang tentara. Gadis kecil bagi Ozy itu segera pergi dan menunggunya di ruang makan.
Setelah selesai mandi, Ozy dengan setelan baju rumahnya berdiri di depan kompor menyala, melakukan kegiatan rutinnya memasak sarapan pagi. Setelah selesai ia segera menyajikannya dan menyantapnya bersama adik tercintanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/84463984-288-k996589.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bestie [On Going]
Novela JuvenilFauzi Adlan Dhamala dan Tiara Ana Diwata adalah dua insan yang tidak sengaja bertemu saat mereka kanak-kanak. Pertemuan mereka berlanjut hingga Sekolah Dasar. Itulah yang membuat hubungan mereka menjadi sahabat. Ozy- nama keren katanya, berjanji sel...