“Tak peduli rasa sakit yang mengakar, keluarga tak pernah bisa tergantikan.”
~~~~
Ozy telah siap dengan setelan seragam sekolahnya meskipun hanya bawahannya saja karena sekarang lelaki itu tengah membuatkan sarapan untuknya juga ayah dan adiknya. Memasak sudah menjadi kegiatan sehari-harinya mulai dari matahari terbit sampai tenggelam kembali.Aroma masakan yang lezat buatan Ozy mulai tercium, Banu keluar dari kamarnya dalam keadaan setengah sadar. Ozy menyapa ayahnya ketika pria itu membuka lemari es mengambil sebotol air dingin.
"Pagi yah.." Ozy tetap tersenyum meskipun ayahnya diam saja.
Setelah meminum sebotol air, Banu melangkahkan kakinya kearah kamar mandi, suara muntahan terdengar dari sana. Ozy yang tengah mencuci tangannya setelah memasak hanya bisa bergumam. "Kapan ayah berhenti."
Ellora keluar dari kamarnya bersama ransel yang ditenteng tangannya. Hari ini gadis itu mengubah penampilannya terutama di area kepala. Rambutnya ia gerai tanpa diikat satu helai pun. Langkah kaki Ellora berhenti tepat di meja makan. Setelah mencuci tangannya, Ozy berbalik. Lelaki itu terperangah melihat penampilan baru adiknya.
"Kak, mulutnya tolong dikondisikan." gadis itu berujar dengan dingin lalu mengambil tempat duduk seperti biasanya. Berseberangan dengan Ozy.
Ozy langsung mengatupkan mulutnya lalu duduk di tempat favoritnya. "Cantik El, tumben digerai. Lagi naksir cowok ya..." Ozy menggoda adiknya, Ellora langsung sewot. "Apaan sih kak?! El lagi pingin doang. Salah?!"
Ozy tidak marah meskipun dibentak adiknya. Lebih baik seperti ini daripada tidak ada percakapan sama sekali. Sandiwaranya belum dimulai kan?
"Kakak bercanda El, ya udah ayo makan." Ozy mengajak adiknya untuk sarapan.
Hari ini menunya nasi goreng spesial pakai telur. Masing-masing dari mereka mengambil nasi goreng yang sudah Ozy pindahkan ke mangkuk berukuran besar lalu ditambah telur mata sapi diatasnya. Sarapan pagi ini mereka santap dengan khidmat.
Meong~
Meong~Si kucing hitam putih mendatangi kaki Ozy, Nero menggosokkan kepalanya di kaki Ozy beberapa kali.
"Lapar ya, Ne? Sebentar ya.." Ozy memisahkan telur kuning miliknya.
Sorot mata Ellora begitu tajam ketika kakaknya akan memberi Nero telur kuning. "Kak, bisa nanti aja nggak ngasih makan Nero? Masih ada kan makanan kucingnya?" Ozy menegakkan kembali tubuhnya. Lelaki itu kemudian tersenyum.
Meskipun nada bicara El ketus padanya tapi Ozy tahu adiknya itu hanya ingin ia makan dengan sehat dan terpenuhi nutrisi. Kalau ia sakit siapa yang akan memasakkan menu sarapan dan makan malam? Mereka tidak bisa menyertakan ayahnya dalam hal ini. Hanya Ozy yang bisa.
"Makannya nanti ya Ne.." ujar Ozy. Seakan mengerti apa yang Ozy katakan, Nero menjauh. Si kucing berhenti di sebelah sofa reot lalu mulai menjilati tubuhnya.
Setelah selesai sarapan, Ozy dan El tengah bersiap untuk berangkat sekolah. Mereka sedang memasangkan sepasang sepatu pada kaki mereka, yang pasti setelah memakai kaos kaki.
Banu keluar dari kamar mandi dengan kasar. Pria itu meninggalkan pintu kamar mandi terbuka setelah ia banting keras. Ozy dan El baru sadar kalau ayah mereka sedari tadi berada didalam kamar mandi. Apa sedari tadi ayah mereka itu tidur di kamar mandi?

KAMU SEDANG MEMBACA
My Bestie [On Going]
Teen FictionFauzi Adlan Dhamala dan Tiara Ana Diwata adalah dua insan yang tidak sengaja bertemu saat mereka kanak-kanak. Pertemuan mereka berlanjut hingga Sekolah Dasar. Itulah yang membuat hubungan mereka menjadi sahabat. Ozy- nama keren katanya, berjanji sel...