Deburan rasa dan Ombak

8 2 1
                                    

Perasaan selalu punya jalan sendiri untuk terus tumbuh dan berkembang leluasa, menyatakan nya adalah pilihan dari sang pemilik rasa yang memiliki kuasa

- Dira Palwinta -


Tentang praduga yang aku abaikan, serta prasangka yang aku lupakan, rupa nya semua menjelma nyata, meski kaku dan terbata - bata, ia sudah membangun cerita, sudah tumbuh dan membesarkan nya, dia sudah..
______________________________________

Ini hari terakhir pelaksanaan ujian nasional, banyak wajah sumringah yang keluar dari kelas dengan berbagai macam ekspresi bahagia ; tertawa, berteriak, lari sambil memukuli teman, atau hanya duduk diam menerima pengakhiran masa putih abu - abu ini seperti aku.

"Nggak ada coret - coret baju nih ?" ucap Ana teman sekelas ku menghentak suasana riuh

"Gila ya, kalau ketauan guru atau kepsek bisa gawat urusan nya, bisa - bisa nggak dikeluarin ijazah kita" Dila teman sekelas ku menjawab dengan lancar nya

"Takut banget sama personil sekolah, kita kan udah kelar belajar disini" Ana kembali berkata dengan lagak nya

"Belum resmi juga kita Tamat atau selesai belajar dari sini, belum ada pengumuman lulus atau tidak" aku menjawabi perkataan Ana

"Lagian si Ana, sok - sok an mau coret - coretan, padahal udah tau cerita panjang sekolah kita, belum ada tuh sejarah nya anak MAN LIMA PULUH, merayakan berakhir nya UN dengan coret - coretan baju, BELUM ADA" ucap Laras ikut menanggapi perkataan ana dengan sedikit penekanan dalam kata belum ada

Dan memang benar apa yang diucapkan Laras, sampai akhir nya percakapan itu berakhir. Ana menghapus ide gila nya untuk coret - coretan sedang siswa lain nya memikirkan apa yang akan dilakukan setelah ini, ada yang ingin pulang saja, ada yang ngajak makan bareng, ada yang ngajakin ke pantai. Masing - masing lah terserah mereka.

Sesosok tubuh tinggi langsing kemudian menghampiri ku

"Dira" ucap nya mengejutkan ku

"Nadya, ada apa ?" tanya ku tanpa basa - basi

"Tidak ada, hanya mau menemui mu" dia kekeh tertawa kecil

"Hmmm, rindu ?" Aku ikut tertawa

"Jangan rindu berat" ucap nya kepada kepada ku

"Nanti kamu sakit" aku membalas nya masih tertawa

"Enggak kemana - mana ?" tanya nya kepada ku

"Mungkin langsung balik ke rumah, sebentar lagi" jawab ku "Kau sendiri nad ?" tanya ku kepada nya

"Sebentar lagi juga pulang, Tidak di antar Arga ?" pertanyaan Nadya mengagetkan ku

"Tidak tahu dia kemana" Aku menjawab singkat sambil tersenyum

"Berarti kalau tahu akan pulang sama ?" Tanya nya lagi yang kini membuat kening ku berkerut

"Belum tentu juga, aku baru dua kali pulang bersama Arga padahal kami berteman sudah cukup lama" jawab ku datar tidak banya cengkunek

"Hanya berteman ?" pertanyaan Nadya lagi - lagi membuat ku kaget sekaligus bingung, apa maksud semua pertanyaan - pertanyaan itu ?

Janji Yang Tak Pernah dibuatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang