Pisah Temu

10 2 2
                                    

Waktu tidak pernah benar - benar memihak kepada pertemuan, dia selalu saja mengabarkan nya kepada perpisahan

- Dira Palwinta -

bagaimana rasa nya bagi mu mengakhiri putih abu - abu itu ?
semoga tidak ada beban cerita yang belum kau tuntas kan, tidak seperti aku.

______________________________________

Selepas Pantai dan Hari terakhir UN, Rutinitas Dira hanya sebatas rumah nya dan rumah nenek, meski ada beban fikiran yang sedang memuncaki kepala nya.

Bukan pengumuman kelulusan hasil Ujian Nasional, namun pengumuman SNMPTN ( Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri ) yang akan keluar sebentar lagi.

Dira merupakan siswa pintar dan beberapa kali menjadi juara umum di sekolah nya, tidak heran jika Dira mendapat kesempatan untuk mengikuti seleksi itu. Sementara Arga dia tidak mendapatkan kesempatan itu, namun ia tidak kecewa, tidak berharap juga, karena toh, kuliah bukan menjadi tujuan nya, mimpi nya lain

Kau sudah tahu itu kan ?

Aku mulai belajar menenun jika berada di rumah nenek, sesekali membantu ibu menjahit, atau menolong ayah mengumpulkan barang - barang yang akan dibawa melaut

Aku juga masih bingung dengan perasaan ku terhadap Arga, masih khawatir dengan kondisi hati Nadya, dan bungkam dengan hasil kelulusan sekolah ataupun SNMPTN

**********

Semua siswa kelas 12 tahun akhir di MAN LIMA PULUH sudah berkumpul pagi itu, tujuan nya adalah untuk melihat PENGUMUMAN HASIL KELULUSAN UN dan SNMPTN. tidak terkecuali Aku dan Arga.

Di koridor sebelum ini, aku melihat Nadya. Dia buang muka tidak ingin menatap ku, apa salah ku ?

Sementara di pos jaga satpam Arga sedang berkelakar dengan teman - teman nya bersama Pak Hartono sambil bermain catur

Aku duduk di bawah pohon mangga sekolah dekat mushollah, hingga suara dari Audio sekolah terdengar

"Kepada seluruh siswa kelas 12, diharapkan memasuki ruang kelas nya masing - masing karena wali kelas akan segera memasuki kelas, pengumuman akan disampaikan melalui wali kelas di kelas masing - masing"

Suara Pak Ardi, gumam ku dalam hati lalu berjalan menuju kelas, Ana, Dila, dan Laras tiba - tiba saja muncul tidak tahu dari mana

"Hai Dira, Long time no see" ucap Laras sambil senyum - senyum nggak jelas

"Lebay kamu, kayak nggak jumpa satu abad aja" Dila balas ucapan Laras sedikit mengejek

"Bising Ah, sabar ya dir" Ana melerai mereka

Mereka tahu, aku tipe gadis yang tidak banyak bicara, tipe siswa yang tidak hobi cari muka. dan mereka selalu membersamai ku, meski aku dingin namun kadang hangat. Dan entah kenapa kali ini hati ku tersentuh dan sangat hangat, namun bibir ku masih diam saja, masih kaku.

Ketiga nya masih tertawa tidak jelas
"Kalian sehat - sehat aja kan ?" tanya ku kemudian

"Aduhh, aku sakit nih" jawab Dila

Janji Yang Tak Pernah dibuatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang