Special Chapter : 2

3.1K 376 72
                                    

"Ada apa dengan wajahmu sayang?"

Nyonya Bae memandang suaminya yang tampak merenggut seperti anak kecil.

"Joohyun tidak ingin bertunangan dengan Bogum. Aku pikir kali ini dia akan menerimanya. Kau tahu kan dia dan Bogum sudah saling kenal sejak kecil"

"Anak kita memang selalu seperti itu kan? Joohyun tidak pernah bisa di paksa, dan kita tidak boleh memaksakan kehendak kita. Biarkan dia mendapatkan pasangannya sendiri sayang. Ingat, dia keras kepala sama sepertimu"

"Aku tahu, tapi ada satu hal yang mengganggu pikiranku"

"Apa?"

"Entah mengapa aku merasa Joohyun menyembunyikan sesuatu dariku"

Tuan Bae Taecyeon yang masih sangat tampan di usianya yang baru mencapai 40 tahun itu tampak berpikir keras. Raut wajahnya terlihat serius. "Mungkinkah dia sudah memiliki kekasih?"

Suzy terkejut, tapi dia sangat pintar menyembunyikan ekspresinya.

"Darimana kamu mendapatkan asumsi seperti itu?"

"Entahlah sayang, tapi aku yakin dia memiliki kekasih dan mencoba menyembunyikannya dari kita"

"Apa kau sudah menanyakan tentang hal ini kepada Joohyun?"

"Belum"

"Kenapa? Siapa tahu dia akan jujur tentang kekasih yang di sembunyikannya itu"

"Aku masih ragu sayang. Aku perlu bukti yang kuat. Joohyun memang tidak pernah berbohong pada kita tapi sikapnya akhir-akhir ini membuatku curiga"

"Kalau dia memang sudah memiliki kekasih, bukankah itu bagus. Itu berarti sudah ada seseorang yang menjaganya sekarang"

"Kita harus tahu asal-usulnya dulu. Latar belakang keluarganya, reputasinya, dan segala hal tentangnya. Ini sangat penting karena berhubungan dengan bayi perempuan kita yang menggemaskan. Aku tidak mau putri kecilku jatuh pada orang yang salah. Astaga kenapa dia tumbuh begitu cepat. Aku merindukan sikap manjanya, cemberut lucunya, aku benar-benar tidak bisa membayangkan dia di ambil oleh orang lain"

Suzy terkikik geli melihat sikap suaminya.

"Sayang, kau harus percaya pada Joohyun. Dia sudah dewasa, dia pasti bisa memilih mana yang terbaik untuknya"

"Sampai kapanpun, bagiku Joohyun tetaplah seorang gadis kecil. Dia memang cerdas dan selektif, tapi ketika cinta datang dalam hidupnya bahkan orang paling jenius pun bisa menjadi bodoh. Aku takut sayang, aku takut gadis kecil kita mencintai orang yang tidak tepat. Yang hanya menginginkan materi atau mungkin tubuhnya atau--"

"Sayang, tolong jangan berpikiran negatif dahulu. Kita kan belum tahu yang sebenarnya"












Seorang pria berpakaian formal masuk ke ruang tengah rumah mewah itu. Dia membungkuk kemudian menyerahkan sebuah map pada Tuan Bae.

"Tuan, ini adalah laporan dari detektif Lee Kwangsoo mengenai seseorang yang saat ini tengah dekat dengan Nona Muda Joohyun"

Taecyeon tersenyum kemudian membuka map itu dengan terburu-buru.

"Tae, kau memata-matai Joohyun?"

"Aku terpaksa sayang"

"Dia tidak akan menyukainya. Dia akan sangat marah padamu"

"Ini semua demi kebaikannya sayang. Aku hanya ingin memastikan dia tidak berhubungan dengan orang jahat"

Suzy memutar matanya. Suaminya memang sangat protektif pada putri mereka satu-satunya itu.

"Kang Seulgi, 10 Februari, anak pertama dari 2 bersaudara. Adiknya Kang Wonwoo berusia 7 tahun, berasal dari keluarga sederhana. Ayahnya Kang Dongwon 45 tahun, bekerja sebagai seorang arsitek di sebuah perusahaan developer, hmm lumayan tapi masih jauh di bawah standar" Tuan Bae tampak serius membaca laporan tersebut.

"Tidak mengikuti ekstrakurikuler apapun, peringkatnya di sekolah di bawah 100 besar-- hah? Bekerja sambilan di warnet, di kafe dan memiliki band yang biasa tampil di kafe itu"

Taecyeon terlihat meringis begitu membaca halaman selanjutnya.

"Apa yang di lihat Joohyun dari anak ini?"

Dia menggeleng tidak percaya. Joohyun menyenangi sosok yang menawan dan penuh karisma. Tapi mengapa dia bisa berhubungan dengan orang biasa dan seadanya?

Suzy di sisi lain tidak habis pikir mengapa suaminya niat sekali mencari tahu tentang orang yang tengah dekat dengan putrinya itu. Joohyun tidak suka jika privasinya di usik. Suzy sudah membayangkan bagaimana murkanya anak itu pada ayahnya.

"APA INI?"

"Sayang kau kenapa sih?!"

"Suzy!! Lihat ini!!!"

Taecyeon terperangah melihat 3 lembar foto hasil jepretan mata-matanya itu.

Foto 1 : 'Joohyun tampak berdiri di balkon dengan Kang Seulgi tengah mencium lehernya dari belakang'

Foto 2 : 'Mereka tengah berciuman di mobil'

"ASTAGA!!!! ORANG INI SANGAT CABUL PADA JOOHYUN!!!!"

Dan foto yang terakhir membuat mata Taecyeon melotot dan mulutnya terbuka lebar.

'Mereka tampak saling berciuman di depan pintu masuk penthouse Joohyun, dengan Joohyun dalam keadaan dipangku dari depan dan menempel secara berhadapan pada tubuh Kang Seulgi. Dan tangan Kang Seulgi tampak meremas pantat putrinya itu'

"TIDAAAK!!!!! BAJINGAN INI MEMBUAT PUTRIKU YANG POLOS DAN MENGGEMASKAN JADI LIAR SEPERTI INI. JOOHYUN DALAM BAHAYA!!!! TIDAAAK!!"

Suzy hanya menggelengkan kepalanya melihat suaminya yang tampak seperti orang kerasukan itu. Selalu seperti itu jika berhubungan dengan putri mereka. Suzy harus segera memberi tahu Joohyun. Biar saja suaminya yang over protektif itu di marahi habis-habisan oleh putrinya sendiri.






• • • • •





Irene turun dari mobilnya. Dia menyuruh sopirnya kembali karena dia ingin memberi kejutan untuk pacar idiotnya. Seulgi sebenarnya mengajaknya ke makam ibunya, tapi Irene harus bertemu dengan papinya dahulu untuk membicarakan tentang perjodohannya dan hal-hal lain yang sebenarnya tidak penting untuknya. Papinya selalu saja memperlakukan dia seperti gadis kecil berusia 5 tahun, dan itu sangat menyebalkan baginya.

Membawa bunga-bunga terbaik yang sengaja ia pilih untuk ibu dari orang yang ia cintai sekarang, Irene tampak sumringah berjalan ke area pemakaman umum. Dia ingin mengejutkan Seulgi, memberi tahu si bodoh itu bahwa dia juga ingin bertemu dengan calon ibu mertuanya itu.

Tapi,

Langkah Irene terhenti saat melihat Seulgi tampak di peluk dari belakang oleh seorang gadis yang tidak ia kenali.

Kemudian,

Tanpa sadar, ia menjatuhkan keranjang bunganya ketika mata indahnya menangkap sebuah adegan yang membuat dadanya sesak.

Gadis itu mencium Seulgi.

What the f---

Sungguh!

Irene ingin menghantam jalang sialan yang mengotori bibir kekasihnya itu. Irene ingin menjambak rambutnya lalu mencakar wajahnya.

Ya Tuhan, kenapa jadi dia yang mendapat kejutan?

Irene memegang dadanya. Ia ingin berteriak, rasa cemburu terasa begitu membakarnya. Tapi ia sadar ia tidak boleh bertindak gegabah. Dia tidak tahu apa yang sebenarnya tengah terjadi antara Seulgi dan gadis tidak tahu diri itu.

Mengambil langkah mundur, Irene berbalik meninggalkan tempat itu. Dia lebih baik pergi daripada melakukan tindakan bodoh yang bisa saja merugikannya.

Meraih ponselnya dia lalu menelpon sahabatnya. Dia benar-benar butuh waktu untuk menenangkan dirinya sekarang.

"Rene--"

"Jennie, tolong jemput aku sekarang"




















You, Me and ProblemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang