Pt.8

15 1 1
                                    

Jungkook dan Hyeri telah sampai di kantor milik pria tampan bersuara bariton tersebut. Saat ini keduanya berdiri di depan pintu ruangan Taehyung. Jungkook memandangi Hyeri yang masih sedikit ragu dan menggenggam erat tas yang digunakannya. Gadis berperangai lembut itu menyesali keadaan dimana dia hanya bisa mengikuti sesuatu yang bertolak belakang dengan keinginannya. Masalahnya adalah kenapa harus bersama dengan pria menyebalkan itu. Ditambah belum adanya kepastian berapa hari mereka berada di Gwangju. Sial.

Hyeri menghela nafas dengan berat sebelum melangkah ke dalam ruangan. Yang terpenting adalah bagaimana cara agar Hyeri dapat mengontrol mimpi nya untuk beberapa hari kedepan. Itulah alasan kenapa gadis ini rela berdebat mati-matian dengan jeon jungkook.

Taehyung melirik gadis yang masuk ke ruangan tepat dibelakang Jungkook. Entah sejak kapan seorang Kim Taehyung yang biasanya tidak pernah memperdulikan sekitar tiba-tiba menjadi sangat peka jika sudah berhadapan dengan gadis gila itu.

"Kau membawanya kook?" Tanya pria tampan berhidung banyir yang memiliki senyum kotak itu.

Jungkook melirik sekilas ke arah Taehyung yang sedang menatapnya dari meja kerja. Dengan tak acuh jungkook menjawab pertanyaan Taehyung sambil terus memainkan ponselnya. Terlihat seperti pria sibuk. Sangat sibuk. Hingga enggan menanggapi hyungnya.

"Kau bisa lihat itu hyung."

Begitu pula dengan Hyeri. Tokoh utama dari pembahasan dua pria tampan yang berada diruangan besar ini. Tak kalah besar dari ruangan jungkook. Gadis itu hanya duduk diam di sofa yang bersebrangan dengan jungkook. Tidak juga perduli dengan pembahasan kedua pria itu. Terutama dengan pria yang duduk dimeja sambil memainkan bolpoin nya. Rasanya Hyeri ingin melempar Taehyung keluar dari jendela agar jatuh ke lantai paling bawah. Bisa dipastikan pria itu akan mati. Bagus. Takkan ada lagi yang semenyebalkan dia selain jeon jungkook.

"Kenapa kau membawanya?"

"Kau terganggu?"

Taehyung melirik ke arah Hyeri yang sama sekali tidak perduli dengan situasi saat ini.

"Sangat.

Tidakkah kau lihat seberapa menyebalkan wanita itu? Lihat, bagaimana bisa dia terlihat tenang saat mendengar perdebatan kita yang itu jelas karenanya. Gadis gila."

Hyeri menyeringai tepat setelah mendengar ucapan terlewat pedas dari bibir Taehyung.

"Aku yang gila atau kau yang gila Tuan Kim?"

"Lebih pantas kau yang gila atau aku yang gila?"

Hyeri terkekeh meremehkan.

"Menurut mu siapa yang gila Tuan Jeon?"

Jungkook mengernyitkan keningnya. Kenapa Hyeri memasukkan dia kedalam perang Dingin antara gadis itu dengan salah satu hyungnya. "Kalian sama gilanya."

"Oh woww. Kau mengatakan aku gila?"

"Karena kau memang wanita gila." Jawab Taehyung santai.

"Ayolah, siapa yang peduli dengan kegilaan kalian. Berhenti saling menjatuhkan atau tolak-menolak kegilaan. Siapa juga yang ingin dikatai gila." Jeon Jungkook kembali dengan segala ocehannya. Terukir jelas diwajah tampannya itu bahwa saat ini moodnya sukses dibuat berantakan oleh sepasang manusia didepannya.

"Permi__si.

Hyeri!! Kau disini, oh my god. Sejak kapan? Kau sedang apa disini?"

Hening.

Sunyi.

Dan sepi.

Hingga..

"JUNG HYUNA?! Aku sungguh melihatmu? Kau disini juga? Sedang apa disini?! Daebakkk."

IN A DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang