58. Terkuak

114K 2.1K 79
                                    

"Axton ingin melakukan konferensi pers? Untuk apa?" tanya Dalton bingung setelah mendapat kabar bahwa sahabatnya akan mengadakan jumpa pers.

Setahunya tak ada masalah yang terjadi di perusahaan. "Mungkin karena dia ingin meluruskan apa yang terjadi semalam, Tuan." jawab sekertaris Dalton. Dalton mengangguk paham mendengar penjelasan sekertarisnya.

"Aku ingin menemui Axton dulu." Dalton bingkas berdiri dan keluar dari ruangannya menuju ruangan Axton. Dia mengetuk pintu lalu masuk.

"Hai sobat." sapa Dalton pada Axton. Pria itu sedang sibuk bekerja.

"Hai." balas Axton singkat tanpa mengubah pandangannya.

"Aku mendengar dari sekertarisku. Kau ingin membuat konferensi pers, untuk apa?" tanya Dalton pada Axton. Axton mengangkat wajahnya menatap Dalton dengan pandangan serius.

"Apa kau pikir keputusanku ini adalah keputusan yang buruk?" balas Axton dengan nada jengkel.

"Bukan, hanya saja skandal yang terjadi itu antara DeMonte Corporation dan salah satu karyawan yang sudah resign, kenapa kita harus.."

"Ini penting Dalton. Kalau tak penting mana mungkin aku mengadakan konferensi pers." Axton menghela napas berat.

"Wenda bukan hanya sekadar karyawan bagiku, dia itu berarti untukku!" Axton membuka laci mejanya dan mengambil sebuah foto. Diberikannya pada Dalton foto tersebut dan seperti yang diperkirakan oleh Axton, Kedua mata Dalton sukses membulat sempurna.

Mulutnya ternganga saat melihat foto Wenda dan Axton yang diambil saat mereka berkencan. "Di-dia pacarmu?!" pekik Dalton tak percaya. Axton menggeleng.

"Dia bukan pacarku tapi istriku!" Dalton makin terkejut. Masih dengan raut wajah yang tak berubah, dia menatap Axton lekat.

"Ja-jadi itu sebabnya, kau terkejut saat melihatnya dan Ukhh! kenapa aku tak curiga dari hari kemarin?! Hari saat kau ketahuan berjalan dengan seorang wanita apa kau sedang bersama Wenda?" Axton mengangguk sebagai jawaban.

Dalton membuang napas kasar, dia kembali memperhatikan foto dan tersenyum melihat Axton dan Wenda sama-sama tersenyum ke arah kamera. Sudah lama sekali Dalton tak pernah melihat foto Axton sambil tersenyum seperti ini.

Jangankan tersenyum ke arah kamera, Axton sangat tak suka di foto setelah orang tuanya berpisah. Jika Wenda bisa membuat Axton berfoto dengan raut wajah ceria pastilah Wenda memiliki peranan besar untuk merubah diri Axton. "Kapan?" tanya Dalton tiba-tiba.

"Sejak 6 bulan yang lalu." jawab Axton singkat.

"6 bulan?" Dalton menegakkan kepalanya memandang Axton.

"Selama 6 bulan kau merahasiakan pernikahanmu dariku? Axton, aku ini sahabatmu bukan orang asing. Kenapa kau harus merahasiakan hal yang begitu membahagiakan ini padaku?" lanjutnya dengan penuh penekanan.

"Maafkan aku." jawab Axton menyesal.

"Lalu bagaimana sekarang? Apa benar dia sudah resign?" tanya Dalton.

"Ya, dia sudah pergi dari rumahku. Wenda pikir aku marah dan pernikahan kami sudah selesai, tapi aku ..."

"Kalau begitu tunggu apa lagi kejar dia!" potong Dalton memberikan usulan.

"Aku sudah tahu itu tapi aku ingin menyelesaikan pekerjaanku di sini, barulah aku akan mencarinya." Nada Axton kali ini serius dengan pandangan mata yang berubah menjadi datar.

"Apa maksudmu?" tanya Dalton. Dia tahu ada sesuatu yang dia lewatkan.

"Seseorang menjebak Wenda dan Leo, mereka tidak pernah masuk ke dalam kamar berdua." jawab Axton kembali.

Pernikahan Kontrak [TELAH TERBIT!!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang