"Ini sarapanlah, hari ini hari pertamamu bekerja kau harus mempunyai tenaga yang cukup." kata Axton pada Wenda sembari memberikan piring yang berisi makanan.
"Axton, aku hanya pergi bekerja bukan untuk berperang," balas Wenda.
"Tapi tak ada salah 'kan perkataanku." Wenda menganggukkan kepalanya perlahan. Benar juga perkataan Axton yang perhatian padanya.
"Nanti kalau kamu mau pergi, denganku saja ya." tawar Axton.
"Tak usah nanti aku bisa pergi sendiri,"
"Kenapa? Kalau kita satu arah kan kamu tak perlu mengeluarkan uang."
"Tetap saja aku mau aku pergi sendiri. Tolong kamu jangan marah, hanya saja aku belum siap untuk menerima untuk ... kau tahu 'kan?" jawaban Wenda membuat Axton kecewa untuk kedua kalinya. Dia selalu saja ditolak oleh Wenda.
"Baiklah, tapi lain kali kau harus menerima permintaanku." Wenda tersenyum simpul sebagai jawaban.
"Oh iya kau belum mengatakan nama perusahaan yang menerimamu? Aku ingin tahu," melihat Axton sangat ingin tahu, Wenda mendekatkan dirinya dengan Axton. Dia sepertinya bersemangat untuk mengatakan apa yang terjadi kemarin.
"Nama perusahaan yang menerimaku adalah..." belum menyelesaikan kalimatnya, perkataan Wenda dihalangi oleh dering smartphone Axton.
"Tunggu sebentar," tahan Axton dan menerima telepon tersebut. Dia berbicara serius dengan seseorang yang menelponnya sebelum akhirnya dia menutup telepon sambil membuang napas kasar.
"Aku harus pergi ke perusahaan, nanti malam kita bicara lagi ya." Wenda hanya tersenyum getir memaklumi kesibukan Axton sebagai seorang Presdir di perusahaan Axton sendiri.
Axton menepuk pundak Wenda, dia tahu kalau Wenda kecewa karena tak bisa berbagi cerita padanya. Tapi apa boleh buat, dia harus berangkat ke kantor karena ada masalah mendadak.
"Ayolah semangat Wenda, ini hari pertamamu dan kau harus datang agar tak telat. Ayo semangat!" ujar Wenda pada diri sendiri.
💘💘💘💘
Axton keluar dari mobilnya setelah supirnya membukakan pintu untuknya. Begitu dia masuk, beberapa karyawan membungkuk hormat pada Axton yang melewatnya tanpa senyuman sama sekali.
Ini semua karena masalah yang tiba-tiba saja muncul sehingga dia tak punya waktu bersama Wenda. Dalam perjalanan menuju rapat, dia bertemu dengan Brenda dan Dalton. Brenda yang melihat Axton segera memperbaiki penampilannya sementara Dalton memutar matanya bosan melihat tingkah Brenda.
"Selamat pagi Presiden." sapa Brenda saat Axton berada di dekatnya, sayang sekali karena Axton memilih untuk tak menggubrisnya dan melewati Brenda begitu saja.
Dalton tertawa terbahak-bahak melihat Brenda tak digubris. Brenda segera melayangkan tatapan tajam dengan keadaan malu sendiri. "Lebih baik ayo cepat," kata Brenda.
Keduanya menuju aula perusahaan di mana orang-orang yang terpilih sebagai karyawan baru berkumpul termasuk Wenda. "Selamat datang di Denzel Company," ucap Dalton.
"Hari ini kalian akan diberikan tour sedikit untuk beradaptasi di perusahaan ini, jadi aku harap kalian bisa konsentrasi penuh karena tour ini hanya sekali."
Denzel Company memiliki bangunan yang megah sekali dan terdiri dari beberapa lantai jadi wajar saja kalau mereka butuh tour siapa tahu ada yang tersesat.
"Hai," Wenda menoleh dan tersenyum pada seorang wanita yang diperkirakan usianya sama dengan Wenda.
"Apa kau karyawan baru?" tanya wanita itu lagi.
"Ya, kau?"
"Sama. Namaku Pitaloka, senang bertemu denganmu..."
"Wenda, namaku Wenda senang bertemu denganmu Pitaloka." balas Wenda sambil menjabat tangan Pitaloka yang menghulurkan tangannya.
Dalton dan Brenda segera mengarahkan semua karyawan baru tersebut untuk mengikuti mereka dalam tour. Mereka menjelaskan di mana saja ruangan yang boleh dimasuki dan ruangan yang tak dimasuki begitu juga dengan beberapa peraturan umum.
"Di lantai paling atas adalah ruangan presiden Denzel Company, kalian tak boleh kesana jika tak ada urusan." jelas Brenda.
Wenda memperhatikan baik apa yang dikatakan oleh Dalton dan Brenda. Sesekali juga dia berbincang dengan Pitaloka, tak butuh waktu yang lama untuk bisa akrab dengan Pitaloka yang memiliki sifat frendly.
"Baiklah sekarang kalian semua tahu tentang seluk beluk bangunan Denzel dan kalian akan mengambil bola yang berada di kardus ini. silakan maju ke depan dan ambil satu bola nanti kami akan beri tahu fungsi bola itu apa."
Bingung? Ya, tapi karena mereka tak punya pilihan lain mereka menuruti saja. Setelah semua orang mengambil bola, mereka kemudian di pecah menjadi dua kubu yaitu ganjil dan genap.
Pitaloka dan Wenda mendapat bola berangka genap yang membuat keduanya berada di kubu genap. "Nah, fungsi bola berangka ganjil dan genap itu adalah untuk menentukan kalian akan bekerja di bagian apa. Aku mengucapkan selamat pada kalian yang berangka ganjil karena kalian akan bekerja denganku."
Kubu bagian ganjil bersorak gembira mendengar perkataan Dalton tapi tidak dengan kubu genap yang sunyi mencekam. Mereka menatap pada Brenda yang tersenyum evil pada mereka seolah mengatakan selamat datang di Neraka.
"Oh My God." gumam Pitaloka.
💘💘💘💘
See you in the next part!! Bye!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan Kontrak [TELAH TERBIT!!]
RomansaCerita Romansa [Beberapa Part Telah Dihapus] Wenda yang hanya seorang pelayan di sebuah hotel mendadak menikah dengan Axton Denzel, seorang bos besar dalam sebuah perusahaan hanya karena kepergok berduaan di kamar hotel. Tanpa mengenal, tanpa cinta...