R

3.7K 629 87
                                    

Sorry for being salty

Aku tau walaupun nggak ada yg baca sekalipun, aku harus tetep nyelesein apa yang aku mulai, 'kan?

Terima kasih buat kalian yang masih setia baca semua ceritaku

Makasih banget





"Dek, kenapa nasinya cuma diaduk-aduk gitu?" 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Dek, kenapa nasinya cuma diaduk-aduk gitu?" 

...

Bunda, Ayah dan Minhyun saling bertukar pandang. Minhyun mengedikkan bahunya setelah melihat tatapan Bunda yang seolah bertanya 'Adek kamu kenapa lagi?' 

"Dek," Minhyun menyenggol pelan lengan Hyunjin. Membuat pemuda yang sedang melamun itu tersentak. 

"Itu, ditanya Bunda." Hyunjin otomatis menoleh ke depan. Ke arah kedua orang tuanya yang kini kompak menatapnya. 

"Kamu kenapa? Makanan Bunda nggak enak?" Hyunjin menggeleng cepat. "Nggak kok, Bun. Enak banget kayak biasanya." Pemuda itu menyendok makanan di piringnya lalu melahapnya besar-besar. 

Hyunjin memaksa menelan makanan yang sudah dibuat Bundanya itu. Bukannya masakan Bunda nggak enak, cuma Hyunjin nggak selera makan.

Sejak pulang dari rumah Lian tadi, badan Hyunjin panas. Baru kali ini Hyunjin yang super cuek sama hidupnya itu dibuat demam gara-gara memikirkan jawaban yang akan diberikan Lian dua hari lagi.

Hyunjin menyesal. Kenapa dia menyuruh Lian memberikan jawabannya hari senin nanti. Sekarang masih hari Jum'at. Besok Sabtu dan sekolah libur. Lalu masih ada hari Minggu. Itu artinya dia harus menunggu dua hari untuk mengetahui jawaban Lian.

Tapi setelah dipikirkan lagi, Hyunjin bersyukur. Karena mungkin Tuhan memberinya kesempatan dua hari untuk belajar menerima sakitnya patah hati. Supaya dia bisa menyiapkan hati kalau-kalau Lian menolaknya nanti.

"Hyunjin udah selesai, Bun." Hyunjin meletakkan sendoknya di atas piring kosongnya. "Makasih makanannya. Hyunjin ke kamar dulu."

"Kamu kenapa? Sakit?" Tanya Ayah. Beliau juga merasa sikap anak bungsunya sangat aneh sore ini. Biasanya Hyunjin yang paling bersemangat cerita saat makan malam.

"Kepala Hyunjin pusing, Yah. Mau tidur biar pusingnya ilang."

Setelahnya Hyunjin beranjak menuju kamarnya. Pemuda itu merebahkan diri di ranjang berukuran single bed miliknya.

Dia memandang langit-langit kamarnya yang kosong. Sambil memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi hari Senin nanti.

Bagaimana kalau Lian menolaknya?

Bagaimana kalau hari Senin nanti Lian tidak memakai gelangnya?

Bagaimana kalau saat ini Lian sudah membuang gelang pemberiannya?

Look at Me - Hwang Hyunjin [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang