X

3.4K 511 67
                                    


Jangan lupa vote & comments

thank you!

Happy reading 🤗

Look at Me

"Ke rumah gue dulu ya Li," kata Hyunjin dengan suara keras. Takut Lian tidak dengar karena mereka sedang di jalan sekarang.

"Apa?" Tuh, kan. Beneran nggak dengar.

"Ke rumahku dulu."

"Hah? Oh iya-iya."

Hyunjin mengghentikan motornya di depan rumah setelah dua puluh menit panas-panasan dan macet-macetan di jalanan Jakarta yang nggak pernah sepi itu. Duh, dia jadi merasa bersalah udah bikin bidadarinya kepanasan begini.

"Lah, kok ke rumah kamu?" Hyunjin melongo. Kan tadi Lian udah jawab iya.

"Lah aku udah bilang tadi kan ke rumahku dulu." Lian merutuki dirinya yang asal jawab aja tadi padahal nggak dengar. Ternyata tadi Hyunjin bilang mau ngajak dia ke rumahnya.

"Ngapain? Anterin pulang aja lah," pelas Lian. Ke rumah Hyunjin berarti dia akan bertemu Bunda laki-laki itu. Kalau boleh dibilang, Lian belum siap. Malu masa ketemu Bunda pacarnya masih pakai seragam sekolah. Mana rambutnya berantakan lagi.

"Aku 'kan belum pamerin kamu ke Bunda."

"Hah?" Pamerin? Dikira Lian lukisan apa!

"Yuk, masuk." Satu tangan Hyunjin yang bebas menggandeng tangan Lian. Sementara tangan satunya menenteng belanjaan titipan Bunda.

"Assalamu'alaikum! Hyunjin pulang, Bun! Bawa calon mantu nih!"

"Hyunjin!" Lian reflek menabok lengan Hyunjin. Kali ini lumayan keras. Bukan cuma karena Hyunjin teriak-teriak kayak di hutan, tapi juga karena pemuda itu menyebutnya apa tadi?

Calon mantu? Emang udah yakin Lian mau?

"Calon mantu apaan! Emang yakin Lian mau sama kamu?" Nah kan. Baru dibilang. Bunda Hyunjin kayaknya sehati sama Lian.

Wanita yang dipanggil Bunda oleh Hyunjin itu menghampiri Lian yang masih berdiri canggung di sebelah Hyunjin.

"Lian apa kabar? Kok baru main lagi?" Sapanya ramah. Membuat rasa takut Lian perlahan hilang.

"Baik, tante," katanya sambil mencium punggung tangan Bunda Hyunjin.

"Bun, ini belanjaannya taruh mana? Kasihan nih Lian keberatan."

"Oh iya," Bunda mengambil alih kantung plastik dari tangan Lian. "Maaf ya jadi ngerepotin Lian," katanya.

Lian lantas menggeleng cepat. "Nggak repot kok, tante. Sekalian Lian juga mau beli keperluan sendiri." Lian menatap Hyunjin sebal. Sementara yang ditatap malah cengengesan.

Ngeselin banget, 'kan?

"Gimana, Bun? Udah cocok belum?" Tanya Hyunjin sambil melirik Lian.

"Emang udah jadi?" Bunda balik bertanya.

"Udaah doongg. Nggak liat ini udah mau digandeng Liannya?" Lian sontak menarik tangannya yang masih digenggam Hyunjin. Dia tidak sadar kalau Hyunjin masih menggenggam tangannya sejak tadi.

"Oh, jadi yang kamu ceritain itu bener? Pantas semangat terus sekolahnya," ledek Bunda.

Kening Lian mengerut. Cerita? Hyunjin suka cerita apa tentang dia ke Bundanya?

Tiba-tiba dia jadi kepikiran. Takut Hyunjin cerita yang enggak-enggak.

"Udah kalian naik aja. Nanti kalau masakannya udah matang Bunda panggil lagi."

Look at Me - Hwang Hyunjin [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang