💚 New Pages - Part 3

1.3K 160 0
                                    

Your POV

Stephen membawaku ke suatu tempat. Tempat itu tampak biasa, namun ketika Stephen membuka pintu, aku seketika terkesima.
Arsitektur yang sangat kuno namun detail. Setiap jengkal dari bangunan itu dipenuhi dengan hiasan yang bermakna. Pilar-pilar kuat menopang bangunan itu. Kaca berwarna-warni tersusun indah di dinding.

"Selamat datang di Sanctum Sanctorum." kata Stephen.

Aku berjalan mengelilingi ruangan. Mempelajari setiap detail ukirannya.
Makhlum, aku tak pernah melihat bangunan seindah ini.

Stephen berdiri di sampingku.
Ia memanggilku "Ayo, naik ke atas."

Dia membawaku ke suatu kamar.
"Ini kamarmu. Kamu boleh tinggal disini sementara."

Aku mengamati setiap benda di ruangan itu. Sebuah jendela kaca berdesain kerajaan, kasur dengan ukiran di pinggirannya, dan sebuah meja kuno dengan kaca. Karena fokus mengamati, aku tidak mendengar Stephen.

Stephen bertanya kepadaku,
" Aku belum tahu namamu."

Aku baru sadar. Oh ya.
"Oh, aku [y/n]."

Stephen mengangguk.

Aku mengeluarkan hpku dari sakuku.
Aku terdiam setelah melihat lockscreennya. Foto orang tuaku. Baru beberapa jam lalu aku masih tertawa riang dengan mereka.

Stephen menatapku.
"[Y/n], aku harus pergi dulu.
Temui aku di bawah nanti."
Stephen menutup pintu kamar.

Aku merenung. Mereka sudah tiada namun mau bagaimana pun, aku harus melanjutkan hidupku.

Aku melompat dan berbaring di kasurku. Nyaman sekali.
Aku berpikir untuk mengganti wallpaperku. Hmmm, apa ya.
Hal apa yang membuatku bahagia. Seseorang terlintas di kepalaku. Stephen... !
Ya ampun [y/n], pikir yang betul dong!
Memang sih aku baru pertama kali bertemu dengannya. Namun ada sesuatu yang membuat aku sulit melupakannya.

~~~•~~~

Aku turun ke bawah.
Aku melihat Stephen sudah berdiri disana, menungguku.

"Jadi, semenjak kamu sudah tahu aku yang menyelamatkanmu,
Sebenenarnya aku seorang sorcerer."
kata Stephen.

Sorcerer. Rasanya aku pernah dengar.
Wajahku tampak kebingungan.

Stephen mendengus dan berkata "Baik, baik, biar aku tunjukkan agar kamu mengerti."

Dengan cepat, jarinya bergerak leluasa. Serpihan serpihan cahaya mulai terlihat. Sihir demi sihir memenuhi ruangan. Kilauan emas bercahaya menyilaukan mata.

Wow. Keren!

Stephen melanjutkan penjelasannya, "Itu bukan sembarang trik.
Aku mempelajarinya dari Ancient One, seorang sorcerer supreme.
Jangan tanya lagi, she passed away."

Oh.

"It's okay.
Mungkin kurasa kamu perlu belajar. Dunia ini perlu lebih banyak sorcerer semenjak dia pergi." kata Stephen.

"Belajar magic? Are you sure?
Aku tidak pernah belajar apapun tentang magic, trik kartu, sulap-"

"Shhh... Dulu aku memang tak percaya seperti kamu. Sekarang lihat aku. Dari seorang dokter menjadi seorang sorcerer. Sungguh bertentangan."

"Emm..biar kupikirkan dahulu."

Inilah awal dari perjalanan ajaibku.

"Your life is like a blank paper.
And you're the pen.
You can fill it whatever you want."

[ Ending Part 3]
29 Juli 2019

Strange Love - Doctor Strange Fan FictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang