💚 Other Side of Him - Part 10

786 104 1
                                    

Aku mengikuti Stephen. Ku pelankan suara langkah kakiku. Kira-kira kemana dia? Aku sangat penasaran.

Dia membuka portal menuju sebuah lorong penuh pintu. Lho, itu rumah sakit tempat orang tuaku dulu!
Dia melangkah melewati portal.
Perlahan aku mengikutinya dari belakang.

Dia terus berjalan sampai di depan sebuah ruangan. Hmm, ada apa ya?

Oh ya! Bentuk astral! Aku ingat aku punya spell tembus pandang.
Aku menggunakan spell itu dan berjalan didepan Stephen.
Kulihat wajahnya.
Dia kok nglamun gitu?
Matanya kosong tak bergerak.
Kok seperti, dikontrol oleh seseorang?

Dia membuka pintu sebuah ruangan.
Aku mengintip dari jendela.
Ah, seorang wanita.
Dokter yang cantik.

Stephen duduk di sebelahnya.
Dia memegang tangan dokter itu.
Kok romantis banget sih?
Eh, cemburu ya aku, posesif amat.
Tapi kok kayaknya Stephen kaku banget ya, seperti biasanya sih,
cuma kok ada yang janggal.

Oh, kita coba deh.
Aku masuk pikiran Stephen.
Gelap dan tertutup asap,
tidak biasanya dia begini.
Aku menjentikkan jariku.

Stephen tiba-tiba seperti terbangun.
Aku mengintip lebih dekat.

"Emm, aku pergi dulu."
kata Stephen.
Wanita itu sangatlah kesal.
Dia memegang tangan Stephen.
"Ayolah, sini dulu."

Stephen tampaknya terbujuk lagi.
Aku menjentikkan jariku lagi.
Stephen segera berdiri dan keluar dari ruangan itu.
Aku mengikutinya lagi.
Dia membuka portal dan kembali ke Sanctum Sanctorum.

Aku berlari memanggilnya.
Stephen menoleh.
Dia tersadar kembali.

"Siapa wanita itu?" tanyaku penasaran.

"Hah? Wanita siapa?"
jawabnya.

"Lho, yang ada di ruangan tadi itu."
kataku.

Stephen tampak bingung.

Tebakanku mungkin benar.
Ada yang memanipulasi pikirannya.

~~~•~~~

3 hari sudah berlalu, dan memang benar, perilaku Stephen sangat aneh.

Pernah suatu kali aku sedang belajar spell shield, lalu ketika ku mencobanya, eh aku yang ceroboh ini
malah membuat tali.
Tapi mendadak Stephen membentakku keras.
Padahal, sebelum ini dia tidak pernah marah apalagi berteriak padaku.

Stephen yang ku kenal dulu,
rasanya sudah pergi.
Kini hanya ada Stephen yang kaku dan tegas. Kenapa ya?

Aku teringat wanita itu.
Stephen tampak lebih lembut dengannya. Bukan maksudnya cemburu sih, tapi memang aku rasa ada yang salah.

Sebuah ide terlintas di kepalaku.
Aku membuka portal ke rumah sakit itu kembali. Aku pergi persis di ruangan waktu itu. Mengintip lagi.

Buku spell?? Kenapa ada buku spell disitu? Dan tangannya, hah? Dia juga sorceress. Banyak pertanyaan memenuhi kepalaku.

Aku melirik bajunya. Ada bet nama disitu, Christine.

Tiba-tiba, wanita itu berdiri dan berjalan keluar. Aku segera membuka portal dan kabur.

~~~•~~~

Aku punya rencana.
Rencana yang sangat gila.

Di kamar Stephen, ada sebuah album tebal berisi tulisan tangan Stephen.
Isinya kemungkinan besar diary nya.
Kayaknya aneh banget seorang Stephen menulis diary, tapi siapa tahu?

Nah, diary itu tak boleh dibaca siapapun, kecuali Stephen.
Karena aku ingin tahu siapa wanita itu, aku harus mengambil bukunya.

Tapi...masalahnya, kamar Stephen pasti sudah dijaga oleh spell spell berbahaya, buatan Stephen sendiri.

Ok lah. Ideku sudah matang.
Akan kucoba.

~~~•~~~

Aku berhasil mengambil bukunya.
Sekarang, tinggal memikirkan caranya keluar dari kamarnya.

Aku melompat melewati spell yang terbentang dari ujung sampai ujung ruangan.

Fyuh... Dapat akhirnya.
Aku menoleh ke kiri.
Duh, aku bodoh atau apa sih.
Aku tidak lewat pintu tanpa spell itu.
Aku menepuk jidat.

~~~•~~~

Aku mencari sebuah halaman.
Christine, Christine, Christine...
Christine!!! Itu dia.

Hari ini, aku bekerja lagi
dengan Christine.
Aku membantunya membedah
jantung milik seorang pasien.

Wajah Christine memang cantik
bila sedang bekerja. Aku suka.

Oh. Dia pernah suka dengan
wanita itu. Aku melompat ke
halaman belakang.

Aku sudah lama tak bertemu
Christine. Aku rindu dia sih,
tapi, ada seseorang yang
mungkin membuatku merasa
aku ingin berpindah hati.

Pipiku merah merona.
Gr banget sih.

Setelah itu tak ada halaman seterusnya. Aku menghela nafas.
Apakah sebenarnya dia benci aku?

Tiba tiba Stephen membuka pintu kamarku.

Stephen membentakku
"Cepat! Keluar!"

Aku terkejut setengah mati.
"Ada apa? Kenapa? Bukankah kamu perlu aku?" tanyaku heran.

Amarah Stephen makin memuncak.
"Cukup," Stephen menarikku keluar kamar, "AKU BENCI KAMU!"

A-APAA??!!?

"What happened with you?
The magic fades too fast.
S-stop."

[Ending Part 10]
12 Agustus 2019

Strange Love - Doctor Strange Fan FictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang