💚 Shattered Apart - Prolog Part 2

1.5K 189 12
                                    

Gadis itu berseri senang. Dia sangat menikmati waktunya di Disneyland. Meskipun sempat khawatir, akhirnya dia dapat tertawa gembira.

Tiba-tiba, telpon gadis itu berbunyi.
Gadis itu segera mengangkatnya.

"Ayah dan ibumu !
Mereka dalam kondisi kritis.
Cepat kemari!" kata
seorang wanita.

Gadis itu tercegang. Pikirannya kosong. Dia tak tahu harus berbuat apa. Semua serasa bagaikan mimpi.

~~~•~~~

Kamis,
21.35 malam.

Cahaya lampu terang benderang. Suara langkah kaki dokter terdengar.
Bunyi detak jantung masih terdengar. Satu demi satu prosedur dilakukan.

Orang tua gadis itu mengalami kecelakaan tadi pagi. Gadis itu tidak mengetahuinya, sampai dia ditelpon.

Gadis itu menunggu di ruang tunggu, tak berdaya. Ia hanya berharap yang terbaik untuk mereka. Dengan pikiran berkecamuk, gadis itu menunggu waktu berlalu.

~~~•~~~

Jumat,
1.47 subuh.

Seorang dokter berbaju tosca panjang keluar dari ruangan. Wajahnya sangat tak menentu.
Gadis itu segera berlari menghampirinya.

Dokter itu menghela napas,
"Maaf. Kita sudah berusaha semampunya." ucapnya perlahan.

Gadis itu terdiam. Lama sekali.
Ia menundukkan kepalanya.
Termenung, tanpa suara.

Setelah sekian lama, ia menatap dokter itu. Ia meremas pundaknya dengan kuat.
"M-mereka masih h-hidup kan- YA K-KAN?!?! Tolong jawab."
Tetesan air mata mulai mengalir di pipinya.

Dokter itu terkejut.
Dia menatap gadis itu.
"I'm sorry."

Muka gadis itu tertutup air mata yang turun deras dari matanya. Dia mencoba menenangkan diri.

Dokter itu mengenalinya.
"Gadis, tadi pagi, Disneyland?
Maaf. Aku tak dapat
menyelamatkan mereka."

Karena pikirannya kacau, gadis itu baru menyadari bahwa dokter itu memiliki suara baritone yang khas, milik pria yang menyelamatkannya pagi tadi.
Dia berusaha tenang. Mengatur nafasnya yang terengah - engah. Gadis itu mengusap air matanya.

Dokter itu merasa bersalah.
Dia ingin membantu gadis itu.
"Maaf, tapi adakah orang yang dapat menjagamu?" tanya dokter itu.

Gadis itu menggeleng.
"Hanya mereka yang kupunya. Sekarang m-mereka...."

Hati pria itu melunak.
"Aku Dr.Stephen Strange.
Tolong, jika kamu mau,
ikut denganku."

Gadis itu bingung sesaat.
Dia bertanya, "Kemana?"

"Di tempat dimana kamu bisa menenangkan diri." balas Stephen.

Gadis itu mengangguk.
Stephen menggenggam tangan gadis itu. Gadis itu meremas tangannya kuat kuat.

Mereka pergi dari rumah sakit itu, Stephen membuat sebuah portal, pria itu menggandeng tangan gadis itu dan mereka menuju ke suatu tempat.

"Reality is often dissapointing"
-Thanos-

[Ending Part 2]
26 Juli 2019

Strange Love - Doctor Strange Fan FictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang