"Dah ah, yok cabut."
Sunwoo melompat turun dari punggung Hyunjae setelah memahami apa yang terjadi. Pemuda itu merapikan penampilannya dan beranjak pergi, diikuti Sangyeon dan yang lainnya.
Tujuan mereka adalah parkiran sekolah, namun sebelum ke sana, mereka harus melewati koridor tempat para berandalan kelas dua belas sedang mengganggu dua adik tingkat itu, yang kata Hyunjae adalah mantan Younghoon dan pacar barunya.
Sunwoo sebenarnya malas dekat-dekat dengan sumber masalah seperti saat itu, namun tidak ada pilihan lain. Koridor itu sialnya adalah satu-satunya jalan menuju parkiran.
Mata pemuda tampan itu tak lepas dari dua orang yang dikerubungi para berandalan kelas dua belas, salah satunya yang berambut ungu yang tengah sibuk meladeni dua orang yang mencengkeram lengannya, begitu gesit berusaha menghindar dan membela diri. Sedangkan temannya—si mantan Younghoon—sudah menghabisi tiga orang tanpa ampun.
"Sabi juga tuh mantannya Younghoon. Sadisss," celetuk Hyunjae jahil kepada pemuda berjuluk Bbang yang kini menatap lurus ke arah pemuda manis yang bukan lagi miliknya.
Sunwoo melewati kerumunan itu dengan wajah angkuhnya. Sempat bertemu tatap dengan pemuda surai ungu yang tempo hari ia temui di UKS itu, kemudian segera membuang pandang. Mereka hanya lewat, tak berniat ikut campur ataupun menolong. Lagipula itu bukan urusan mereka.
Dari ujung koridor yang berlawanan, beberapa orang siswa berlari mendekat ke arah kerumunan itu. Sunwoo mengenali salah satu dari mereka, Joo Haknyeon si iseng yang kebetulan sekelas dengannya.
"Mau dibantuin nggak?" Sangyeon menyikut lengan Sunwoo, mengendikkan bahu ke arah kerumunan itu saat mereka melewatinya.
Sunwoo hanya mendengus. "Buat apa? Bukan urusan gue."
ⒶⓅⓅⓇⒾⓋⓄⒾⓈⒺ
Chanhee bertemu pandang dengan salah seorang siswa yang tidak ia kenal yang melewatinya, Changmin, dan beberapa pasang senior kelas dua belas yang mengerubungi mereka. Ia mendecih pelan ketika menyadari betapa angkuhnya tatapan pemuda tersebut, pun tingkahnya yang hanya melirik tanpa ada simpati sama sekali. Bukan berarti dia butuh simpati, Chanhee dan Changmin berdua saja sudah lebih dari cukup untuk membereskan semua kakak kelas kurang ajar itu.
Chanhee dan sang pemuda bertemu pandang dan saling menatap untuk beberapa saat, sebelum akhirnya ia memutus kontak begitu saja ketika mendengar gerungan dari salah seorang kakak kelas yang sudah berbaring di lantai, di bawah kaki Changmin sahabatnya.
"Kyu, berenti. Kasian. Udah pingsan itu." Chanhee memeluk lengan Changmin yang akan melayangkan beberapa pukulan lagi.
Ia tak ingin sahabatnya itu melewati batas.
Kakinya bahkan kini sudah menginjak leher salah seorang yang tadinya menggoda mereka, terutama yang mengatakan jika akan memakai Chanhee bersama-sama. Terang saja Changmin langsung emosi.
Pemuda dengan surai merah muda itu kembali merapikan kemeja seragamnya, sadar bahwa geng sang mantan baru saja melewatinya. Namun ia hanya diam saja.
Tatapan Changmin beralih ke lengan lelaki yang menggelayut di tangan mantan kekasihnya tersebut untuk beberapa detik sebelum mendengus dan kembali fokus kepada lawannya.
Para senior kelas dua belas yang masih ada di sekitar situ namun tak ingin ikut campur dalam perkelahian itu serentak mundur ketika Changmin berjalan mendekati mereka.
"Cih, urus tuh temen-temen lo. Sekalian ajarin sopan santun," decihnya lalu berbalik untuk memastikan Chanhee baik-baik saja.
Dari ujung koridor berlawanan, Chanhee melihat beberapa anggota gengnya berlari menghampiri mereka berdua. Chanhee tersenyum lega.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apprivoise +Sunnew
FanfictionAku, kamu, kita. Menyusun cerita kecil yang berharga. Dibingkai dalam indahnya masa SMA. Siap menjelajahinya? [Collab w/ @Ifii1485-L]