Titik Temu

12 0 0
                                    

Aku menyeka keringat yang mengucur di dahi. Rasanya bebanku sedikit berkurang, melihat anak-anak kecil yang sedang bermain di taman. Mereka berlari kencang tanpa rasa takut,  tertawa tanpa beban, menangis juga hanya karena masalah kecil.

Dulu, aku selalu ingin beranjak dewasa dan kupikir menjadi orang dewasa adalah hal yang menyenangkan. Tapi sekarang rasanya aku ingin memutar balikkan waktu, kembali ke masa kecil.

Namun, itu tidak mungkin terjadi.

Aku melihat berkas yang kuletakkan di kursi. Amplop coklat itu sudah berjalan kesana-kemari, tapi tak kunjung mendapatkan tuannya.

Aku menghela napas. "Coba saja dulu aku belajar lebih giat, mungkin sekarang aku sudah mendapatkan posisi yang baik."

Ingin kecewa, tapi semua sudah terjadi.

"Sam? Samuel kan?"

Aku tersentak. Melihat perempuan berpakaian formal di depanku ini. Ah, aku mengenalnya. "Radina?"

Kita tertawa bersama. Sudah lama aku tidak bertemu perempuan ini. Sedikit mengenang masa lalu dengannya. Radina adalah mantan bendahara terkejam menurutku. Semasa SMA, kelasku yang paling banyak mengumpulkan uang dan akhirnya digunakan untuk perpisahan kelas.

"Kamu pakai kemeja jadi kelihatan sedikit rapi, Sam."

Ah, dia meledekku. "Lebih tampan juga?"

Radina memutar bola matanya malas. "Oh iya, kamu ngapain disini?"

"Cuma istirahat sebentar aja. Jadi ingat dulu kita foto perpisahan disini."

Radina tertawa. "Aku juga masih ingat, kita sampai di kejar-kejar Satpol PP."

Kita kembali mengenang masa SMA, sampai akhirnya matanya jatuh pada amplop coklat yang kupegang. "Kamu lagi cari kerjaan, Sam?"

"Iya, kebetulan aku lagi liburan semester, lagi cari tempat untuk magang. Aku sudah mencari di beberapa perusahaan, tetapi tidak ada yang menerima lowongan pekerjaan saat ini."

"Kebetulan perusahaan yang aku tempati sedang membutuhkan karyawan, kamu bisa coba lamar disana."

Mendengar itu, rasanya aku kembali bersemangat. "Terimakasih ya, Ra."

"Iya, nanti kamu bisa hubungi aku."

Aku tersenyum lega, bersyukur hari ini. Berterimakasih pada Tuhan karena mengirimkan seorang malaikat. Setidaknya aku harus semangat untuk besok.

Coffee BreakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang