Army baru saja sampai didepan rumah Nova yang sederhana namun terasa suasana hangat dalam rumahnya . Mungkin , ini yang dinamakan rumah sederhana tapi penuh kebahagiaan . Dibalik semua sikap Army yg kerap jahil dan nakal , ia tak jarang memperhatikan hubungan Nova dan sang kaka yang sangat dekat , tidak seperti dirumahnya . Meski besar tapi rasanya hambar , karena semua hanya sibuk dengan " mimpi " nya masing-masing.
Denis membuka pintu rumah , membiarkan Army memeluk Nova sebentar sembari mempersilahkan keduanya masuk . Kaki nya melangkah cepat ke dapur untuk mengisi air dalam poci untuk dipanaskan , dengan harapan nova akan cepat membaik setelah ia kompres nanti .
" Gue bantu ya nov , pelan-pelan jalannya . atau mau gue gendong " ucap Army sambil membantu Nova berjalan meski pelan .
Nova menggeleng pelan , rasanya ia tidak selemah itu , jika hanya untuk jalan dia masih bisa walau sedikit lemas .
" gue baik-baik aja My .. thanks ya " Nova tersenyum hangat pada Army , tak menyangka bahwa sekarang meski Army memeluk nya dari samping Denis tidak mengomelinya sama sekali seperti biasanya .
" Nov... gue minta maaf karena gue gatau kalau " si bule nyasar " itu selama ini ngilang karena ngurus Chelsea ... dan Chelsea sebenernya temen mesra gue ,,, ya lo tau lah kaya apa . Dia memang sakit , mungkin itu jadi alasan cowo lo nemenin Chelsea terus menerus apalagi mereka pernah saling sayang " army mengelus tangan Nova , berharap wanita itu tidak menangis iba seperti tadi .
Nova kembali hanya tesenyum kecut mendengar pernyataan pahit dari Army . Mungkin sebenarnya dia tidak ingin tau lebih lanjut siapa wanita itu , tapi mungkin Army tidak mau membiarkan Nova larut dalam pertanyaan nya sendiri .
" Makasih my lo udah jelasin siapa Chelsea di hidup lo ... mungkin wanita itu spesial sampe Alvin rela berbuat seperti itu sama Chelsea. Dan gue gaboleh marah ... sebenernya dari awal gue terlalu geer , tanpa pikir panjang gue seseneng itu nerima Alvin , padahal secara logika , gue baru kenal dia dan apa ada orang yang bisa langsung jatuh cinta secepat itu ? "
" Kalau gue adalah jawaban pertanyaan yg terakhir gimana Nov ? apa lo bakal percaya ? "
Army menatap lekat kedua mata Nova , berharap jawaban Nova adalah percaya.
Apa ? percaya ?
Apakah Army benar-benar suka pada Nova atau hanya kasian atau bahkan kagum pada wanita ini akan segala ujian dalam hidupnya ?
Army mengepal tangannya , apakah tepat perasaan nya sekarang ?
" HM HM HM .... tangan lo my ngapain meluk-meluk ade gue mullu ?! Lepasin ! "
Denis melotot ke arah Army , sedangkan Army hanya mengerucutkan bibir dan melepas tangannya dari bahu Nova .
" yaelaah gue kan udah bantu nyari tadi ka , masa dapet bagian dikit kaga boleh . Pelit luu "
" Iya gue tau lo udah bantu , thanks! tapi ade gue limited edition , gabisa sembarang orang megang dan berlaku kurang ajar ke dia , kecuali kalo lo mau dibikin jadi pepes ayam kaya si Alvin , Lo boleh tunggu gue di cafe biasa " ucap Denis
Army mendengus pelan , mengapa Nova harus punya kaka laki-laki seperti Denis ?
Nova hanya tersenyum kecut mendengar jawaban kakanya , ia tau Denis akan melindunginya setengah mati . Tapi untuk urusan menghajar Alvin , masih ada rasa tidak tega menyelimuti hati Nova jika sampai benar Denis akan memberikan perhitungan kepada Alvin tentu ia tau apa yang akan dilakukan kakanya .
" Ka .. untuk kejadian tadi , Nova gamau ada tindakan ka Denis yang cuman buang-buang tenaga kaka sendiri . Alvin punya alasan , dan mungkin Nova aja yang terlalu sayang sama Alvin , sampe Nova buta .. gatau orang yang sayang kasian atau sayang tulus . Semua perbuatan Alvin , biar Tuhan yang bales . Nova minta kaka cukup fokus sama ujian kaka dan tugas akhir kaka di OSIS . "
YOU ARE READING
Navratilova ....
Teen Fictionnova gadis muda yang hanya tinggal dengan sang kaka , tak pernah menyangka akan mengalami kisah cinta yang sesakit ini . cinta pertama yang ia alami mendapatkan banyak ujian namun ia mencoba bertahan . mencoba kuat namun ia rapuh , mencoba tersenyum...