Sepulang sekolah Jimin tidak langsung meninggalkan area sekolah, dia menyuruh sopir kerajaan untuk berhenti di belakang sekolah seperti menunggu sesuatu. Namjoon dan pengawal kerajaan lain hanya menuruti perintah Jimin dengan rasa penasaran yang tinggi.
Yang ditunggu Jimin pun tiba. Seulgi pulang dengan berjalan kaki menuju halte bis sambil menenteng beberapa buku yang tidak muat dia masukkan kedalam tas. Seulgi akan pergi bekerja paruh waktu di kafe kopi. Setelah berjalan sampai halte dan menaiki bis tujuannya, Seulgi masih tidak menyadari sedari tadi ada sepasang mata yang memperhatikannya diam diam.
"Ikutin bis itu" perintah singkat Jimin pada sopir kerajaannya.
Di sepanjang perjalanan banyak orang bertanya kenapa ada iring iringan mobil kerajaan mengekori bis umum. Mereka hanya bisa menduga jika sang Pangeran sedang mengobservasi kinerja kendaraan umum padahal Jimin punya maksud tertentu.
Seulgi turun dan langsung masuk ke kafe yang menjadi tempat kerjanya. Kebetulan tidak jauh dari area halte tempat dia turun tadi. Jimin melihat dan akhirnya mengetahui dimana Seulgi bekerja dan langsung memutuskan untuk pulang.
"Dia siapa jim ?" tanya Namjoon yang sudah penasaran sedari tadi.
"Cewek bang" jawab Jimin jujur.
"Gue tau setan, tapi itu cewek siapa ? Pacar lo ? Selingkuhan lo ? Apa dia punya utang ke lo gitu ?" perjelas Namjoon yang membuat Jimin sedikit terkekeh karena berhasil membuat Namjoon kesal.
"Dia cewek yang gue tolongin pas kecelakaan pesawat kemaren bang"
"Oh, dia temen satu sekolah dong sama lo. Terus kenapa lo ikutin dia ? Lo naksir ?"
"Gue penasaran aja sama dia bang karena selama gue disekolah tadi dia bukan termasuk siswi yang heboh kayak yang lain"Namjoon hanya mengangguk dan tak lama tablet yang ada di genggamannya bergetar tanda ada pesan masuk. Tablet itu berisi semua jadwal Jimin sampai daftar obat yang sering digunakan Jimin.
"Kenapa kak ?" mengetahui Namjoon sibuk dengan tab nya, Jimin yakin pasti ada seseorang yang menghubungi Namjoon.
"Orang tua Chaeyeon lagi ada pertemuan sama Ratu kayaknya bahas soal perjodohan lo deh jim"Jimin mendengus saja mendengar berita itu lalu memakai kacamata hitamnya dan memilih tidur di sisa perjalanan ke istana. Jimin malas mendengar nama perempuan itu.
---------------------------------------------
Taehyung sedang duduk di kursi panjang dekat danau istana, dia terpaksa menuruti ibunya untuk ikut ke istana. Bukannya Taehyung tidak suka ke istana toh dia berteman baik dengan Jimin tetapi jika pergi dengan ibu dan adiknya, Taehyung malas dan sangat malas berurusan dengan mereka berdua.
"Bengong aja lo kesambet setan mampus" dari arah belakang Irene datang membawa kaleng minuman untuk Taehyung. Irene hafal kemana Taehyung bersembunyi jika dia berkunjung dengan ibu dan adiknya.
"Gapapa kak gue kesambet setan sini, asal bisa liat lo tiap hari gue seneng kok kak" gombal Taehyung yang membuat Irene melempar kaleng minuman di tangannya untuk diberikan pada Taehyung.
"Gombalin aja terus kakak gue, emang udah gak sayang lo sama nyawa lo" suara Jimin terdengar saat dia berjalan menuju tempat Irene dan Taehyung berada.Diekori Namjoon yang tersenyum juga mendengar ucapan Jimin barusan, Irene dan Taehyung hanya membalas ucapan Jimin dengan tawa juga.
"Kalo dateng tuh ucapin salam kek, malah ngancem gue. Kalo gue jadi kakak ipar lo eumm mampus lo, gue bully tiap hari" ancam Taehyung ganti pada Jimin.
"Gue gak mau sama anak ingusan Kang Taehyung jadi jangan kegeeran deh" sambar Irene yang langsung membuat Taehyung memasang muka selucu mungkin yang membuat Jimin, Irene dan Namjoon terbahak melihatnya.Tak lama Jimin masuk kedalam istana menuju kamarnya. Ditengah perjalanan menuju kamarnya, Jimin melihat ibunya, ibu Chaeyeon dan Chaeyeon juga beberapa petinggi negara sedang berkumpul. Jimin bisa menebak bahwa mereka pasti membicarakan soal perjodohan dan pengangkatan dirinya sebagai Putra Mahkota.
Jimin berdiri di pintu depan dan mendengarkan seksama apa saja yang di ucapkan beberapa orang disana. Untunglah pintu sedikit terbuka dan Jimin bisa mendengarkannya. Jimin heran kenapa pertemuan seperti ini tidak melibatkan dirinya padahal kan yang akan dijodohkan dia juga yang akan diangkat sebagai Putra Mahkota juga dirinya.
"Nyonya Kang, putri anda memang sangat cantik" puji salah satu mentri.
"Benar, dia cocok sebagai penerus Ratu negeri ini" sambung menteri yang lainnya disusul gelak tawa.
"Cocok matamu" batin Jimin dalam hati sambil menaikan sudut bibirnya.
"Istana sudah menentukan tanggal perjodohannya Nyonya jadi anda tidak perlu kuatir. Biar kami yang mengurus semuanya" ucap Ratu dengan senyumnya yang terlihat bijaksana.
"Terimakasih Yang Mulia, saya masih tidak tahu apakah putri saya memang pantas bersanding dengan Pangeran" balas Nyonya Kang malu malu.Chaeyeon juga tersenyum manis dan sesekali menundukan kepalanya menyembunyikan wajahnya yang memerah karena malu dipuji. Jimin mendengar dan melihat itu semua. Jimin merasa hawa panas mendadak menyerangnya dan membuat Jimin ingin jalan jalan menghirup udara segar secepatnya.
Akhirnya Jimin keluar istana dengan penyamaran dan mengendarai mobilnya sendiri. Jimin pasti sudah menebak saat ini di istana Namjoon dibuat kerepotan mencari dirinya karena pergi seorang diri. Jimin sudah meninggalkan notes kecil di kamar Namjoon berpamitan sebentar dan permohonan maafnya. Saat ini di mobilnya Jimin tersenyum penuh kemenangan.
Mobil BMW berwarna hitam itu Jimin parkirkan di dekat sebuah kafe. Tentu saja Jimin tidak langsung keluar dan melihat sekeliling kafe mencari seseorang. Bingo ! Mata Jimin membesar dibalik kaca mata hitamnya saat menemukan sosok Seulgi sedang melayani pelanggan kafe. Tanpa banyak berfikir Jimin keluar dari mobil dan masuk kafe.
Jimin duduk di kursi yang menghadap ke arah meja pemesanan. Disana Seulgi dan beberapa orang karyawan lain sedang sibuk membuat dan melayani pesanan pelanggan. Jimin berdiri untuk memesan minuman.
"Ice Americano satu" ucap Jimin singkat sambil melihat Seulgi yang tidak sadar bahwa pelanggannya adalah dirinya.
"Cuman Ice Americano atau tambah makanan ?" tanya Seulgi sambil sibuk mencatat pesanan Jimin dan tidak memperhatikan siapa yang berdiri didepannya.
"Tambah burger, kentang goreng, ayam, kaleng cola 5" lanjut Jimin.
"Makan disini atau dibawa pulang ?"
"Buat lo"Jawaban aneh dari pelanggan didepannya membuat Seulgi mendongakkan kepalanya dan melihat ke arah pelanggannya yang memakai topi dan kacamata juga baju serba hitam mirip malaikat pencabut nyawa itu. Seulgi masih bengong dan berusaha berfikir apa yang barusan pelanggannya katakan.
Melihat Seulgi yang kebingungan, Jimin tersenyum lalu membuka kacamatanya. Sontak hal itu membuat Seulgi kaget bukan kepalang dan menyeret Jimin menjauh dari tempat pemesanan.
"Lo kok bisa sampek sini ? Lo ngapain disini ?!" tanya Seulgi beruntun dengan suara cukup pelan pada Jimin.
"Kenapa ? Ini kan Seoul terserah gue dong mau kemana aja" jawab Jimin santai.
"Tapi kok bisa kebeneran gini lo ditempat kerja gue ? Lo sama siapa ? Mana pengawal pengawal lo ?"
"Kenapa ? Lo khawatir sama gue ?"
"Jangan geer deh, gue gak mau ya punya masalah sama lo"
"Tolong bungkus pesenan gue tadi, gue mau balik soalnya. Sekarang"
"Gue bakal bungkusin tenang aja biar lo cepet balik"Jimin tersenyum melihat Seulgi yang sedang mencak mencak sekarang karena permintaannya sebagai pelanggan tadi. Bukannya terlihat menyebalkan atau menyeramkan tetapi Seulgi terlihat lucu sekarang dimata Jimin.
"Kenapa lo ketawa ? Lo pikir gue badut apa ?" sewot Seulgi.
"Jangan tolak pemberian gue tadi, itu buat lo. Gue gak mau liat lo kurus"Setelah berkata seperti itu Jimin memakaikan topi hitamnya pada Seulgi dan menepuk bahu Seulgi seolah memberikan Seulgi semangat. Jimin pergi dari kafe setelah membayar semua pesanannya dan sementara Seulgi masih terbengong dengan kelakuan Jimin tadi.
"Sehari aja gue gak berurusan sama dia bisa gak sih ?"
🌸🌸🌸🌸🌸
Maaf ya hampir dua bulan gak update karena emang ada kerjaan di luar pulau dan terpencil jadi pas ada sinyal buat komunikasi sama keluarga aja
KAMU SEDANG MEMBACA
The Black Mask
Fiksi PenggemarKang Seulgi siswi menengah atas peraih beasiswa, periang dan harus hidup sebatang kara karena dia tinggal di panti asuhan sejak kecil harus berurusan dengan Lee Jimin seorang pangeran di kerajaan Korea Selatan yang terkenal dengan sifat sifatnya yan...