5

45 8 2
                                    

Keesokan paginya, terdengar suara pintu Lova terbuka. "Ceklekk..." pintu tersebut terbuka sedikit demi sedikit. "Lova, ayo bangun nak," ucap seorang perempuan paruh baya dan mendekati Lova. "Iya. Loh mama ? kapan pulang ma?" jawab Lova kaget. "Kemarin malam nak. Ayo segera mandi nanti kamu terlambat," kata mama beranjak keluar dari kamar Lova.

Lova pun sudah siap untuk berangkat ke sekolah. Kali ini ia meminta mamanya untuk mengantarkannya mumpung mamanya ada cuti. Sekali-kali lah, Lova sangat ingin momen-momen bersama mamanya seperti ini. Akhir-akhir ini jarang sekali terjadi momen seperti ini. Di sepanjang perjalanan, Lova menceritakan tentang sekolahnya. Dia bilang kalau dia punya teman yang baik sekali yang selalu mengajari Lova matematika sehingga ia tidak takut lagi bahkan jadi suka dengan matematika. Mamanya hanya tersenyum mendengar ceritanya. Lova juga menceritakan bahwa ia nanti akan ulangan matematika. "Nah, sudah sampai Lova. Belajar yang benar ya. Nanti kamu ulangan kan ? Good Luck ya. Nanti hasilnya tunjukin ke mama ya. Dahhh.. sayang," kata mama. "Iya ma. Lova pasti nggak bakal ngecewain mama dan papa deh. Janji deh ma," jawab Lova lalu mencium tangan mamanya. Mobil mama perlahan-lahan menghilang diantara kabut-kabut yang menghiasi pagi ini.

Lova sudah deg-degan. Dia membayangkan soal-soal matematika yang mengerikan itu berada dihadapannya. Khayalan Lova pun buyar karena di kagetkan oleh teriakan seseorang. "Hai Lova, tunggu gue," teriak Hanna dari kejauhan. "Hssstt.. hsstt... lo udah siap ulangan matematika?" tanya Hanna sambil ngos-ngosan karena capek berlari menyusul Lova. "Siap nggak siap sih," jawab Lova. Mereka berdua pun memasuki ruang kelas.

Ulangan pun dimulai. Lova begitu lancar mengerjakannya. Tak pernah terbayangkan, Lova yang sangat tak suka dengan matematika begitu lancar mengerjakan soal-soal matematika yang dulu menurutnya sangat mengerikan. Waktu pun berjalan dengan cepat. 2 jam pelajaran telah dilalui Lova untuk mengerjakan soal ulangan satu jam kemudian, nilai ulangan matematika kelas 11-2 telah keluar. Lalu dibagian ke siswanya masing-masing. Alangkah senangnya ketika Lova menerima kertas ulangannya beserta nilainya. "Terima kasih Tuhan, aku dapat nilai seratus," teriak Lova kegirangan. Lalu Edward, Hanna, dan Emma melihat kertas ulangan Lova. Dan ternyata benar, Lova dapat nilai seratus. "Selamat ya Lova, gue tau kok lo bisa ngalahin soal matematika," ucap Edward menyalami Lova. "Ini berkat bantuanmu juga Edward. Terima kasih ya," jawab Lova. "Selamat ya Lova.. kalau gitu kapan-kapan gue bakal tanya tentang matematika ke lo yah," ucap Hanna dan Emma. "Boleh-boleh," jawab Lova.

Two pieces of papersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang