7

58 9 4
                                    

Di sisi lain, Edward sedang berjalan menuju rumahnya. Yah, ia hari ini pulang agak sore karena dia latihan basket dulu. Di perjalanan pulang, Edward melihat jalan dekat danau dikerubungi banyak orang. Edward pun mencoba melihatnya. Ternyata ada kecelakaan. Seorang anak sedang tergeletak tak berdaya di pinggir jalan. Tunggu sebentar, Edward mencoba mendekati kerumunan orang-orang tersebut. Setelah dia melihat secara detail korban kecelakaan itu, ternyata korban itu adalah Lova, teman sekolahnya. Edward pun langsung menghubungi Hanna dan Emma agar mereka memberitahu kedua orang tua Lova. Edward pun bersama beberapa orang membawa Lova ke rumah sakit menggunakan ambulan yang sudah dipanggil tadi.

Lova langsung dibawa ke UGD. Edward menunggu di depan ruangan sambil terus berdoa agar sahabatnya itu dapat tertolong. Beberapa menit kemudian Hanna dan Emma bersama mamanya Lova datang. Mereka tampak cemas dan gelisah. Apalagi mama Lova, yang sedari tadi menangis dan menyebut-nyebut nama putrinya. Mereka berempat hanya bisa berdoa kepada Tuhan agar nyawa Lova terselamatkan. Beberapa jam berlalu. Papa Lova tak kunjung datang juga, padahal sudah dihubungi oleh mama Lova. Beberapa menit kemudian dokter keluar dari ruangan Lova. Dokter tampak kecewa. Lalu dokter menceritakannya. Tangis dari Hanna, Emma, dan Edward tak dapat di bending lagi. Apalagi mamanya. Mama Lova langsung menangis sejadi-jadinya ketika dokter mengatakan bahwa nyawa Lova tak dapat diselamatkan lagi. Mama Lova dan ketiga sahabatnya langsung memasuki ruangan Lova. Mereka melihat tubuh Lova yang sudah terbujur kaku di atas ranjang rumah sakit. Tak lama kemudian papa Lova datang, dan Edward langsung menceritakan kejadiannya hingga akhir. Papa Lova langsung lemas mendengarnya, dan langsung melihat wajah putrinya untuk yang terakhir kalinya. Mereka tak dapat berhenti menangis apalagi saat Lova dimasukkan ke kamar jenazah. Edward lalu mengeluarkan kertas yang ia dapatkan dari tangan Lova ketika kecelakaan tadi. Kertas itu lalu ia berikan kepada kedua orang tua Lova. Mungkin itu surat terakhir dari Lova. Surat itu berisi tentang curahan hati Lova selama kedua orang tuanya tak memperdulikannya, ketika kedua orang tuanya selalu tak ada untukknya, ketika kedua orang tuanya tak memberikan perhatian kepadanya, dan selembar kertas nilai ulangan matematika yang ingin ia tunjukan kepada kedua orang tuanya saat orang tuanya sedang ribut hebat tadi siang. Kedua orang tuanya hanya bisa tertunduk pasrah dan kecewa sambil menangis. Mau apa lagi, nasi sudah menjadi bubur. Mereka tak akan bisa memutar waktu lagi.

Two pieces of papersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang