Chapter 1

518 47 21
                                    


Jiyeon POV

'sudah semua?' aku mengangguk dengan lesu

'yasudah masuk ke mobil cepat' aku memutar mataku malas, aku benar-benar tidak menyukai pindah rumah

'kau masih mogok bicara ya?' eomma masih terus mengomel sejak tadi, padahal sedang menyetir

'eomma kenapa pakai pindah kerja segala sih?' gerutuku tanpa memandangnya, rasanya pemandangan di luar sana lebih menyenangkan

'ini kan tugas eomma sebagai dokter, harus bersedia ditempatkan di manapun'' yah dia benar sih

'lalu kenapa aku tidak tinggal di seoul saja sendiri' mataku masih betah menatap keluar

'plak' kepalaku dipukulnya cukup keras membuatku menoleh seketika

'sakiiiiiiit' pekikku kesal

'eomma mau aku jadi bodoh ya' dia menatapku aneh

'kau itu sudah bodoh' katanya cuek, yaampun eomma macam apa

'meninggalkanmu di seoul sendirian? Eomma tidak yakin kau bisa hidup di sana lebih dari seminggu' aku memanyunkan bibirku

'sudahlah aku mengantuk' aku menurunkan kursiku ke belakang dan mulai memejamkan mataku, malas bicara sama eomma

******

Kurasakan bahuku diguncang cukup kuat. Mataku mulai mengerjap perlahan. Wajah galak eomma muncul di depanku membuatku terperanjat.

'wae?' tanyaku sambil mengelus dadaku

'eoh, dimana ini?' mataku menangkap pemandangan yang berbeda. Pepohonan rindang dipinggir jalan menyambut mataku. Udaranya segar.

'turunlah, kita sampai' aku mengernyit, mataku kembali menyusuri lingkungan yang masih asri ini. Sebuah rumah sederhana berwarna putih, dengan halaman yang cukup luas. Beberapa rumah lainnya yang bentuknya hampir sama berdiri berdampingan.

'eomma ini rumah kita?' eomma mengangguk

'heol' aku mengumpat dalam hati, rumahnya cantik tapi entah kenapa auranya tidak baik

'eoh kau yakin?' dia kembali mengangguk selagi menurunkan koper besar berisi pakaian kami

'tapi aku melihat seseorang di atas sana' gumamku kecil

'mworago?' tanya eomma tak mengerti

'ani, aku melihat seseorang di atas sana tadi' aku menunjuk ke sebuah jendela di lantai dua

'eoh, kemana orang itu?' tiba-tiba bayangan yang kulihat menghilang

'eomma, kau tidak mau pindah rumah saja?' dia kembali mengernyit

'rasanya perasaanku tidak enak terhadap rumah ini' aku mengelus tengkukku yang merinding

'itu sugesti saja, ayo bantu eomma menbawa ini' aku menatap rumah itu kembali, rasanya ini tidak benar

'ppalli' teriak eomma yang sudah berjalan sampai di depan pintu

'Neeee' teriakku akhirnya, membawa koper besar disatu tanganku dan beberapa tas kecil di tangan satunya

'ini kamarku?' eomma mwngangguk dari dalam, aku melangkahkan kakiku ragu memasuki kamar itu. Besar, sudah ditata sangat rapi khas eomma, buku-bukuku yang entah sejak kapan sudah tiba di sini duluan.

'kau suka?' aku menatap eomma

'yah sangat eomma sekali sih' cibirku yang berhasil membuatku mendapat lemparan bantal

Oh my ghostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang