Chapter 17

196 36 20
                                    


'ada apa kemari?' nada suaraku secara otomatis menjadi dingin tak berperasaan

'siapa yang datang?' appa yang baru turun dari lantai atas memanggilku, membuatku menoleh padanya

'oh jiyeoni, ayo masuk' appa menyambut jiyeon dengan ramah merangkulnya membawanya masuk ke dalam

'jiyeonieee' teriak eomma saat tau siapa yang datang

'aku mengantarkan ini, eomma membuatnya terlalu banyak' jiyeon meletakkan kantong plastik yang dibawanya ke atas meja

'kimchi lobak' pekik appa saat tau apa isinya

'kau tau kesukaan myungsoo ya' park jiyeon melirikku sekilas lalu segera memalingkan wajahnya saat mata kami bertemu

'gomawo' eomma menghampiri kami

'kau mau ikut makan malam?' tawar appa pada jiyeon

'sepertinya dia akan langsung pulang' aku memotong cepat saat dia hendak membuka mulut

'benar kan, jiyeon-ssi?' aku menekankan kata -ssi

'ne majjayo ahjussi, ahjumma. Eomma sedang sendirian di rumah' dia tersenyum ramah

'kalau begitu aku permisi' park jiyeon membungkuk pamit, dan tak lama diantar eomma sampai pintu keluar

'mwo?' tanyaku ketus saat appa menatapku marah

'tidak bisakah kau lebih ramah pada tamu?' aku memutar mata jengah

'aku lapar dan sedang tidak dalam mood untuk diceramahi' aku melenggang pergi menuju kursiku

'kau tau? Appa bersyukur bahwa dia memilih meninggalkan kau yang seperti ini' aku kehilangan nafsu makanku

'bisakah kita tidak membicarakannya?' aku memejamkan mata, menahan emosiku

'yeobo, duduklah. Jangan seperti ini' eomma menggiring appa untuk duduk di kursinya

'kalau saja kau tau..'

'lalu apa? Apa yang sudah dia lalui? Lalu bagaimana denganku? Tidak adakah yang memikirkan apa yang sudah kulalui setelah dia mencampakkanku?' aku berdiri dan berteriak marah

'apakah kalian memikirkan itu? Alih-alih memihaknya, bisakah kalian memihak padaku saja?' aku menatap dua orang di depanku dengan marah, nafasku taak beraturan

'eomma sudah berjanji untuk tidak mengatakan ini' eomma menunduk, tangannya saling menggenggam

'tapi eomma rasa kau harus tau' aku mendengus

'jangan buat ini berbelit-belit' aku bersidekap

'jiyeon melakukannya untukmu' aku menyeringai tanpa sadar

'untukku?' aku terkekeh setelahnya

'dia tidak mau menjadi seorang kekasih yang menghancurkan impian namjachingunya sendiri' appa menambahkan

'dia tidak mau kau menunda kuliahmu untuk menjaganya di sini' otakku mendadak kosong. Tidak bisa berpikir. Tidak bisa mencerna kata macam apapun

'dia....' appa menarik nafas

'tidak mau menjadi beban' lanjutnya tanpa memandangku. Tubuhku membeku, rasanya semua syaraf ditubuhku putus. Otakku tak bisa mengontrol semuanya

'jadi bersikaplah baik padanya' appa menepuk bahuku sebelum pergi. Entahlah. Mungkin kembali ke kamar. Dengan sisa kesadaran aku melangkahkan kaki menuju kamarku sendiri. Menguncinya. Melarikan diri dari semuanya. Apa yang aku pikirkan selama ini ternyata salah. Akulah orang jahatnya. Bagaiamna bisa aku merasa diriku adalah korbannya.

Oh my ghostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang