Chapter 8

149 40 20
                                    


'yeppeo' gumamku tanpa sadar saat menatap wajahnya

'kau pasti kelelahan ya' kuperhatikan wajahnya, kehitaman di bawah matanya

'ne dia pasti kelelahan' aku memejamkan mataku, sedikit terlonjak saat si hantu berpakaian sekolah muncul

'apa katamu?' aku meliriknya

'hyung tau? Noona ini sangat bersinar, menarik kebanyakan dari kami. Aku takut ada yang menginginkan jiwa dan tubuhnya' aku kembali menatap park jiyeon

'beberapa kali aku melihat seorang ahjumma seram yang terus memperhatikan noona ini' si hantu menatap sendu ke arah park jiyeon

'dia benar-benar baik jadi aku ingin melindunginya' saat dia mengatakan itu bis berhenti

'yah bangun sudah sampai' kepala park jiyeon terantuk kaca jendela saat aku tanpa sengaja menaikkan bahuku terlalu kencang

'aaaaaawww' ringisnya mengusap kepalanya

'kau sengaja ya' teriaknya kesal

'mian, aku tidak bermaksud' aku menggigit bibirku merasa bersalah

'sudahlah diam' dia berdiri lalu melangkah keluar

'ahjussi aku mau turuuuuun' teriaknya nyaring pada sopir di depan, yah cukup berhasil karena bis tidak jadi berjalan

'mwo?' tanyaku saat dia tampak terkejut mendapati aku berada di belakangnya

'aniya' katanya cuek, kulihat dia berjalan sambil memukul-mukul bahu dan meregangkan tangannya

'seharusnya aku yang merasa pegal' gerutuku sambil ikut meregangkan leherku

'mwoya?' aku mengernyit saat melihat sosok yeoja berambut berantakan dengan tangan penuh darah menatap ke arah oark jiyeon dwngan seringaian jahat

'kau milikku' katanya dengan suara berat, lalu perlahan dia mendekat

'jiyeon-ah' park jiyeon dan yeoja hantu itu menatao ke arahku bersamaan

'ayo pulang bersama' aku berlari kecil menghampiri park jiyeon

'sejak kapan kita akrab?' katanya ketus

'Sudah menurut saja' aku menatap ke arah belakang jiyeon, yeoja itu menatapku marah

'gaja' aku menarik tangannya lalu kuseret untuk berjalan mengikutiku

'neo mwoya?' gerutunya di belakangku sambil masih terus mencoba melepaskan tangannya

'ini rumahku' katanya sambil menunjuk rumah di depan kami

'Oh begitu' aku memperhatikan rumah di depanku, ada bekas goresan di kamar atas dan jejak tangan di kacanya. Rumah ini sudah ditandai

'apa kau mengalami hal buruk semalam?' dia mengernyit menatapku

'wae?' dia menarik tangannya lalu bersidekap

'aniya, amugeotdo' aku menggeleng sambil tersenyum

'masuklah' dia masih menatapku aneh lalu tanpa bicara apapun langsung berjalan masuk ke rumahnya. Di atas sana aku melihat bayangan hitam menatapku dibalik kaca dengan mata merah menyala. Di sekitar rumah ada beberapa hantu berkeliaran tapi tidak ada yang bisa masuk karena bayangan hitam itu.

'mungkin aku harus membuatkan satu untuknya' gumamku pada diriku sendiri

'jangan mengganguku' kurasakan bisikan saat aku hendak berjalan pergi

'kalau kau mengganggu yeoja itu, maka aku tidak ada pilihan lain selain mengganggumu' aku langsung berbalik setelah mengatakan itu, kualayangkan tinjuku ke arah belakangku. Yeoja berlumuran darah itu berdiri di sana lalu menghilang seketika tinjuku mengenainya.

Oh my ghostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang