Chapter 4

182 37 12
                                    


'eomma, eomma kenal pemilik rumah ini sebelumnya?' eomma mengernyitkan dahinya

'kenal, memang kenapa?' tanyanya bingung

'benar kenal?' dia mengangguk

'boleh aku minta nomor ponselnya?' aku menatap eomma berbinar, di samping eomma jaehwan juga itu menatapnya berbinar

'untuk apa?' aku menghela nafas

'berikan saja kumohon' eomma mendorong kepalaku menjauh dengan jari telunjuknya

'untuk apa?' tanyanya tak mau mengalah

'jadiiii....' aku melirik jaehwan ragu

'ada sesuatu yang tertinggal di kamarku' jaehwan ikut menatapku dengan kernyitan di dahinya, sama seperti eomma

'kurasa itu milik orang yang tinggal di sini sebelumnya' eomma menyipitkan matanya menatapku curiga

'benda apa itu?' tanyanya lagi

'sesuatu, eomma tidak oerlu tau' aku menyandarkan tubuhku pada kursi

'kalau begitu tidak akan eomma beritahu' eomma bersidekap. Tidak ada yang berbicara, hanya saling menatap dengan sengit

'sebuah buku' aku menyerah

'ada sebuah buku ddmi kamarku dan kurasa itu bukan milikku karena ada nama pemilik di dalamnya' eomma mengerutkan dahinya

'eomma tidak memiliki nomor ponselnya' aku membulatkan mata

'eommaaaaaa' rengekku kesal, jadi untuk apa dia menanyakan sedetail itu

'tapi eomma punya alamat tempat dia tinggal sekarang' rasa kesalku sepertinya hilang begitu saja

'eodi? Eodi? Eodi?' aku dan jaehwan kembali menatap eomma penuh harap

'sebentar' eomma beranjak dari kursinya dan naik ke lantai dua

'apa kau akan ke rumahnya?' aku menoleh pada jaehwan

'harus begitu bukan' dia menghendikkan bahu

'ini kan masalahmu, kenapa kau yang tidak bersemangat sih' gerutuku yang hanya ditanggapinya dengan cengiran bodoh

'kau bicara sendiri lagi' eomma sudah turun kembali membawa buku agendanya

'ini' dia memyerahkan selembar kertas padaku

'gomawoooo' aku berdiri dan memeluk eomma lalu mendaratkan ciuman di pipinya

'jangan ke sana sendirian, itu cukup jauh' aku mengangguk

'tenang saja, eomma tidak perlu khawatir' aku tersenyum lebar menatapi kertas di tanganku

'aku tidak akan ke sana sendiri' aku melirik jaehwan di sampingku sekilas

'terserahlah, ayo makan' eomma sudah duduk di kursinya dan mulai mengambil makanan yang sudah disiapkannya

******

Hari ini aku mulai berangkat sekolah dengan bis. Tidak jauh dari rumahku ada halte bis di depan gang dan eomma hanya mengantarku sampai sana. Sekarang masih pukul setengah tujuh pagi. Belum ada bis yang lewat sejak tadi. Jaehwan setia berdiri di sampingku tapi kuabaikan. Tidak mungkin aku mengajaknya bicara saat hanya aku yanh bisa melihat namja itu

'miaw' tiba-tiba seekor kucing berwarna abu-abu menggosokkan badannya ke ujung sepatuku

'gwiyeowo' aku berjongkok mengelus kucing lucu itu

'ada apa dengan yeoja itu?' beberapa orang berbisik sambil melihat ke arahku dengan aneh

'ya kucing itu hantu' aku menoleh pada jaehwan yang sedikit membungkuk berbisik padaku

Oh my ghostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang