Chapter 15

123 36 6
                                    


'galge' dia tersenyum lalu berdiri dan berbalik membelakangiku

'gajima' aku mengeraskan rahangku, meremas tanganku sendiri

'gajimaaaaa' teriakku tapi dia tidak berbalik

'gajimalaguuuu' kim myungsoo membuka pintu putih di depannya lalu masuk, pergi entah kemana karena setelahnya pintu itu menghilang

'gajimaaaaaa' teriakku meraung seperti orang gila. Saat itu eomma menemukanku menangis sejsdi-jadinya di tangga darurat lalu membawaku ke ruang perawatan.

*******

Aku bangun dengan gips di tanganku. Aku bahkan tidak menyadarinya kalau tanganku patah.

'kau sudah bangun?' aku berhenti melamun

'sudah melihat myungsoo?' aku menoleh cepat padanya

'dia sedang koma, tapi mungkin kau bisa mengunjunginya sebentar' aku berlari keluar setelah mendengsr ucapan eomma. Mencari keberadaan kamarnya lalu kubuka pintu itu keras. Kim ahjussi dan ahjumma menatapku kaget

'jwisonghabnida' aku membungkuk beberapa kali

'jiyeonie masuklah' kim ahjumma melambai padaku

'kalau begitu kami keluar sebentar ya' aku mengangguk lalu duduk di kursi sebelah ranjangnya. Menatapi kim myungsoo yang terpejam dengan selang di sekujur tubuhnya

'annyeong' aku tersenyum getir

'hei bodoh, kau tidak mau bangun?' aku memegangi tangannya

'kau sedang mengerjaiku ya?' dia masih diam tak menjawab

'mwo? Kau memasang kamera? Kau pikir aku akan menangis?' tapi tanpa diperintahmu mataku mulai berair

'aku membencimu' aku menundukkan kepala, satu tetes air lolos dan jatuh pada tangan kim myungsoo yang sedang kugenggam

'kau bodoh. Kenapa datang? Kenapa kau terluka? Kenapa tidak biarkan saja aku sendiri?' aku mukai terisak

'yaaaaah' teriakku

'bangun...kumohon' kepalaku jatuh ke tangannya, bahuku bergetar hebat

'kumohon' rasanya aku tidak bisa bernafas

'akan kulakukan apapun agar kau bangun' aku menghapus air mataku lalu menegakkan tubuhku kembali

'jadi gunakan otak pintarmu itu, dengarkan suaraku dan ikuti. Kembalilah padaku. Buka mata brengsekmu itu' aku meletakkan tangannya kembali

'ne bagaimana?' kudengsr suara kim ahjumma dari luar kamar

'jadi tidak bisa?' aku bergerak melangkah mendeksti pintu, kulihat kim ahjussi menggeleng

'aku akan coba tanyakan pada temanku supaya memberi kelonggaran pada myungsoo' aku mengernyit

'dia sudah bekerja sangat keras demi universitas korea, dia akan sangat kecewa kalau gagal hanya karena terlambat mendaftar ulang' ahjumma tampak sangat sedih, kim ahjussi hanya mengelus punggungnya menenangkan

'ahjumma, ahjussi' aku memberanikan diri berdiri di depan mereka

'oh jiyeonie wae?' itu kim ahjussi, menatapku dengan senyum ramahnya

'jwisonghabnida' aku membungkukkan tubuhku

'ini salahku, membuat myungsoo sakit dan tidak bisa mendaftar ke kampus impiannya' aku mengeratkan pegangan tanganku pada ujung pakaian rumah sakitku

'jwisonghabnida' hanya itu yang bisa aku katakan, berkali-kali

'jiyeon-ah jangan begitu' kim ahjumma memegang lenganku mengajakku untuk berdiri tapi tubuhku kembali membungkuk dalam, aku merasa sangat bersalah

Oh my ghostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang