Dua (3)

92 8 0
                                    

Holla.. Kangen akh tidak ??
Kemarin Narie udah muncul sekarang Arie yang muncul !!!

Mereka turun dari Jeep. Minho sudah tak sadarkan diri. Jisung menggeleng ketika memegang tangan Minho untuk memastikan detak jantungnya, tapi Nihil.. Tidak ada. Hyunjin menunduk, dan menangis.
"Apa yang harus kita lakukan sekarang ?" tanya Felix. Hening. Mereka semua diam.
"Sepertinya dia ingin kita menyelesaikan misterinya" ujar Seungmin. Changbin menunduk, dia menatap ke bawah Jeep.
"Pistol nya...." Mereka menoleh ke arah Changbin yang menunjukan ke bawah Jeep. Jisung mengambilnya.
"Siapa yang pintar menembak ?" tanya Seungmin. Felix, Chan, dan Jisung mengangkat tangan.
"Kau mau menuduh kami ?" tanya Felix.
"Aku hanya bertanya.. Lagipula, kalaupun kalian mau dituduh berarti yang terdekat dengan korban' kan.." seru Seungmin. Mereka menatap Chan sekarang.
"Kalaupun mau menuduh harus ada bukti' kan ??"
"Kau mau menuduh Kak Chan ?" Jeongin angkat suara, dari tadi Jeongin memeriksa setir, dan menemukan alat penembak sederhana.
"Ini yang menyebabkan Kak Minho ditembak.. Ada kemungkinan dia tak sengaja menarik dan tertembak sendiri" ujar Jeongin.
"Lalu ?? Alat itu tidak menimbulkan suara' kan ?? Kenapa ada bunyi tembakan ?" tanya Jisung.
"Mungkin pistol ini tak sengaja terinjak mobil sehingga berbunyi, karena panik Minho tak sengaja menarik pelatuknya" ujar Felix. Mereka diam.

Kalian jenius' kan ? Dasar orang- orang bodoh...

Felix ada benarnya. Changbin melihat pistol nya ada di belakang ban depan. Mereka setuju tanpa tahu ada yang menyeringai senang.

Dasar makhluk bodoh...

"Sekarang ? Apa yang kita lakukan ?? Hiks ?" tanya Hyunjin. Mereka diam.
"Kita lanjutkan saja ? Atau berhenti ?" tanya Jisung, "aku memilih lanjut.." lanjutnya lagi.
"Siapa yang bisa nyetir ?" tanya Felix.
"Aku saja.." ujar Changbin, lalu naik ke kemudi. Chan membantu Jisung dan Seungmin mengangkat mayat Minho. Hyunjin menatap ke arah belakang mereka, dia seperti menerawang jauh.
"Ada apa, Hyunjin ?" tanya Felix. Hyunjin menggeleng.
"Tidak.. Hanya melihat langit, yang akan mendung" seru Hyunjin. Angin berembus kencang, dan benar.. Awan hitam berkumpul. Seakan sedang bersiap.
"Kita harus secepatnya mencari gedung, dan berteduh" sahut Jeongin. Mereka naik ke Jeep. Changbin menoleh ke Jeongin.
"Kau sudah memeriksa dengan teliti kan ??" Jeongin mengangguk.
"Aku sudah mencabutnya, dan memeriksa nya lagi" ujar Jeongin. Changbin mengangguk, dan segera menjalankan mobil. Hyunjin menoleh lagi ke langit.
"Badai.. akan datang" ujar Felix. Hyunjin menoleh ke arah Felix.
"Darimana kau tahu ??" tanya Hyunjin. Felix hanya mengangkat bahunya. Angin berhembus kencang. Seungmin mengeratkan Jaketnya. Gerimis turun perlahan.
"Bisa kau percepat ?" tanya Chan. Changbin mengangguk. Jeep mereka melaju.

Dasar Bodoh ..
Kalian memang lupa denganku, tapi tenang saja aku akan mengingatkan kalian tentangku

Entah kenapa hembusan angin dis sekitar mereka membuat bulu kuduk merinding.
"Aku punya firasat buruk" gumam Jisung, Seungmin mendengarnya.
"Ada korban lagi.. ?" Jisung menggeleng.
"Ntah kenapa.. Aku melihat kita pernah bertemu tapi entah dimana" ujarnya. Seungmin diam. Dia juga merasakannya, dia seperti pernah melihat yang lain.. Walau dia yakin, mereka baru pertama kali bertemu.

TBC !!!!!!!!
Hollaaaa, Stay Happy Anniversary yang pertama ya 😚😚😚😚😊😊 Uwaahhh gak kerasa kita Stay udah satu tahun mendukung Stray Kids..
Arie update buat kalian, nih yang menunggu Hell Road Update..

Pokoknya Happy Anniv ya Stay

Salam hangat
Arie 😍

ᕼᗴᒪᒪ ᖇOᗩᗪ (ՏTᖇᗩY KIᗪՏ) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang