Kau membuat ku yakin,
Malaikat tak selalu bersayap.
Biar saja menanti
Tanpa batas, tanpa balas.*******
Author POV
Di sebuah Cafe, terdapat seorang pria dan wanita yang tengah asik berbincang, mereka terlihat seperti sepasang kekasih. Tanpa mereka sadar ada sepasang mata yang melihat gerak gerik mereka dari kejauhan.
Pria itu hanya bisa diam di tempatnya, sebenarnya dia begitu marah melihat mereka, namun dia mencoba menahan amarahnya karena dia sadar dia antara dia dan wanita itu tidak memiliki hubungan apapun dan sementara ini wanita itu marah kepadanya.
"Rein!"
"Iya kenapa?"
"Makasih ya, sudah mencoba menghibur gue."
"Cika, gue udah janji nggak bakalan buat lo marah dan sedih!" Ucap Rein.
"Skali lagi makasih ya Rey." Ucap Cika.
"Cika, gue pengen bilang sesuatu." Ucap Rein serius.
"Bilang apa?" Tanya Cika penasaran.
"Sebenarnya gue suka dan cinta sama lo!"
"Iya Rei, kita jalani aja dulu ya, samapai waktu yang menentukan." Ucap Cika sedikit ragu.
"Gue tau, Cik! Gue hanya pengen ngejagain lo seumur hidup gue. Lo bagaikan raga gue Cik. Setelah kita pisah sekolah, gue berusaha mencari lo dan ternyata takdir mempertemukan kita." Jelas Rein dan memegang tangan Cika.
"Rei, kita jalani aja dulu semua ini." Kata Cika.
"Gue pengen kita menjalain hubungan lebih dari sahabat, gue cemburu liat lo sama Faris." Mohon Rein.
"Rei gue tau, kasih gue waktu buat menjawab semua ini, gue masih bingung dengan takdir gue ini." Jelas Cika.
"Cik, setelah lo tau perasaan gue. Gue mohon jangan jauhin gue Cik."
"Gue ngga bakalan jauhin lo Rei, lo tuh orang yang bisa menghibur gue setiap saat."
"Makasih, Cik udah mau ngabulin permintaan gue."Ucap Rein dam mencium tangan Cika.
"Tanpa lo suruh gue ngga bakal ninggalin lo Rei." Ucap Cika lalu menarik tangannya perlahan.
Di lain sisi Faris tetap masih melihat dan mendengarkan semua yang Cika dan Rein katakan.
"Terima kasih ,Cik. Gue masih mempunyai kesempatan buat memperbaiki semuanya." Gumam Faris.
Tanpa mereka sadari hari sudah semakin malam waktu menunjukkan pukul 21:00.
"Rei, ayo pulang!" Ajak Cika.
"Eh iya, ayo bisa puyeng nih pala gue kena tonjokan kak Jerry." Rein terkekeh.
"Udah ah, ayo."
Mereka segera bergegas pulang, Rein mengantar Cika ke rumahnya dan tanpa mereka sadari Faris mengikuti mereka, Faris menjaga jarak agar tidak di ketahuan.
Akhirnya Cika sampai di rumahnya dan Rein segera bergegas pulang karena sudah terlalu malam.
Tiba-tiba ada tangan yang menepuk bahu Cika dan Cika terkejud kerena tepukan itu. Dan ternyata itu adalah Faris.
"Cika, lo udah pacaran sama Rein?" Tanya Faris to the point.
"Emang ada urusan apa sama lo?" Jawab Cika ketus.
"Gue cuman pengen nanya, lo jadian sama dia nggak?" Suara Faris sedikit meninggi.
Cika sudah sangat marah dengan tingkah Faris yang menurut dia terlalu berlebihan untuk mengurusi kehidupannya Cika.
"Emangnya lo siapa haa? Tiba-tiba langsung nanya gitu, mau gue pacaran atau nggak bukan urusan lo!" Jelas Cika dengan sedikit teriakan.
Faris memegang kedua pipi Cika, "Gue cuman pengen bilang. Gue Cinta sama lo Cik, gue sayang sama lo dan semua perasaan ini gue rasain udah dari dulu Cik hanya gue ingin meyakinkan hati gue aja Cik...." Jelas Faris dan memeluk Cika.
"Cukup Ris! Lo lepasin gue dan sekarang lo pulang!" Ucap Cika menangis dan mencoba melepaskan pelukan Faris namun sia-sia.
Faris memeluk Cika lebih erat dan mencium kepala Cika.
"Pukul gue semau lo Cik, tapi jangan tinggalin gue!"
"Faris Lepasin!" Teriak Cika.
"Gue mohon beri gue 5 menit buat peluk lo kali ini Cik!"
Akhirnya Cika membiarkan Faris memeluknya dan dia mulai membalas pelukan Faris. Cika tau mungkin sekarang Faris mencintainya tapi dia masih butuh waktu buat percaya lagi pada Faris.
"Makasih, Cik." Ucap Faris di telinga Cika.
"Pulang!" Ucap Cika dan meninggalkan Faris.
Perlakuan Faris tadi cukup membuat Cika senang, karena orang yang di cintainya memperlakukannya seperti itu, tapi Cika sadar oleh posisinya sekarang.
Seketika wajahmu terlintas di angan bayangku
Rasa rindu yang kian lama semaki menjadi,
Membuatku harus lebih keras lagi mengikhlaskanmu
Lepas dan menjadi bagian dari senyum orang lain.********
Dont forget to Vote, Comment and Share.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Diamku
Teen FictionLebih baik menunggu lama Agar biasa bersama dengan orang yang tepat Dibandingkan menghabiskan waktu dengan orang yang salah. Bukan bahasa baku! Memang cinta tak harus memiliki dan tak harus dimiliki Tetapi cinta yang layak adalah memiliki dan dimili...