1. Pandora

2.4K 204 14
                                    

Suasana kelas selalu riuh saat bel masuk belum berbunyi. Suara berisik disana- sini, beberapa murid yang bercanda berlebihan, bahkan ada yang sampai kejar- kejaran di dalam kelas. Kekanakan, tapi mereka semua akan rindu dengan suasana seperti ini saat dewasa nanti.

Tapi diantara siswa yang banyak tingkah, masih ada beberapa yang duduk tenang di bangkunya sambil menunggu bel berbunyi. Olive dan Aura misalnya. Bahkan Aura sedang mencacat sesuatu di buku tulisnya.

" Wow! Bravo," Olive heboh sendiri saat menscroll layar handphone touchscreen yang baru tiga minggu di belinya.

" Lo udah lihat postingan Pandora dua hari yang lalu?" Olive melirik ke samping, tempat seorang gadis berambut pirang yang selalu di kuncir kuda sedang menulis di buku latihan kimianya.

" Pandora posting foto murid cowok yang lagi ngerokok di belakang kantin sekolah, dan lo tahu apa yang terjadi?"

Melihat lawan bicaranya tidak merespon apapun, Olive menjawab sendiri pertanyaannya.

" Hari ini Pandora mengungkap identitas cowok yang ngerokok itu," lanjutnya masih semangat, " lo tahu siapa cowok itu?"

" Siapa?" gadis berkulit putih pucat itu akhirnya bertanya dengan setengah hati, sementara fokusnya masih pada soal reaksi redoks yang belum rampung dia pecahkan.

" Bram," Olive menjawab, " Bram, ketua organisasi pramuka yang selalu berorasi remaja harus hidup sehat." Olive menjelaskan lebih detail.

" Tapi ternyata mulut manisnya nggak sesuai dengan tingkahnya. Coba pikrikan, bisa- bisanya dia kampanye anti drugs sama rokok, padahal dia sendiri diam- diam merokok." Olive mengutarakan pendapatnya.

" Aura, lo dengar gue nggak sich?" Olive menyadari teman sebangkunya yang bernama Aura itu tidak begitu menggubrisnya sejak awal. Apa dia radio rusak? Olive benci di abaikan.

" Iya, gue dengerin," Aura menjawab tanpa menoleh, fokusnya 100% masih pada catatan kimia.

" Aura, Ayolah! Hidup lo monoton baget sich? Tiap hari ngebahas soal yang bahkan nggak di suruh guru buat di kerjain," Olive merasa geram dan menutup buku Aura. Berharap temannya yang aneh ini mau mendengar ceritanya.

Seperti biasa Aura tidak akan menarik bukunya balik dari genggaman Olive. Padahal dia belum selesai memecahkan soal reaksi redoksnya pagi ini. Aura selalu begitu, dia merasa wajib mengerjakan soal- soal eksakta sebelum jam pelajaran pertama di mulai. Saat jam istirahat juga sama. Bagi Aura, saat memecahkan soal rumit ada kepuasan tersendiri yang muncul di hatinya.

" Hari ini nggak ada PR, apalagi ulangan. Jadi, tutup bukumu dan dengerin gue cerita."

Aura diam dan menatap wajah Olive yang benar- benar mirip dengan tokoh Olive di film Popeye. Tampaknya orang tua Olive sudah salah memberikan nama itu untuknya. Nama adalah doa dari orang tua, alhasil anak mereka benar- benar memiliki kemiripan dengan tokoh Olive dalam kartun Popeye.

"Lo bisa tebak nggak apa yang bakalan terjadi sama Bram?" olive melanjutkan ocehannya.

Ayolah! Penyelesaian soal reaksi redoksnya tinggal sedikit lagi. Rekasi redoks lebih penting di banding Bram.

" Palingan di skors," Aura malas memikirkan kemungkinan yang terjadi.

" Cuma itu? Kalau menurut gue sich, dia bakalan kehilangan jabatannya sebagai ketua pramuka," Olive senyum sambil manggut- manggut.

Aura tidak habis pikir kenapa temannya ini hobi menggosipi sipapapun dan kapanpun. Wajah Olive akan terlihat berbinar saat orang yang di gosipin tertimpa sial. Olive sangat pantas di dapuk sebagai presenter acara gosip. Atau minimal dia bisa di rekrut menjadi admin salah satu akun gosip di instagram. Berbeda 180 derajat dengan Aura, pikiran Aura di penuhi dengan bagaimana Einstens bisa memikirkan rumus energi dalam fisika modern, atau bagaimana Thomas Alfaedison menemukan lampu. Tidak ada celah untuk memikirkan nasib Bram dan jabatannya.

Pandora [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang