25. Tiup Lilinnya

854 143 29
                                    


Pagi ini tidak seperti biasanya. Aura mengelak dari sarapan pagi dan menghindari Bundanya. Adu mulut tadi malam membuat hubungan mereka tidak seperti biasanya. Dia tidak berniat menjadi anak durhaka yang menghindari Bundanya dengan gerakan diam- diaman. Tapi dia masih kesal dengan Bundanya.

Sesampainya di depan pintu, Bunda Mia mengikuti Aura. Berbeda dengan Aura yang masih di liputi rasa marah, Bunda Mia sudah terlihat melunak. Bahkan tadi malam dia tidak bisa tidur sambil memandangi tangan kanannya yang menampar Aura. Mia menyesal menampar Aura. Sangat menyesal.

"Jangan pulang terlambat lagi," ucap Bunda Mia dan membuat Aura yang memasang kaus kaki diam sejenak. Aura sudah bosan mendengar kalimat ini setiap hari.

"Ayahmu pulang hari ini, kamu ingat, kan ini hari apa?"

Aura melirik Bundanya setelah selesai mengikat tali sepatu. Lalu menyinggung senyuman yang sulit untuk diartikan.

"17 mei, hari ulangtahun Kak Aira."

Dan jawaban itu membuat hati Bunda Mia seperti tertusuk ribuan jarum. Menambah beban penyasalannya. Bukan itu jawaban yang ingin dia dengar.

*****

Aura sudah memiliki izin memakai besecamp sampai malam hari. Karena itu, dia ada disini, sendirian di dalam basecamp yang baru saja dia bersihkan.

Aura duduk di sofa dan matanya menerawang ke arah kue tart di hadapannya. Lilin angka 17 berdiri tegak di tengah kue dan belum dinyalakan. Di depan kue ada foto berbingkai. Dalam foto itu seorang gadis mengulas senyuman paling manis, Aira. Rambut panjang Aira menambah kesan anggun diwajahnya yang cantik. Ini foto terakhir Aira saat dia berusia 17 tahun, 10 tahun yang lalu.

Jemari Aura bergerak mengetik sesuatu di layar handphonenya.

Malam ini Aura pulang terlambat. Bunda nggak perlu khawatir, Aura ada di tempat aman dan sendirian.

Lalu dia mengirim pesan singkat itu pada Bunda Mia. Setelah memastikan pesannya terkirim, Aura menonaktifkan handphonenya. Sengaja, supaya Bunda Mia tidak menghubunginya. Hari ini Aura butuh ketenangan.

Selesai dengan Bundanya, Aura menyalakan lilin angka 17 di atas Kue tart. Lalu dia tersenyum ke arah foto Aira. Aura mengelus foto itu seolah- olah Aira ada di hadapannya sekarang.

"Selamat ulang tahun ke 17, kak," ucapnya dengan lirih.

"Udah 10 tahun kita nggak ketemu, Aura selalu rindu sama kakak. Kakak gimana?"

Hening tidak ada jawaban. Aura tersenyum kecut, dia terlihat bodoh.

"Boleh Aura cerita?" ujarnya masih ke arah foto. "Bunda udah berubah, dia sering di rumah, selalu memperhatikan Aura. Bahkan berlebihan dan nggak nyaman. Aura merasa terkekang Kak. Seandainya dia begitu selama ini, mungkin Kak Aira masih ada disini."

Setetes air mata jatuh di pipi Aura. Mengalir begitu saja tanpa bisa di akhiri. Dengan cepat dia menghapus jejak air mata. Lalu menyanyikan lagu selamat ulang tahun.

Happy birthday to you

Happy birthday to you

Tiup lilinnya, tiup lilinnya, tiup lilinnya sekarang juga.

Tiup lilinnya, tiup lilinnya, tiup lilinnya sekarang juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pandora [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang