38. Butterfly

958 144 58
                                    

Jangan menjadi kupu- kupu yang akan mati setelah bertemu pasangannya. Jadilah Aurora yang terbangun dari tidurnya setelah bertemu dengan Pangeran.

                                                              *****

Aku sudah menemukan Pangeranku, Tapi aku meragu, apa di matanya aku sudah terlihat seperti Tuan Putri?

                                                           ****

Kehidupan Aura sebagai budak Eden kembali. Dia harus menjinjing tas Eden sampai ke kelas di pagi hari, membelikan minuman dan makanan di kantin saat jam istirahat dan menunggu Eden pulang sekolah. Melelahkan, dan menyebalkan, tapi aneh, Aura menikmatinya. Entah karena Aura bodoh atau dia terlanjur nyaman. Aura lebih senang menjadi budak Eden dibanding harus perang dingin seperti beberapa hari- hari sebelumnya.

Kelas masih cukup ramai walaupun bel pulang sudah berbunyi.Tanpa di duga, Eden sudah berdiri di depan meja Aura.

"Pulang, yuk!" ajaknya pada Aura.

Sebagian orang mendengar ajakan Eden pada Aura. Semalam menggendong Aura, sekarang mengajak pulang bersama. Siapa yang tidak akan curiga kalau mereka punya hubungan khusus?

Tidak mau menjadi pusat perhatian, Aura langsung mengikuti Eden dari belakang sebelum cowok pernuh kejutan itu membopongnya seperti kemarin. Setelah melewati pintu, Eden berhenti sejenak. Lalu memperhatikan Aura yang berjalan menunduk dan lagi- lagi masih memakai jaket oversize dan menutupi kepalanya dengan tudung jaket.

"Lo masih ingat peraturan kalau jalan bareng gue, kan?" Eden melirik tudung Aura dengan tatapan tidak suka.

Aura langsung membuka tudung jaketnya dan melepas ikatan rambutnya. Jadilah rambut pirang sepunggung itu tergerai sempurna. Aura berjalan menundukkan kepala saat melewati koridor. Koridor ini terasa lebih panjang dari biasanya. Dan Aura mulai terusik dengan mata- mata yang mengamati rambut pirangnya.

Tiba- tiba Eden menggenggam tangannya, lalu menarik Aura supaya berjalan berdampingan. Penampilan Aura dan tautan tangan mereka semakin menarik perhatian. Tak jarang bisik- bisik pelan terdengar oleh telinga Aura.

"Tegakkan kepala lo, nggak ada yang perlu ditakuti selama ada gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tegakkan kepala lo, nggak ada yang perlu ditakuti selama ada gue." Ucap Eden sambil mengeratkan genggamannya.

"Gue nggak nyaman dilihatin banyak orang," bisik Aura saat menyadari semakin banyak yang memperhatikan mereka. Bahkan mereka menyisakan ruang kosong untuk di lewati Aura dan Eden.

"Lo di perhatikan karena menarik," suara itu dan genggaman hangat memberikan sedikit kepercayaan diri untuk Aura. Dia memberanikan diri untuk mengangkat kepala. Benar saja, orang- orang tidak menatap aneh ke arahnya. Tatapan itu lebih kepada rasa kagum. Siapa sih yang tidak mau berjalan sambil gandengan tangan dengan Eden? Meskipun sempat dibenci karena video viralnya, Eden tetaplah pangeran di SMA Victory. Seharusnya Aura bangga pernah bergandengan dengan pangeran yang satu ini, bukan malu.

Pandora [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang