Pengakuan

4.1K 727 33
                                    

Renjun
Jeno

Jeno
Hm

Renjun
masih marah?

Jeno
Masih

Renjun
Berarti lo belum mau ketemu gue dong

Jeno
Belum

Renjun
Yah padahal gue udah didepan pintu apartemen lo

***

Tepat setelah Renjun mengirimkan pesan tersebut ia mendengar suara dentuman sesuatu seperti barang terjatuh didalam apartemen Jeno dihadapannya.

Renjun tersenyum, ia kembali mengetikkan sesuatu diponselnya,

Renjun
Gue tau lo ada didalem, jangan coba2 menghindar

Tak ada balasan, Renjun pun kembali menatap pada pintu, sebelum kemudian pintu tersebut terbuka secara perlahan.

"Ngapain kesini?"

"galak bener" ucap Renjun berhiaskan senyum diwajahnya.

Jeno bersandar pada sudut pintu, ia menatap Renjun dingin namun sorot matanya kentara begitu menyiratkan kerinduan.

"Ye malah bengong" Renjun menyerobot masuk kedalam apartemen melewati Jeno yang masih berdiri di sisi pintu "Ada tamu tuh harusnya langsung disuruh masuk, bukannya dibiarin berdiri doang didepan pintu" cerocosnya tanpa menghadap Jeno yang kini tengah mengikuti dibelakangnya.

"Kata siapa lo tamu-"

Renjun mendadak memutar tubuhnya menghadap Jeno, membuat Jeno hampir saja menabrak tubuh mungilnya.

"Kalo bukan tamu trus apa?" tanya Renjun dengan wajah cemberutnya.

Jeno kembali terdiam menatap Renjun, ingin sekali rasanya Jeno memeluk tubuh mungil itu detik ini juga.

Renjun yang merasa canggung ditatap seperti itu oleh jeno hanya mengedipkan matanya gugup. Ia berdeham perlahan berharap dapat membuyarkan suasana canggung diantara keduanya.

"Jen" panggil Renjun sesaat setelah Jeno berjalan melewatinya.

Jeno mendudukkan dirinya pada sofa yang terletak tak jauh dari tempat Renjun berdiri.

"Gue minta maaf" gumam Renjun "please jangan marah lagi sama gue"

"Gue gak bakal marah kalo lo jujur sama gue"

Renjun terdiam, suasana pun terasa hening hingga beberapa saat.

"Oke" ucap Renjun kemudian dan mulai berjalan mendekati Jeno, ia langsung duduk tepat disebelah Jeno "Yeri nuna, sebenernya gue sama dia gak pernah pacaran, dia bukan mantan gue, kami cuma pura-pura. Dia kemaren ngehubungin gue cuma untuk nanyain lo dan alesan lo nyuekin dia beberapa hari ini"

"Maksud lo?" respon Jeno terdengar marah.

"Orang yang dia suka sebenernya lo, dia minta bantuan gue supaya bisa dinotice sama lo-"

"Bego, Huang Renjun lo bener-bener bego!"

"Gue tau, dan gue nyesel karena itu"

"Lo nyesel karena pada akhirnya gak bisa buat dia suka sama lo?" tanya Jeno sedikit sarkas.

Renjun menggeleng kuat, matanya terlihat berkaca-kaca membuat Jeno rasanya benar-benar ingin menenggelamkan pemuda mungil itu kedalam dekapannya.

"Gue nyesel, karena selama kejadian itu lo sama dia jadi keliatan semakin deket, gue gak suka" Renjun mengusap airmata yang mulai mengalir dari sudut matanya "Gue gak suka liat dia deketin lo, gue gak suka liat lo senyum kedia"

Jeno speechless ia menatap Renjun dengan sorotan mata yang seolah mengatakan Renjun adalah sesuatu yang paling berharga didunia "Renjun, maksud lo-"

"Gue gak tau apa yang terjadi sama gue sebenernya, demi tuhan gue straight Jen, dan yang gue suka selama ini cuma cewe" Renjun mulai menatap Jeno dengan sendu "Tapi entah kenapa waktu yeri nuna bilang hubungan kita berakhir karena dia udah ngerasa semakin deket sama lo, gue marah, gue gak rela Jen, dan itu yang buat gue sampe nangis berhari-hari"

Renjun kembali menunduk, Jeno mulai mengamit tangan Renjun untuk kemudian ia remas dengan lembut tangan mungil tersebut.

"Awalnya gue kira gue cemburu karena gue suka Yeri nuna, tapi ternyata gue salah, gue sadar gue gak sesuka itu sama dia"

Jeno menarik Renjun kedalam dekapannya, ia rengkuh kuat Renjun berharap dapat menenangkannya. Renjun didalam dekapan Jeno pun terisak dengan kuat hingga membuat Jeno merasakan hatinya seolah terhantam palu dengan kuat.

"Gue bingung Jen, gue gak tau kenapa gue bisa gini" gumam Renjun ditengah isakannya.

"Maafin gue" Jeno semakin mengeratkan pelukannya "Maafin gue, gak seharusnya gue ngerasa seseneng ini disaat lo lagi kebingungan gini" lanjutnya dalam hati.

Renjun mengangkat kepalanya berusaha menatap Jeno, tangannya semakin melingkar dipinggang Jeno, membuat Jeno tersenyum setelahnya

"Maaf untuk?" tanya Renjun

"Bukan untuk apa-apa"

Renjun mendengus mendengar jawaban Jeno tersebut, Jeno semakin melebarkan senyumnya, ia angkat kedua tangannya untuk kemudian ia tangkupkan telapak tangannya pada kedua pipi Renjun, diusapnya sisa airmata yang masih tertera disana menggunakan kedua ibu jarinya.

"Jen"

"Hm?"

"Lo sama yeri nuna-"

"Renjun, lo tau kan gue gay? Gue cuma tertarik sama satu laki-laki, dan itu lo"

Renjun kembali mendengus, bedanya kini ia mendengus dengan senyum diwajahnya yang mendadak terlihat memerah, ia pun kembali menenggelamkan dirinya pada dekapan Jeno.

"Ren"

"Hm?"

"Nanti disaat lo udah yakin sama perasaan lo, please langsung kasih tau gue"

Renjun menganggukkan kepalanya, membuat Jeno kembali melebarkan senyumnya.

Heart Shaker |¦ NORENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang