Movie night

4.2K 722 29
                                    

Bagi siapa saja yang melihat posisi Jeno dan Renjun saat ini, mungkin akan berpikiran bahwa keduanya merupakan sepasang kekasih.

Terang saja, disaat keduanya kini tengah duduk berdampingan sambil menyenderkan punggung mereka dikepala tempat tidur, bahkan Renjun dengan nyamannya merebahkan kepalanya pada bahu Jeno. Siapa yang tidak akan berprasangka seperti itu.

"Gue udah pernah nonton film ini" ucap Renjun menunjuk pada layar notebook dipangkuan Jeno.

"Oh ya? Mau ganti film yang lain?" tanya Jeno lembut.

Renjun mengangguk, dipeluknya lengan kekar Jeno tepat didepan dadanya erat.

Sembari mencari judul film dinotebooknya Jeno tersenyum menikmati perlakuan Renjun padanya, "Clingy banget tumben"

"Gak boleh?" tanya Renjun garang.

"Boleh aja, tapi bahaya"

"Bahaya?" heran Renjun, ia merubah posisi kepalanya pada bahu Jeno dengan meletakkan dagunya disana dan mulai menatap Jeno dengan polos.

"Bahaya, gue jadi makin cinta sama lo"

"Jen.. Gue pulang"

Renjun hendak beranjak dari tempat tidur Jeno, namun gagal disaat Jeno menariknya kembali. Jeno merangkul bahunya hingga Renjun bersandar tepat didadanya.

"Siapa bilang lo boleh pulang?"

Renjun mendengus namun raut mukanya terlihat seolah ia tengah menahan senyumnya.

"Ini, ini, nonton ini" Renjun menunjuk salah satu judul film yang menarik perhatiannya.

"Midnight sun, lagi? Minggu kemaren bukannya udah kita tonton?"

Renjun menatap Jeno dengan sorot mata terlihat memohon.

Jeno menggelengkan kepalanya, "Gak! Udah cukup gue tadi ngeliat lo nangis, gue gak mau liat lo nangis lagi"

Renjun mengerucutkan bibirnya, ia cemberut dan menyikut perut jeno dengan kesal.

Jeno mengaduh kesakitan, namun tak diperdulikan oleh Renjun

"Ren-"

"Midnight sun atau gue pulang?"

Renjun membenarkan posisi duduknya, ia kini duduk beberapa senti menjauh dari Jeno.

Jeno menghembuskan napasnya pasrah, "Yaudah iya midnight sun"

Mendapat persetujuan Jeno sontak membuat senyuman kembali hadir di wajah Renjun.

Jeno merentangkan kedua tangannya dengan sesekali menepuk pada sisi disebelahnya, tempat dimana Renjun mendudukkan dirinya beberapa saat yang lalu.

Paham akan maksud Jeno, Renjun pun menggeser posisinya hingga ia kembali duduk berdempetan dengan Jeno yang langsung merangkul bahunya.

Tepat seperti dugaan Jeno, belum juga sampai di penghujung film, Renjun sudah menangis tersedu-sedu menghayati alur cerita dari film tersebut.

Jeno yang kebetulan tengah mengenakan baju berlengan panjang mulai menjulurkan tangannya hingga kehadapan Renjun.

Renjun menatap lengan tersebut heran.

"Gue gak punya tissu, pake baju gue aja nih"

Langsung saja Renjun mengusap air matanya menggunakan lengan baju Jeno yang diulurkan padanya.

"Cengeng" gumam Jeno sedikit mengejek.

Mendengar ejekan Jeno, Renjun dengan cepat menembakkan lirikan tajam padanya.

"Lupa kemaren siapa yang nangis sambil marah-marah?" ledek Renjun membalas Jeno.

"Gak usah dibahas" ucap Jeno terlihat salah tingkah.

Renjun terkekeh, ia mulai menusuk-nusukkan jarinya pada dagu tirus Jeno, "Selama tiga tahun gue kenal lo, kenapa gue baru tau, lo kalo marah bakalan nangis"

"Soalnya gue gak pernah marah sama lo"

"Kalo gitu mulai sekarang gue bakal buat lo marah terus, biar bisa liat lo nangis terus"

"Huang Renjun" panggil Jeno tegas berharap Renjun akan berhenti meledeknya.

Renjun menjulurkan lidahnya, membuat jeno yang melihat hal tersebut jadi merasa semakin gemas dan semakin jatuh hati padanya.

Heart Shaker |¦ NORENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang