Jeno marah

4.3K 748 59
                                    

Jeno menatap sebal pada Renjun yang kini sedang asik berkutat dengan ponselnya tanpa memperdulikan keberadaan Jeno disampingnya.

"Renjun"

"hm"

"Liat gue"

"Males"

"Yaudah gue pulang nih"

"Pulang sana"

"Jahat"

"Bodo"

"Beneran pulang nih gue"

Renjun hanya menyahuti ancaman Jeno tersebut dengan menggerakkan sebelah tangannya dengan gesture yang terlihat seperti mengusir.

Jeno semakin mengerucutkan bibirnya kesal. Dengan jahil ia menggeser duduknya hingga berdempetan dengan Renjun.

Merasa keberadaan Jeno semakin mengusiknya, Renjun pun dengan berat hati mengalihkan pandangan dari ponselnya dan mulai mengarahkan seluruh atensinya pada Jeno.

"Ngapain masih disini?" tanya Renjun kesal.

Kalau boleh jujur, dimata Renjun kini raut muka yang Jeno tampakkan dihadapannya mengingatkannya akan anjing favoritnya, samoyed.

Gemes. Jerit Renjun dalam hati. Namun hal tersebut langsung saja ia sanggah dengan berusaha menggelengkan kepalanya kuat-kuat.

"Jangan cuekin gue" rengek Jeno.

"Gak usah pasang tampang begitu, jijik liatnya"

Jeno semakin menekuk bibirnya hingga terlihat seolah ia akan menangis.

Renjun pun semakin menampakkan ekspresi tak sukanya, ia menghela napas dengan kasar.

"Jeno, please"

"Janji dulu gak bakal nyuekin gue"

"Ck, iya janji"

Bersamaan dengan janji Renjun tersebut, Jeno pun mulai mengangkat kedua sudut bibirnya hingga membentuk senyuman khas miliknya.

"Gitu dong" seru Jeno terdengar lebih ceria.

"Geser dikit bisa kali, enak bener mepet-mepet ke gue"

"Gak mau"

"Geser!"

"Gak"

"Lee Jeno!"

"Huang Renjun!"

Renjun mendengus sebal, ia kembali berusaha tak memperdulikan Jeno dan mulai memainkan ponselnya.

"Chattingan sama siapa? Dari tadi serius amat"

Jeno melirik pada layar ponsel Renjun,

"kepo amat" balas Renjun cuek.

"Yeri nuna?" gumam Jeno setelah ia berhasil melihat nama kontak yang tertera pada layar ponsel Renjun.

Renjun melirik pada Jeno yang kini mulai menatapnya dengan tajam.

"Yeri nuna, mantan pacar lo yang pernah buat lo nangis seharian itu?" lanjut Jeno terlihat emosi.

Renjun diam tak menjawab, ia lebih memilih untuk menyibukkan dirinya mencari cara untuk mengalihkan topik pembicaraan.

"Kelas hari ini udah kelar kan? Gue pulang duluan deh ya" ucap Renjun terdengar gugup.

"Ngapain lo masih ngehubungin dia?"

Jeno meraih tangan Renjun yang sudah berdiri dari duduknya, ia tarik kuat hingga Renjun jatuh kembali terduduk dibangkunya.

"Gak ngehubungin, dia say hai doang ya gue bales, udah gak lebih"

"Bohong, lo mainin hp lebih dari 20 menit, gak mungkin kalo cuma say hai doang"

"Gue main hp dari tadi cuma-" Renjun berhenti berbicara, ia shock melihat beberapa bulir air mata jatuh mengalir dipipi Jeno, "Jen, lo nangis??"

Dengan buru-buru Jeno mengusapkan telapak tangannya pada wajahnya secara kasar.

"Gue gak nangis, gue marah" ucap Jeno dingin.

"Jen sumpah gue sama Yeri nuna cuma say hai doang-"

"Lo bilang mau pulang kan? yaudah gih pulang, sorry hari ini gue gak bisa nganterin"

"Jeno"

Jeno beranjak meninggalkan Renjun yang masih ditempatnya dan terus memperhatikan punggung Jeno yang telah berjalan menjauh darinya.

Heart Shaker |¦ NORENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang