10 : Suasana Hati Yang Cocok

3.5K 303 149
                                    

Setelah menuliskan beberapa huruf di atas kertas bergaris merah, sebagai tanda untuk hari pertamanya Hyera menerima kontrak itu, Hyera langsung menutup dan meletakkannya di atasnakas samping meja kecil di ruangan itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah menuliskan beberapa huruf di atas kertas bergaris merah, sebagai tanda untuk hari pertamanya Hyera menerima kontrak itu, Hyera langsung menutup dan meletakkannya di atas
nakas samping meja kecil di ruangan itu.

Dia mendengus dan menyenderkan kepalanya dipinggiran kursi kayu, dengan meja kecil yang menghadap langsung kearah luar apartemen kecil.

Apartemen milik sang suami yang sudah dia tempati dua hari yang lalu, yang kini sudah menjadi tempat favorit Hyera sejak awal datang kemari. Kamar kecil yang membuatnya tenang adalah dambaannya sejak dulu dan baru sekarang dia bisa merasakannya.

Waktu telah menunjukkan tengah malam, sejenak Hyera melirik kearah bulan yang sejak tadi hadir, dan menyaksikannya langsung serta menemani kesendirian Hyera dimalam awal musim dingin.

Terkadang keindahan dunia yang tak terbatas, membuatnya merasa nyaman tatkala semua ujian harus datang tanpa diundang.

"Hyera." suara bass itu berhasil membuatnya sadar dari alam halusinasinya.

Dengan cepat dia melirik kearah belakang serta membalikkan badannya, lebih tepat kearah sumber suara, suara Elvio yang sangat dia kenali sudah menyapa di pendengarannya.

Hyera menatap Elvio heran, "Apa? Sekarang apalagi, apakah ada berkas yang harus ku tanda tangani?" tanya Hyera mengerutkan dahi, melihat keadaan Elvio yang tengah dililit banyak selimut tebal.

"Aku kedinginan." Ucap Elvio mencoba menerangkan apa hasrat keinginannya.

"Lalu?" Hyera masih tak mengerti arah pikiran Elvio yang mendadak datang ditengah malam yang sedang hujan badai, bahkan petir pun bergemuruh.

"Apa kau tak mengingat janji kontrak kita?! kau harus menuruti semua keinginanku!" ujar Elvio berbasa-basi agar tak terlihat aneh saat meminta hal lain pada istrinya itu.

"Iya aku mengingatnya, jadi apa maumu? mau ku buatkan Coffe? teh panas? atau susu coklat?" Gelengan Elvio yang menyertai saat Hyera mengucapkan semua menu minuman yang dia Sebutkan.

"Lalu?" kini Hyera makin pasrah dengan keanehan Elvio saat.

"Aku akan tidur denganmu."

"APA?! "

"Kenapa? kau tak mau?"

"Ti-tidak, hanya saja.."

"Ahh kau ini banyak alasan, cepat tidur." Akhirnya Elvio langsung merebahkan badannya tepat di ranjang, tempat tidur Hyera.

Hyera langsung mematung sendiri saat dia bisa melihat tingkah laku suaminya di ranjang kamarnya itu, sedikit tersenyum saat Elvio terus mengusap kepalanya di bantal empuk, dan kakinya yang panjang tak muat untuk kasur sekecil itu.

"Kenapa kau malah bengong? Ayok kita tidur!" ucap Elvio membuat Hyera langsung berdiri dari duduknya di kursi dan segera mendudukkan pantatnya ditepi ranjang.

Dear V ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang