18 : Berlebihan

3.2K 290 24
                                    

Kedua orang itu tetap saja asik berbicara, tak lain orang itu adalah Hyera dan Bambam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kedua orang itu tetap saja asik berbicara, tak lain orang itu adalah Hyera dan Bambam.

Saat Bambam mengatakan bahwa ayahnya dibunuh oleh Daniel, pikiran Hyera langsung mengingat kejadian semalam, bahwa pria asing itu mengaku, bahwa dialah yang membunuh ayahnya.

Hyera langsung berpendapat, bahwa pria asing yang ia temui itu adalah Daniel. Hyera pun memutuskan untuk tidak membahas kematian ayahnya, Hyera ingin lebih dalam mengetahui latar belakang Savian, yang tak lain adalah adik dari Daniel.

"Apakah kau bisa memberi tahu tentang profil Savian Sayudha? apa saja yang bersangkutan dengan dia?" tanya Hyera dibalas anggukan oleh sang lawan, Bambam segera menanggapi kertas putih yang diberi Hyera dan satu pena yang sudah ia siapkan sebelumnya dan menggores beberapa huruf di dalam kertas itu.

"Savian, dengan nama lengkap Savian Sayudha adalah teman sekelas tuan Elvano, Savian sudah dekat sekali dengannya, sampai di anggap saudara oleh tuan Elvano, tuan Elvano itu tipikal yang susah sekali untuk bergaul dan Savian sudah mengambil hati tuan Elvano dan dekat sekali dengannya, yang aku tahu, Savian sejak dulu selalu mengejar hati teman sekelasnya, Yaitu Jessica Mauren, sepertinya perjuangannya itu harus berhenti disitu, karena ia tahu, bahwa Jessica ternyata menyukai temannya sendiri yaitu Tuan Elvano, dan itu membuat persahabatan antara keduanya merenggang, dan menurutku, Savian Sayudha itu teman masa kecilnya Naura, calon istrinya Tuan V!" putus bambam segera mengangguk bahwa pernyataan yang dia katakan itu benar.

"Teman masa kecil ya..." gumam Hyera dalam hatinya, lalu segera sadar saat Bambam nampak terus memandang penuh keheranan.

"Mengapa Nyonya bertanya mengenai dia?" sudah diduga, Bambam pasti bertanya demikian, dengan cepat Hyera sadarkan dari lamunannya dan mencari alasan yang tepat agar tak terlihat aneh.

"Emm.. Anu.. Aku hanya heran dengan nama pria itu... saat kau mengunjungi Apartemen kami, seperti tak asing bagiku, tapi aku tak mengingatnya, jadi aku bertanya padamu dan ternyata salah." Jelas Hyera bersikap sesederhana mungkin, agar terlihat efisien di hadapan Bambam, berharap pria itu percaya dan tak bertanya lebih.

"Oh, begitu rupanya, apa
hanya itu Nyonya?

"Iya sudah, terimakasih atas waktunya Bambam, kau bisa pulang." Ucap Hyera bersiap dari duduknya untuk berdiri dan melangkahkan kakinya.

"Mau kuantar Nyonya?" Seru Bambam, Hyera langsung menggeleng keras setelah Bambam berkata demikian.

"Tidak usah, setelah ini aku akan pergi kesuatu tempat dan jaraknya lumayan jauh dari sini, kau pulang saja."

"Tidak apa-apa Nyonya, ini sudah menjadi tugas saya, siapapun yang bersangkutan dengan Tuan V, maka dia adalah atasanku, termasuk anda selaku istrinya." Jelas Bambam segera berdiri dan menuntun Hyera sopan.

"Mari Nyonya." ucapan Bambam sungguh membuat Hyera pasrah dibuatnya.

"Jika seperti ini aku tak bisa menolak lagi." Hyera mengikuti langkah Bambam dan menaiki mobil hitam, duduk di kursi belakang dan memandang jalanan Kota saat mobil itu telah berjalan cepat.

"Ke Pemakaman Hiyeon saja." ucap Hyera segera dibalas anggukan oleh Bambam.

Tak membutuhkan waktu yang lama, lapangan luas dengan ribuan umat terkubur dibawah tanah sudah Hyera injak, dia melesat pergi tanpa sadar Bambam masih mengikutinya.

Ketika Hyera membalikkan badannya, ia sangat terkejut saat melihat Bambang tengah berdiri tepat di belakangnya.

"Aaaa!" Hyera menjerit kaget dan dia hampir terjatuh.

Dengan gerak cepat Bambam bisa melihat Hyera yang hampir terjatuh, segera digenggam kedua lengan wanita itu agar tak terjatuh tragis di atas tanah yang keras.

Pandangan keduanya bertemu dan memandang kikuk, sejenak Bambam memandangi wajah majikannya itu dan bergumam ria akan kecantikan yang dimiliki istri atasannya itu, bahkan mereka tak sadar jika sedari tadi ada makhluk berjas hitam telah mengawasi keduanya, dengan masker
berwarna sepadan mengucap beberapa sumpah serapah didalam mulutnya.

"Ahh.. Maaf" Bambam dengan cepat langsung melepas genggaman lengan Hyera dan berucap maaf karena bersikap tidak sopan.

"Tidak apa-apa." Hyera segera melesatkan langkahnya menuju gundukan tanah, dengan hiasan batu nisan diatasnya, yang sudah dia lihat dan hampir sampai pada tujuannya itu, sebelum dia samar-samar mendengar satu suara dari arah belakangnya.

"Puas bersenang-senangnya, Nyonya." Hyera tak begitu mendengarnya, dengan langkah ragu Hyera berbalik arah pandangannya.

Tak ada seorang pun yang mencurigakan, hanya saja ada pria berjaket hitam yang menunduk pada gundukan batu nisan disampingnya, meski berjarak jauh tapi nampak pria itu tenang disamping makam itu.

"Puasnya kau berselingkuh di belakangku, hmm?!"

Samar-samar Hyera mendengar lagi perkataan seseorang di belakang sana, suaranya amat ia kenal dan seketika tubuhnya mengeras dan panas dingin mulai meluncuri tubuhnya.

"V-- Elvio?!"

Sepoi angin merembes bebas mengenai kulit kedua insan disana, tatapan mereka bertemu dan saling meminta jawaban akan keheningan keduanya.

Elvio mencoba mendekati Hyera dan meraih pundak sempit wanita itu, Hyera hanya diam dan menanggapi setiap lekuk perbuatan Elvio.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Hyera saat Elvio mulai meraba tengkuk lehernya sensasional. Elvio masih diam dan tak menjawab, di bawahnya tengkuk Hyera maju, sehingga wajah mereka tak berjarak, Hyera semakin menepis jarak saat Elvio sudah menyatukan dahinya.

"Seharusnya aku yang bertanya, sedang apa kau dengannya? kau bahkan belum mengenal pria itu, kan? tapi kelihatannya kalian sangat dekat! apa yang sedang terjadi di belakangku, antara istriku dengan sekretaris ku sendiri, hah?!"

Hyera diam seribu bahasa, entah kenapa, kini tubuh Hyera sudah menegang saat suara Elvio yang berat itu, menyapa Indra Telinganya, ditambah tatapan Elvio yang tajam membuat Hyera sendiri hanya bisa menunduk takut.

"Di-dia hanya mengantarku."
Jawab Hyera gugup kala Elvio malah membalasnya dengan senyuman, seakan mengejek dan percayalah itu membunuh setengah keberanian Hyera.

"Untuk apa kamu memintanya untuk mengantarmu? ada aku kan, kenapa kau tidak meneleponku? aku suamimu bukan?" ucapan Elvio membuat Hyera menggeleng pelan.

"Aku tidak memintanya untuk mengantarkan ku, dia yang memaksaku." Ucap Hyera tegas membela dirinya.

"Apakah ucapanmu ini, bisa ku percayai?" mendengarnya membuat Hyera greget sendiri, dengan sepihak dia mendorong tubuh Elvio dan menatap tajam pada suaminya.

"Apa kau tak percaya padaku." ucap Hyera langsung dijawab dingin oleh Elvio.

"Baiklah, aku percaya... Hanya saja aku ragu, apa yang sebenarnya terjadi pada kalian, aku suami mu kan?" Tanya Elvio serius, dan langsung dijawab tegas oleh Hyera.

"Lebih tepatnya suami kontrak, kan? jadi jangan terus mengekang ku seperti ini Tuan V!!" ujar Hyera segera membalikkan badannya, berniat melangkah pergi, emosinya tak terkendali lagi, saat Hyera harus dipaksa untuk selalu sabar dengan sikap over protektifnya Elvio.

Minimal Follow, bantu Vote dan Komen lah gaes... Kan Gratis! 🤧

 Kan Gratis! 🤧

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dear V ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang