=2= Pengkhianat Negara ~Jinwoo~

219 25 0
                                    

Dari sudut pandang Jinwoo.

"Peraturan Pemerintah mengenai perjodohan warga negara, kini resmi dikeluarkan. Peraturan Pemerintah ini telah direncanakan lima tahun belakangan, guna meningkatkan angka kelahiran Korea Selatan. Setiap warga negara Korea Selatan yang telah berusia 21 ke atas dan belum menikah, akan segera ditentukan pasangannya. Perihal detail pasangan yang ditunjuk oleh pemerintah, akan segera dikirim ke e-mail pribadi."

Aku menatap layar besar yang terpasang di setiap bangunan pencakar langit itu dengan malas. Berita besar itu disiarkan di seluruh sudut kota, bahkan sampai ke pelosok desa. Kulihat beberapa orang yang sedang berlalu lalang terlihat tak acuh mendengar berita itu. Mereka terus berjalan atau kembali melakukan kegiatan mereka.

DRTDRTDRT ....

Kurasakan ponselku bergetar, ada yang menelepon. Kuangkat panggilan itu setelah membaca namanya.

"Halo!" sapaku.

"Kau sudah dengar beritanya?"

"Sudah. Kau di mana?"

"Di rumah."

Aku langsung melajukan mobilku yang sebelumnya menepi. Sesampainya di depan sebuah rumah bercat putih itu, aku langsung masuk. Orang itu berbalik saat menyadari kehadiranku.

"Aku tidak bisa menerima ini semua!"

"Apa yang membuatmu tak bisa menerimanya?" tanyanya.

"Kautahu Peraturan Pemerintah itu, 'kan? Dan kau pun tahu kalau aku salah satu sasaran dari peraturan bodoh itu?" tanyaku sedikit membentak. Emosiku mulai memuncak.

"Tahu. Lalu kenapa?" tanyanya datar.

"Itu artinya aku akan segera menikah dengan orang yang tidak kukenal!"

"Itu salahmu. Seharusnya dulu kau langsung menikahi kekasihmu saat kaudengar berita tentang peraturan ini!" bentaknya.

"Jadi itu salahku? Pemerintah yang bodoh membuat peraturan gila itu, tapi kau menyalahkanku?" tanyaku kembali meninggikan suara.

"Aku tahu kalau peraturan ini terdengar gila. Tapi pemerintah membuat peraturan ini karena ada alasannya."

"Enak sekali kaubicara. Kaubicara begitu karena kau anggota parlemen. Iya, 'kan?" tuduhku dengan senyum miring.

"Tutup mulutmu Park Jinwoo!" bentaknya lagi. Rahangku mengeras, emosi. "Kautahu, 'kan, kalau angka kelahiran negara kita sangat rendah semenjak perang dengan Korea Utara tujuh tahun lalu? Terlebih lagi kesadaran masyarakat kita untuk menikah dan meneruskan keturunan sangat rendah. Itulah alasannya kenapa peraturan ini dibuat."

"Iya, tapi tidak dengan menjodohkan rakyatnya dengan orang yang tidak dikenalnya." Aku menahan isakanku. "Tolong aku, Park Jinyoung. Aku tidak ingin dipaksa menikah, tapi aku juga tidak ingin disebut pengkhianat negara karena mengabaikan perintah negara."

Jinyoung, adik kembarku itu hanya menatapku iba. "Maaf, Jinwoo. Aku tak bisa menolongmu."

***

Malam harinya aku duduk di kursi kerjaku dan menatap laptop, menunggu e-mail dari pemerintah mengenai detail calon istriku. Tak lama sebuah e-mail masuk dan kubuka. Kulihat fotonya dan kubaca biografinya. Namanya Choi Sunny. Aku tak kenal. Aku mengacak-acak rambutku dan berteriak frustrasi.

DRTDRTDRT ...

Panggilan masuk dari Kim Hanna, kekasihku. Kuangkat panggilannya.

"Halo!"

ASTRO ONESHOOT FANFICTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang