=6= Ilusi ~Sanha~

219 18 7
                                    

Dari sudut pandang Bora.

Pagi ini aku bangun kesiangan. Ibuku sudah uring-uringan tak keruan. Aku tak menggubrisnya. Aku berkemas diri untuk berangkat. Dengan gerakan kilat aku membereskan semuanya supaya tidak terlambat. Setelah selesai berkemas, aku pun berangkat walau lebih siang dari biasanya. Tapi syukurlah, kali ini Dewi Fortuna masih berpihak padaku. Aku sampai sekolah tepat waktu.

Kulangkahkan kakiku panjang-panjang supaya cepat sampai. Beberapa lorong di sekolahku sudah kulalui dengan cepat karena waktuku kini tak banyak. Aku berjalan dengan hati was-was. Takut kalau aku telat masuk kelas. Karena hari ini jam pertama adalah Fisika, dan aku takut sekali dengan guru itu. Aku tak ingin dipermalukan di depan kelas karena datang lebih siang dari guru. Guru Fisikaku memang selalu tepat waktu bila mengajar.

Akhirnya perjuanganku tak sia-sia. Aku dapat melihat teman-temanku semua ada di depan kelas. Dan pelajaran pun belum dimulai. Syukurlah kalau begitu. Kini aku berjalan lebih santai dari sebelumnya. Karena aku tahu aku pasti tak akan telat.

Aku berjalan menuju kelasku dengan wajah gugup. Mungkin karena aku cepat-cepat tadi. Aku merasa ada yang aneh dengan sepatuku. Aku pun berhenti melihat ke bawah. Pantas saja, rupanya tali sepatu kiriku lepas. Aku pun menali kembali sepatuku supaya tak terjerembab karena menginjaknya.

Setelah selesai, aku pun bangkit kembali dan ingin meneruskan langkahku yang sempat terhenti. Ketika aku melihat ke depan, betapa terkejutnya aku melihat siapa yang aku lihat pertama kali. Seketika mataku terbelalak. Langkahku tiba-tiba terhenti. Kurasakan kini jantungku berdetak mulai tak karuan. Napasku sempat terhenti untuk beberapa saat. Aku menundukkan kepalaku dan berjalan menuju kelas tanpa menatap ke depan. Entah mengapa dari dulu aku tak dapat menghindari itu.

"Boraaaa ...," teriak seseorang histeris padaku ketika aku sampai di depan pintu kelas. Suaranya begitu nyaring di telinga. Spontan aku menutup telingaku supaya telingaku akan baik-baik saja setelah mendengar suara ajaib tadi.

"Apaan sih, Inna?" tanyaku dengan nada malas. Entah mengapa rasanya hari ini benar-benar tak menggairahkan.

"Tumben banget lo berangkat siang? Biasanya juga lo nemenin satpam buka gerbang," tanyanya. Aku membalasnya dengan senyum kecut.

"Satpamnya bosan gue temenin mulu!" jawabku asal lalu masuk ke kelas dan menaruh tasku di bangku sebelah Inna. Mendengar jawaban itu, Inna hanya melengos. Ia pun menghampiriku yang sedang duduk termangu menatap papan tulis dengan pandangan kosong.

"DOOOORRR!!!" Inna mencoba mengagetkanku, namun itu sama sekali tak berkesan padaku. Aku menatapnya sinis. Inna spontan membekap mulutnya dengan tangan kirinya dan tangan kanannya ia bentuk seperti huruf 'V' sebagai isyarat meminta maaf. Aku hanya melengos melihat tingkahnya.

Inna tak bicara lagi. Ia tahu kalau aku sekarang sedang tak bergairah untuk meladeni tingkahnya yang sedikit tidak jelas. Aku tak peduli. Aku kembali meletakkan telapak tanganku di dagu untuk menopang wajahku. Tak lama bel masuk berbunyi. Semua siswa langsung berhambur masuk kelas dan duduk di bangkunya masing-masing.

Jam pertama Fisika. Sebenarnya aku sedikit malas pagi ini untuk belajar, namun apa boleh buat, aku harus mengikutinya dengan hati terpaksa. Aku mendengarkan penjelasan guru namun apa yang disampaikan tak ada satu pun yang masuk ke otakku. Aku memandang wajah guruku dengan tatapan kosong.

Pelajaran Fisika akhirnya selesai dengan ditandai bel istirahat yang menggelegar di setiap sudut sekolah. Semua siswa langsung berebut keluar untuk ke kantin setelah sang guru keluar. Termasuk Inna. Ia sudah berdiri dari kursinya hendak menuju kantin. Baru dua langkah, ia langsung menoleh ke arahku. "Bora, lo nggak ke kantin?"

Aku tak menoleh melainkan hanya melirik sambil daguku ditopang telapak tangan kananku. "Lagi nggak mood," jawabku malas. Inna mengerutkan dahinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 07, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ASTRO ONESHOOT FANFICTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang