Gadis kecil berusia 3 tahun itu menangis kala sebuah mobilan kecil berbentuk ambulans tak bisa ia dapatkan, bocah lelaki yang lebih besar darinya itu tak mau mengalah dan tetap memeluk mobil-mobilan kesayangannya tersebut.
"Ini milikku!" dengus bocah lelaki itu. Tangan mungil bocah perempuan yang diketahui adalah adiknya itu terus mencoba meraih mainan milik Kakaknya yang sudah diangkat tinggi-tinggi hingga si gadis kecil tak bisa meraihnya lagi.
"Rean! Apa yang kau lakukan? harusnya kau mengalah pada adikmu, ayo berikan!" tegur Kathrine, Ibu mereka.
"Tapi, Mom ...,"
"Kau harus mengalah, Rean. Kau lebih besar dari Reana!"
"Ambillah!" Rean memberikan mainan itu pada Adiknya, Reana.
Tidak adil! Kenapa harus aku yang selalu mengalah? Rean kecil bertanya dalam hati.
Ia berfikir memiliki Adik itu menyenangkan, namun ternyata semua itu salah. Karena semenjak Adiknya terlahir ke dunia, ia seolah-olah tak dianggap oleh orangtuanya lagi.
***
Anak laki-laki berusia 10 tahun itu berusaha menenangkan adiknya yang lututnya mengeluarkan darah akibat terjatuh saat ia menaiki sepeda.
"Ayo, biar Kakak menggendongmu," bujuk bocah lelaki itu. Namun, anak perempuan berusia 5 tahun tersebut tidak mau menaiki punggung Kakaknya, ia memilih tetap menangis di halaman mansion mereka.
"Apa yang terjadi?" tanya seorang wanita paruh baya yang keluar dari dalam mansion menghampiri mereka.
"Reana terjatuh, Mom," jawab bocah lelaki itu.
"Terjatuh? Bagaimana bisa? Apa kau tak menjaga adikmu dengan baik?" tanya Ibu meraka dengan nada marah pada si bocah lelaki itu. Wanita itu kemudian menyuruh seorang maid membersihkan dan mengobati luka Reana, putri bungsu kesayangannya.
"Reana terjatuh dari sepeda, Mom. Padahal aku sudah melarangnya untuk naik."
"Jadi maksutmu, kau menyalahkan adikmu terjatuh akibat ia yang membangkang dari nasihatmu? Reana adalah anak baik, dia tidak mungkin membangkang. Kau saja yang tidak becus menjaganya." emosi wanita itu meluap. Kini ia menarik telinga putra sulungnya hingga bocah lelaki itu mengaduh kesakitan.
Selalu saja begini, jika Anna yang melakukan kesalahan maka ia yang akan mendapatkan hukuman. Jika Reana terluka maka ia yang akan disalahkan karena dianggap tak becus merawat Adiknya.
***
"Mommy?" ucap seorang pemuda 17 tahun itu lirih. Ia merasa kepalanya begitu sakit ketika terbangun di atas rerumputan.
Segera ia bangun dan melihat sekeliling, ia begitu kaget saat menyadari apa yang terjadi dan kenapa kini ia bisa seperti ini. Kecelakaan.
Segera ia berlari ke arah mobil yang kini terbalik beberapa meter di depannya. Ia ingat sebelum kejadian ini, dia dan Reana duduk di jok belakang.
"Mommy ... Daddy ...," panggil Rean lirih pada orangtuanya yang sudah tak bernyawa.
"Ka-kak." Rean terkesiap kaget ketika mendengar suara adiknya memanggil dirinya lirih. Segera ia beralih ke bagian belakang, di sana ada Reana yang dalam kondisi parah.
Rean berusaha mengambil Adiknya yang terperangkap di dalam, tak mempedulikan kondisinya sendiri yang juga terluka parah.
"Reana! Bertahanlah!" ucap Rean saat mengambil tubuh Adiknya lewat jendela mobil yang ringsek. Beruntung Reana memiliki tubuh yang kecil, sehingga cukup mudah dikeluarkan dari sana. Rean menyadari sesuatu dan merasa tak memiliki banyak waktu, ia harus cepat sekarang sebelum mobil itu meledak.
Rean berhasil mengeluarkan Reana dari sana, segera ia mengangkat sang Adik dan menggendongnya menjauhi mobil. Ia tak peduli dengan kondisinya yang juga tak kalah parah dari Reana, yang terpenting baginya adalah ia dan Adiknya harus selamat.
Dalam hitungan detik mobil itu meledak hingga melemparkan tubuh mereka berdua. Reana terlempar jauh dari Rean, segera Rean menghampiri tubuh Adiknya yang semakin memucat. Remaja itu menepuk pipi Reana agar Adiknya bangun.
"Reana ... bangunlah, kumohon!" ucap Rean sambil memangku Adiknya. Reana sedikit membuka matanya, namun tak lama ia kembali jatuh pingsan.
Segera Rean memberikan CPR untuk Reana agar adiknya kembali terbangun, tak peduli berapa banyak ia memberikan CPR untuk Adiknya, ia ingin Adiknya kembali padanya.
Reana bangun dan segera Rean memangku sang Adik, ia bersyukur adiknya bisa kembali padanya. Beberapa saat kemudian mobil DAMKAR, mobil Polisi, dan Ambulance datang ke lokasi kejadian.
Rean dan Reana segera dibawa menuju rumah sakit untuk diberikan pertolongan.
***
Gadis cantik seusia dengan Rean itu terus membisikkan kata menghasut pada Rean. Rean yang memang sejak awal sudah sangat kesal pasa Reana, begitu mudah termakan oleh bisikan jahat Liliana Verena, kekasihnya.
"Kau benar, Lili. Ini semua salah dari anak itu, karena dia semua ini terjadi." Rean mengepalkan tangannya, sedangkan Lilian yang memang sejak awal tak menyukai Reana, tersenyum penuh kemenangan.
Ketika itu Adiknya yang akan duduk di sekolah menengah pertama mengajak Ayah dan Ibunya untuk pergi makan malam di luar. Ia terus menangis dan merengek seperti anak kecil, akhirnya orangtua mereka setuju dan berangkat ke restoran favorit mereka.
Di tengah perjalanan, Reana terus mengganggu Rean yang tengah kesal pada Adiknya itu. Akhirnya pertengkaran keduanya terjadi, Reana yang tak sengaja terkena pukulan Rean langsung menangis kencang, membuat konsentrasi Ayahnya terganggu dan kecelakaan itu pun terjadi.
Mobil yang mereka tumpangi menerobos pembatas jalan dan meluncur ke jurang.
"Ya, Sayang, ini semua salah Reana," ucap Liliana sambil tersenyum penuh kemenangan ketika berhasil menghasut Rean.
_______Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sadistic Brother (Revisi)
RomanceBerawal dari sikap pilih kasih yang dilakukan orangtuanya pada Rean dan Reana, menjadi awal mula kebencian Rean terhadap Adiknya. Adiknya yang selau dihujani kasih sayang oleh orangtuanya, dan Reana yang ia anggap menjadi penyebab utama kecelakaan y...