Di suatu malam... Hawa termenung menatap langit-langit kamarnya. Dan dilihatnya Adam yang berbaring di sisinya mulai merem melek terserang kantuk yang mulai hebat...
Mulailah Hawa berceloteh dengan yakinnya, dengan segala kemungkinan Adam hanya akan tertidur seolah sedang mendengarkan... dan mendengkur keras seolah Adam sedang meresponi celotehan Hawa...
"Kau tahu, sayang...", mulai Hawa, "Sewaktu kita masih pacaran... tak sekejap pun,,, matamu mau berkedip bila sedang memandangiku... seolah aku ini bidadari tercantik yang turun dari langit. Kau merasa begitu rugi bila berpaling dariku sedikiiiiiit saja..."
Kepala adam melorot turun dari bantalnya hingga ia terkesan sedang mengangguk.
"Kau tahu, sayang...", mulai Hawa lagi, "Sewaktu kita masih pacaran... tak sepenggal kata pun yang keluar dari mulutku, kau lewatkan... seolah suaraku adalah musik terindah yang pernah kau dengar. Kau merasa begitu rugi bila tak mendengarnya sedikiiiiit saja..."
Adam tak bersuara ataupun bergerak. Diam mematung dengan mata terpejam yang bersahaja seolah ia sedang menikmati suara Hawa bagaikan lagu penghantar tidur yang paling merdu sedunia...
"Kau tahu, sayang...", lagi-lagi Hawa membuka mulutnya, "Sewaktu kita masih pacaran dulu,,, tak sedetikpun dan tak sejengkalpun,,, kau mau meninggalkan aku... kau merasa begitu ketakutan kalau aku akan hilang dari sisimu... seolah aku ini permatamu yang paliiiiiing berharga..."
Sampai di situ kalimat Hawa... mulai terdengarlah dengkuran Adam yang keras... Hawa tak tahu ia harus berandai-andai adam sedang apa???
"Sayang..." Hawa mulai menepuk bahu Adam dengan lembut. "Bangun, sayang..."
Adam pun terbangun dengan sedikit tersentak.
"Hhhhh..." Hawa melengos..."Segitu terkejutnya dikau... sedang bermimpi di maki-maki olehku???"
Adam menggeleng cepat. "Enggak, sayang! Tidak sekejap pun mataku mau berkedip untuk berhenti melihatmu. Itu suatu kerugian bagiku. Karena kamu adalah bidadari tercantik yang turun dari langit. Apalagi sepenggal kata saja yang keluar dari mulutmu, kulewatkan... itu benar-benar suatu kerugian... suaramu adalah musik terindah sedunia... Apalagi meninggalkanmu sejengkal saja dalam waktu sedetik saja??? Itu musibah. Karena kamu adalah permataku yang paling berharga..."
Mendengar semua itu... Hawa menatap penuh haru...
Kata Hawa kemudian, "Sayang,,, selama ini,,, aku pikir kamu selalu tertidur bila aku sedang berceloteh sepanjang malam..."
Adam menggeleng. "Enggak, sayang... Sungguh!!! Buktinya, aku ingat setiap kata per kata yang kau ucapkan itu kan? Mana mungkin aku tertidur???"
Hawa mengangguk. "Tapi aku tak menyangka... kau benar-benar ingat semuanya..."
"Iyalah,,, aku s'lalu mendengarnya di dalam mimpiku setiap malam...", sahut Adam.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAAT KAU MEMBIARKANKU SENDIRI...
Romancekumpulan kisah-kisah sedih antara Adam (jelas laki-laki) dan Hawa (jelas perempuan)... dalam bahasa mendongeng... tapi tanpa pembukaan klise macam "Dahulu kala...". Kisah-kisah sedih di malam minggu, malam jum'at dan malam kelabu akibat salah pilih...